Pergerakan harga Bitcoin belakangan ini menjadi sorotan utama. Banyak pihak optimistis BTC mampu menembus level US$200.000 pada tahun ini. Namun, yang tak kalah menarik, sejumlah trader dan investor di Polymarket justru lebih percaya bahwa harga Bitcoin berpotensi jatuh ke bawah US$100.000 sebelum akhir tahun.
Bettor Prediksi BTC Jatuh ke Bawah US$100 Ribu
Hingga Jumat ini, 68 persen trader di Polymarket memperkirakan Bitcoin akan turun ke bawah US$100.000 tahun ini. Angka tersebut melonjak tajam dibanding awal Agustus, ketika hanya 41 persen bettor yang memprediksi skenario serupa.

Lonjakan keyakinan ini didorong oleh aktivitas whale dalam beberapa waktu terakhir. Menurut laporan The Block pada Kamis (27/08/2025), aksi jual besar-besaran dari whale dan pemegang jangka panjang masih mampu diimbangi permintaan beli.
Analis Presto Research, Min Jung, menjelaskan bahwa dukungan terutama datang dari treasury korporasi dan investor institusional, yang sejauh ini dapat menyerap tekanan jual yang besar di pasar Bitcoin.
“Sejauh ini, aksi jual besar-besaran dari whale dan pemegang jangka panjang masih mampu ditopang oleh permintaan beli yang cukup — terutama dari treasury korporasi dan investor institusional,” jelas Jung.
Namun, Jung mengingatkan bahwa kondisi pasar Bitcoin bisa berubah bila para pemegang besar (whale) mulai melepas aset BTC mereka secara lebih agresif. Lonjakan suplai semacam itu berpotensi mengguncang stabilitas harga.
Pertanyaan utamanya, apakah ada cukup permintaan baru untuk menyerap tekanan jual tersebut. Jika tidak, skenario harga BTC yang jatuh ke bawah US$100.000 menjadi semakin mungkin terjadi.
Bisakah Bitcoin Bertahan di Atas US$100 Ribu?
Pandangan serupa juga disampaikan Chairman Indodax, Oscar Darmawan, yang menilai harga BTC berpotensi kembali ke US$100.000 di tahun 2025. Saat ini Bitcoin berada di kisaran US$110.000-US$113.000, sehingga koreksi turun dianggap sebagai skenario yang realistis di tengah fase penyesuaian pasca halving 2024.
Oscar menekankan bahwa meski regulasi pro-kripto dari AS membantu menjaga stabilitas jangka menengah, pasar tetap rentan terhadap volatilitas jangka pendek. Kondisi ini bisa membuat Bitcoin sulit mempertahankan posisinya di atas US$110.000.
Proyeksi Harga Bitcoin 2025, Oscar Darmawan: Dapat Kembali ke US$100 Ribu
Dari sisi lain, analis K33, Vetle Lunde, memperingatkan risiko tambahan dari lonjakan leverage di pasar derivatif. Open interest di kontrak perpetual futures Bitcoin melonjak ke titik tertinggi dua tahun, menembus lebih dari 310.000 BTC atau setara US$34 miliar.
Kenaikan ini diiringi lonjakan funding rate dari 3 persen ke hampir 11 persen, menandakan posisi long yang semakin agresif di tengah stagnasi harga. Lunde menilai kondisi ini mirip dengan musim panas 2023 dan 2024, yang saat itu berakhir dengan gelombang likuidasi besar.
Dengan tekanan jual dari whale, prediksi bearish di Polymarket, dan lonjakan leverage di pasar derivatif, arah pergerakan harga Bitcoin di sisa 2025 masih belum pasti. Pertanyaannya, mampukah harga BTC bertahan di atas US$100.000 atau justru tergelincir? [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.