Tokocrypto menilai bahwa koreksi harga Bitcoin dan Altcoin saat ini masih tergolong sehat dan akan masih mampu rebound. Probabilitas The Fed akan pangkas suku bunga pada FOMC 17 September 2025 tiba-tiba menguat.
Harga Bitcoin (BTC) tetap bergerak terkoreksi, tapi dalam pola konsolidasi usai keputusan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 persen–4,50 persen pada Rabu, (30/7/2025). Menurut analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, koreksi yang terjadi masih tergolong sehat dan belum mengubah tren naik jangka menengah BTC secara makro.
“Bitcoin masih berada dalam tren naik secara struktur makro. Koreksi ke bawah US$118.000 merupakan bagian dari koreksi harga yang disebabkan lesunya investor dan trader untuk masuk ke pasar,” jelas Fyqieh dalam keterangannya, Kamis (31/7/2025).
Ia menilai ketahanan BTC di atas area support penting US$115.780 atau sekitar Rp1,9 miliar dapat membuka jalan menuju penguatan kembali ke kisaran US$126.000–US$130.000 dalam waktu dekat.

“Namun bila support tersebut jebol, harga bisa turun lebih jauh ke US$113.800. Meski begitu, ini masih dalam konteks koreksi sehat,” tambahnya.
Altcoin Masih Tertekan pada Jumat Malam
Terpantau pada Jumat malam, dalam 24 jam terakhir, sejumlah altcoin mengalami tekanan harga yang cukup signifikan. Ethereum (ETH) mencatat penurunan sebesar 3,88 persen dan diperdagangkan di kisaran US$3.631,17. Koreksi ini turut menyeret altcoin besar lainnya.
Harga BNB (BNB) turun 2,44 persen ke level US$770,18. Solana (SOL) juga ikut tertekan lebih dalam dengan penurunan harian sebesar 4,08 persen, kini berada di harga US$169,25.
Dogecoin (DOGE), yang sebelumnya sempat mencatat tren positif, kini turun 2,93 persen dan diperdagangkan di angka US$0,2094. Sedangkan Cardano (ADA) juga mengalami koreksi sebesar 3,18 persen menjadi US$0,7348.
Satu-satunya altcoin yang tampil menguat dalam 24 jam terakhir adalah XRP, dengan kenaikan harga sebesar 1,97 persen ke level US$3,03. Hal ini menunjukkan adanya dorongan beli yang cukup signifikan, berbeda dengan mayoritas altcoin lain yang justru bergerak melemah dalam periode yang sama.
Sementara itu, TRON (TRX) relatif stabil dengan kenaikan ringan 0,27 persen menjadi US$0,3275, memperlihatkan kinerja yang lebih tangguh dibandingkan rata-rata altcoin lainnya di tengah pasar yang sedang terkoreksi.
Sebelumnya, pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang bernada hawkish mendorong ekspektasi bahwa penurunan suku bunga tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini sempat menekan harga BTC ke level US$117.500 sebelum akhirnya pulih ke kisaran US$118.000 atau sekitar Rp1,94 miliar.
Per Kamis lalu, data CME FedWatch mencatat, peluang pemangkasan suku bunga pada September turun dari 63,7 persen menjadi 47,1 persen. Di pidato itu Powell menyebut situasi saat ini sebagai “awal dari inflasi tarif”, merujuk pada dampak dari kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump yang mulai terasa di sektor konsumen.
Penelusuran terbaru pada Jumat malam, peluang pemangkasan suku bunga tiba-tiba naik lebih dari 80 persen.

Meski pasar global sempat mencatatkan penguatan tipis usai pernyataan The Fed—indeks Dow Jones naik 0,06 persen dan Nasdaq menguat 0,5 persen—pasar kripto cenderung bergerak lambat. Namun di tengah stagnasi harga BTC, muncul sinyal awal dari pasar altcoin yang menunjukkan kinerja lebih kuat.
Dominasi Bitcoin di pasar kripto mengalami penurunan signifikan dalam sebulan terakhir, yakni sekitar 7 persen. Ini membuat analis mulai mewacanakan potensi kembalinya musim altcoin (altseason).
“Pola grafik dominasi BTC tahun ini menyerupai formasi falling wedge seperti pada 2021, sebelum reli besar-besaran altcoin terjadi,” ujar Fyqieh. Ia memperkirakan dominasi BTC bisa turun hingga 52 persen dalam beberapa bulan ke depan.
BACA JUGA: Tanda Altseason Terlihat, Ini 3 Altcoin Populer yang Wajib Dipantau
Beberapa altcoin besar seperti Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan XRP mencatatkan kinerja lebih baik dari BTC dalam beberapa pekan terakhir.
Volume perdagangan berjangka perpetual ETH bahkan sudah melampaui BTC untuk pertama kalinya sejak akhir 2022, menurut data dari Glassnode. Kendati demikian, Indeks Musim Altcoin dari Blockchain Center masih berada di level 37, menandakan altseason belum dimulai secara resmi.
“Volatilitas kemungkinan masih akan tinggi dalam beberapa hari ke depan menjelang rilis data inflasi,” kata Fyqieh.
Ia menegaskan, bagi investor inilah saat yang tepat untuk menerapkan strategi manajemen risiko, dan tetap mengamati pergerakan harga dengan cermat. [ps]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.