Trader Short Ketar-ketir, Ethereum Bikin US$500 Juta Lenyap

Satu per satu posisi short mulai tumbang begitu harga Ethereum (ETH) secara mengejutkan menembus kembali level US$2.670. Menurut data yang dibagikan analis on-chain Amr Taha dari CryptoQuant, pergerakan harga yang cepat ini memicu gelombang besar likuidasi di Binance, dengan total nilai lebih dari US$500 juta.

Peristiwa ini tak hanya menyisakan kerugian besar bagi trader yang terlalu percaya diri dengan arah penurunan pasar, tetapi juga memunculkan kembali dinamika lama, yakni short squeeze.

Short squeeze semacam ini sebenarnya bukan barang baru. Ketika terlalu banyak trader memasang posisi jual dengan leverage tinggi, pasar jadi sangat sensitif terhadap perubahan arah. Begitu harga mulai naik sedikit saja, efek domino bisa terjadi.

Trader yang masuk terlalu akhir akan panik menutup posisi mereka untuk menghindari kerugian lebih besar, dan sistem otomatis pun mulai mengeksekusi order beli guna menutup short tersebut.

Dalam skenario seperti ini, tekanan beli justru datang dari pihak yang sebelumnya bertaruh harga akan jatuh. Ironis? Tentu saja.

Posisi Short Ethereum Padat, Risiko Meledak Tak Terhindarkan

Di sisi lain, analis on-chain yang mengamati fenomena ini menyoroti akar persoalannya, yakni terlalu banyak trader yang berdesakan mengambil posisi short dalam waktu bersamaan.

Situasi ini menciptakan kerentanan yang mudah dimanfaatkan oleh pasar. Saat harga mulai naik, meskipun sedikit, efeknya bisa langsung memicu gelombang likuidasi yang beruntun.

Lebih lanjut lagi, dorongan beli akibat likuidasi ini menyebabkan funding rate berubah arah. Dari negatif menjadi positif. Artinya, trader yang ingin mempertahankan posisi short harus mulai membayar biaya ekstra untuk tetap bertahan.

Ini semakin mempersempit ruang gerak mereka dan mendorong lebih banyak orang untuk angkat kaki dari posisi mereka.

Aliran Masuk ETH ke Bursa Derivatif Mulai Naik

Sementara itu, sejak hari Jumat (12/6/2025), ada fenomena menarik lain yang ikut memperkuat situasi, yakni meningkatnya jumlah ETH yang dikirim ke bursa derivatif. Beberapa transaksi bahkan menunjukkan aliran masuk lebih dari 30.000 ETH hanya dalam satu pengiriman.

Fenomena ini bisa dimaknai dengan dua cara. Pertama, mungkin saja para trader ingin melakukan lindung nilai atas posisi spot mereka, terutama jika mereka merasa harga akan berfluktuasi tajam.

Namun, di sisi lain, tidak menutup kemungkinan bahwa ETH yang dikirim itu disiapkan untuk membuka posisi short baru. Bila harga kembali stagnan, trader yang lebih agresif bisa saja mencoba menekan pasar lagi dari sisi atas.

Sinyal Volatilitas Baru Mulai Terlihat

Meski situasi terlihat mulai stabil, analis memperingatkan bahwa kondisi ini bisa menjadi panggung untuk volatilitas berikutnya. Naiknya saldo ETH di bursa bisa memperbesar kemungkinan munculnya tekanan jual baru dari posisi leverage yang segar. Apalagi jika funding rate kembali ke level yang tidak nyaman bagi trader.

Trader harus memantau dengan cermat tingkat pendanaan dan tren arus bersih, karena metrik ini akan menentukan arah pergerakan ETH selanjutnya,” ujar analis tersebut.

Dari perspektif yang lebih luas, kejadian ini menjadi pengingat bahwa pasar kripto bukan hanya tentang arah harga, tetapi juga tentang bagaimana arus modal dan posisi leverage bisa memengaruhi dinamika jangka pendek.

Seperti halnya dalam pertandingan bola, bukan hanya gol yang menentukan, tapi juga formasi dan kondisi pemain di lapangan.

Jadi, bagi mereka yang sedang duduk di pinggir, mungkin saatnya menyalakan radar lebih tajam. Pasar bisa saja diam sebentar, tapi ketika bergerak, yang lambat bereaksi biasanya jadi korban pertama. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait