IKLAN

Trader Veteran Minta The Fed Kerek Suku Bunga Acuan Lagi

Dalam sebuah cuitan terbaru, trader veteran Peter Brandt meminta Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan sikap hawkish dan menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin.

Brandt beralasan bahwa, permintaan itu demi menekankan pentingnya mencegah tekanan inflasi dan melindungi kekayaan negara.

Kekhawatiran Inflasi dan Sikap The Fed 

Bitcoin News melaporkan, Brandt mengkritik The Fed karena tidak secara agresif menaikkan suku bunga lebih awal pada tahun 2021.

Menurutnya, kelalaian itu memungkinkan tekanan inflasi meningkat, yang seharusnya dapat dicegah.

Dalam cuitannya, Brandt mengakui bahwa pasar khawatir tentang pengangguran dan kemungkinan resesi, namun ia meyakini bahwa kekhawatiran ini lebih kecil dibandingkan efek merugikan dari inflasi.

“Tidak ada yang lebih merusak kekayaan daripada inflasi. The Fed harus menjaga kaki mereka untuk mencegah terjadinya kembali tekanan inflasi. Sementara The Fed tertidur pada peralihan pada tahun 2021, menaikkan suku bunga 100 basis poin lagi akan sangat membantu melindungi kekayaan negara,” ujarnya.

BACA JUGA  Arah Harga Bitcoin Berikutnya Usai Jatuh di Bawah US$66 Ribu

Berbeda dengan pandangan umum, Brandt berpendapat bahwa resesi dapat memberikan manfaat jangka panjang.

Ia berpendapat bahwa hanya mereka yang telah mengalami inflasi tinggi, seperti yang terjadi di AS pada tahun 1970-an, yang benar-benar memahami dampak merusak inflasi terhadap kekayaan.

Brandt meyakini bahwa kerusakan pada kekayaan pribadi akibat inflasi jauh lebih berbahaya daripada risiko yang terkait dengan resesi.

Pandangannya menekankan pentingnya mengutamakan langkah-langkah untuk menekan inflasi daripada hanya fokus pada upaya menghindari resesi.

The Fed sebelumnya telah menghentikan kenaikan suku bunga dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada bulan Juni.

Namun, Ketua The Fed, Jerome Powell, telah memperkuat sikap hawkish tersebut dalam sebuah panel bank sentral yang diselenggarakan oleh Bank Sentral Eropa (ECB).

Bitcoin News melaporkan, Powell menegaskan bahwa bank sentral bertekad untuk menekan inflasi dan memberikan petunjuk mengenai kemungkinan adanya kenaikan suku bunga berturut-turut dalam waktu dekat.

BACA JUGA  Suku Bunga AS Bakal Naik Bulan Ini?

Meskipun Powell mengakui bahwa kebijakan saat ini sudah membatasi, ia menyoroti pertumbuhan yang lebih kuat dari yang diharapkan, ketatnya pasar tenaga kerja dan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan sebagai alasan untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

“Itu memberi tahu kita bahwa meskipun kebijakan bersifat membatasi, itu mungkin tidak cukup membatasi dan belum cukup lama membatasi [kenaikan suku bunga],” ujar Powell.

Waktu dan besaran kenaikan tersebut saat ini belum ditentukan, tetapi Powell tidak menutup kemungkinan adanya pertemuan berturut-turut untuk menerapkannya. Mari kita saksikan. [st]

 


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait