Pasar kripto memang penuh gejolak. Beberapa hari lalu, likuidasi besar senilai US$1,7 miliar kembali memicu kepanikan di kalangan investor, menegaskan betapa cepat dan tajamnya pergerakan harga di industri ini.
Di tengah kondisi itu, pandangan tokoh berpengaruh sering dijadikan pegangan. Salah satunya datang dari Tom Lee, co-founder Fundstrat sekaligus Chairman BitMine, yang baru-baru ini membagikan prediksinya tentang arah pasar kripto ke depan.
Ethereum Jadi Primadona Wall Street dan Gedung Putih
Dilansir dari laporan The Block, dalam konferensi Korea Blockchain Week 2025 pada Rabu (24/9/2025), Tom Lee menegaskan keyakinannya bahwa Ethereum adalah rantai blockchain netral yang paling ideal bagi institusi besar, mulai dari Wall Street hingga Gedung Putih.
“Menurut saya, tidak ada yang merasa bahwa ada pihak tertentu yang bisa ‘memiringkan timbangan’ di Ethereum,” ujar Lee. Ia menambahkan, Wall Street hanya memilih jaringan yang netral dan transparan sebagai tempat beroperasi.
Lee juga menyoroti perubahan sikap politik terhadap aset digital di bawah pemerintahan Donald Trump. Menurutnya, baik Gedung Putih maupun Kongres Amerika Serikat kini semakin menunjukkan sikap yang pro-kripto.
Lebih jauh, ia menilai kebutuhan akan ekonomi token untuk mendukung era kecerdasan buatan (AI) dan robotik akan semakin mendesak, dengan Ethereum berperan penting dalam pergerakan tersebut.
“Bahkan Presiden Trump hari ini berbicara tentang Proof-of-Human untuk melindungi kita, dan sebagian besar upaya itu akan dibangun di Ethereum,” jelasnya, merujuk pada pidato Trump di Majelis Umum PBB sehari sebelumnya.
Lee menambahkan, transformasi BitMine menjadi perusahaan pengelola investasi Ethereum terbesar membuka jalan menuju sebuah “super cycle” yang menurutnya bisa berlangsung hingga 10 hingga 15 tahun ke depan.
BitMine Catat Lompatan Kapitalisasi
Transformasi BitMine terbukti membuahkan hasil besar. Sejak beralih menjadi perusahaan pengelola investasi Ethereum pada Juni lalu, kapitalisasi pasar perusahaan tersebut melesat tajam dari sekitar US$37,6 juta menjadi US$9,45 miliar per Rabu ini.
Dengan lonjakan tersebut, BitMine tercatat sebagai pemegang Ethereum terbesar di dunia dengan aset mencapai 2,15 juta ETH. Secara keseluruhan, posisinya berada di bawah Strategy milik Michael Saylor yang masih memegang gelar perusahaan investasi aset digital terbesar.
“BitMine memperdagangkan US$3 miliar per hari, MicroStrategy US$3,4 miliar. Kami berdua saat ini mewakili sekitar 95 persen dari total volume perdagangan Digital Asset Treasury (DAT),” ujarnya.
Menurut Lee, dominasi tersebut menjadikan BitMine dan Strategy layaknya saham dengan kapitalisasi besar. Keduanya diperkirakan akan masuk ke indeks utama, sehingga berpotensi memperoleh aliran dana pasif yang dapat menjaga valuasi dalam jangka panjang.
Proyeksi Bullish untuk Bitcoin dan Ethereum
Selain ETH, Tom Lee tetap optimistis terhadap prospek Bitcoin. Ia memperkirakan harga BTC bisa ditutup di kisaran US$200.000 hingga US$250.000 pada akhir tahun ini. Sementara itu, Ethereum diproyeksikan berada di level US$10.000 hingga US$12.000.
Keyakinan tersebut, kata Lee, didukung oleh tren musiman Q4 yang biasanya menguntungkan pasar kripto. Selain itu, perubahan sikap The Fed yang kini lebih dovish setelah sepanjang tahun cenderung hawkish juga menjadi angin segar bagi investor.
Lee menambahkan, proyeksinya sejalan dengan analisis teknikal Fundstrat CMT Mark Newton. Jika Bitcoin berhasil menembus US$250.000, Ethereum diperkirakan bisa naik lebih tinggi, mencapai US$12.000 atau bahkan hingga US$15.000.
Dengan proyeksi yang optimistis, Lee berusaha menenangkan pasar yang dilanda kepanikan akibat likuidasi besar-besaran. Pandangannya memberi gambaran bahwa, di balik gejolak jangka pendek, pertumbuhan jangka panjang bagi BTC maupun ETH masih terbuka lebar. [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.