Torehan Terbaik Bitcoin Setelah 15 Tahun Penerbitan Whitepaper

Setelah 15 tahun berlalu sejak whitepaper Bitcoin diterbitkan oleh Satoshi Nakamoto pada 31 Oktober 2008 (bertepatan dengan Halloween) silam, teknologi blockchain dan crypto pertama di dunia ini masih bertahan di nomor wahid di atas ribuan kripto lainnya. Apa saja torehan paling menonjol Bitcoin dan akan terus berkembang di masa depan?

Lahirnya Bitcoin adalah respons terhadap sistem keuangan global yang parah di tahun 2008 yang berpangkal dari krisis kredit perumahan di Amerika Serikat. Peristiwa terheboh di abad modern itu memaksa sejumlah negara melakukan bailout terhadap sejumlah perusahaan agar bisa bertahan. Satoshi Nakamoto kala itu mencontohkan saran langkah bailout dari parlemen Inggris.

Pada ujungnya, demi meredam situasi, Amerika Serikat lewat The Fed melakukan aksi yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yakni menerbitkan uang dolar sebanyak-sebanyaknya lewat kebijakan pelonggaran kuantitatif dan menurunkan suku bunga acuan hampir mendekati nol.

Bitcoin juga sekaligus menawarkan sistem keuangan baru yang relatif bebas dari kendali negara dan perusahaan besar secara langsung. Bitcoin sebagai sistem transfer uang, disebut blockchain dan Bitcoin (BTC) sebagai bentuk “uang” baru itu mengandalkan sistem kriptografi yang canggih. Sistem jaringannya pun desentralistik dengan pasokan BTC maksimal hanya 21 juta unit lewat sistem penambangan. Fitur itu diperkuat dengan sistem halving setiap 4 tahun untuk menjamin kelangkaannya.

Seiring berjalannya waktu, kendati kecepatan transaksi BTC jauh di bawah blockchain Ethereum atau blockchain jenis baru lainnya, kelangkaan dan perannya sebagai kripto perintis, Bitcoin tetap masih nomor satu.

Bahkan yang terbaru, digadang-gadang oleh perusahaan raksasa BlackRock menjadi bagian dari produk mereka, yakni Spot Bitcoin ETF yang kelak melantai di bursa efek Amerika Serikat, jikalau SEC memberikan restu. Dunia pun diberikan alternatif aset untuk investasi yang lebih menarik daripada emas.

Berkat sokongan itu kelak, harga BTC bisa terkerek tinggi menjadi US$150 ribu (Rp2,3 milyar) pada tahun 2025 menurut perusahaan riset investasi perusahaan Bernstein. Sebagai informasi, perusahaan Wall Street ini pernah sangat ragu terhadap aset andalan ini.

Perkembangan menarik lainnya adalah Protokol Ordinals yang diperkenalkan pada Januari 2023 Casey Rodarmor. Protokol ini memungkinkan penerbitan Non-Fungible Token (NFT) langsung di blockchain Bitcoin, namun pada tingkatan satuan terkecil BTC, yakni satoshi. Protokol ini tidak mungkin hadir, tanpa upgrade Taproot terhadap source code Bitcoin pada 14 November 2021 lalu. Kebolehan NFT langsung di blockchain Bitcoin ini adalah bukti teknologi ini bisa beradaptasi dengan dinamika kripto dan pasar di masa depan.

Taproot pada dasarnya meningkatkan fungsi contract pada Bitcoin dan menjadi asas penting pula bagi perkembangan apik berikutnya untuk Bitcoin Lightning Network (LN). Jaringan lapis kedua yang terhubung ke blockchain Bitcoin ini diasaskan sejak tahun 2015 Joseph Poon and Thaddeus Dryja dan mendapat sambutan baik dan perkembangan bagus dan berpuncak sebelumnya di tahun 2019.

Hanya saja penggunaan dan penerapan LN ini masih jauh dari harapan, walaupun kelak bisa digunakan untuk penerbitan dan transaksi stablecoin super cepat, misalnya untuk USDT jauh berbeda dengan USDT berbasis Bitcoin di zaman dulu.

Bitcoin Perlu Use Case yang Lebih Luas dan Praktis

Kini pertaruhan besar Bitcoin, khusus soal peningkatan harga, bukan sekadar kripto ini dijadikan aset sungguhan ketika kelak masuk bursa efek yang diwakili oleh ETF, tetapi perlu perluasan masif agar use case-nya, setidaknya setara dengan sistem blockchain lainnya yang popular dan cepat untuk stablecoin, yakni Ethereum ataupun Tron. Untuk yang satu ini perusahaan Tether sudah mewacanakannya. Kelak kita bisa menemukan sistem blockchain Bitcoin yang dipadukan dengan LN digunakan masif sebagai alternatif pengiriman uang secara global yang murah dan aman.

Jadi, tanpa use case yang luas dan praktis, fitur halving kelak tak akan ada gunanya, karena kelangkaan menjadi kurang relevan dengan kemajuan jaman. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait