Data terbaru menunjukkan bahwa trafik media crypto di Amerika Latin turun lebih dari setengah pada kuartal II 2025, meskipun adopsi aset digital di kawasan ini terus melonjak.
Laporan terbaru Outset PR menunjukkan bahwa, data yang dihimpun dari SimilarWeb mencatat total kunjungan media crypto murni hanya mencapai 8,19 juta, anjlok 54,12 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang berjumlah 17,85 juta.
Sebaliknya, media arus utama yang turut memberitakan crypto justru naik 7,98 persen menjadi 263,20 juta kunjungan.
Penurunan ini terjadi di tengah pertumbuhan signifikan jumlah pengguna crypto. Survei RankingsLatAm menyebutkan bahwa pengguna unik crypto di Amerika Latin meningkat 18,3 persen pada periode yang sama.
Argentina, Brasil, Chili, Kolombia, Meksiko dan Peru menyumbang 87 persen dari total pasar. Argentina menempati posisi teratas dengan 19,8 persen penduduk memiliki crypto, disusul Brasil dengan 18,6 persen dan El Salvador 14,6 persen.
Faktor Pendorong Adopsi dan Peran Stablecoin
Adopsi crypto di kawasan ini didorong oleh kebutuhan praktis dan kemajuan infrastruktur. Generasi milenial tercatat sebagai motor utama dengan 21,9 persen kepemilikan aset digital, jauh di atas generasi X yang hanya 14,1 persen.
Negara-negara dengan pertumbuhan tercepat adalah Bolivia, Guatemala dan Paraguay, masing-masing melonjak 355 persen, 87,8 persen dan 51,6 persen.
Selain itu, stablecoin memainkan peran penting dalam transaksi harian. Pada April 2025, Visa menggandeng Bridge, anak usaha Stripe, untuk menghadirkan kartu Visa berbasis stablecoin di Argentina, Kolombia, Ekuador, Meksiko, Peru dan Chili.
Dengan kartu ini, pengguna dapat membayar menggunakan stablecoin, sementara pedagang menerima pembayaran dalam bentuk fiat. Tether juga menginvestasikan €30 juta ke Bit2Me guna memperluas layanan stablecoin di pasar berbahasa Spanyol, dengan Argentina sebagai fokus utama.
Konsentrasi Pasar Media Crypto dan Dominasi Brasil-Argentina
Meski adopsi meningkat, kondisi media crypto lokal justru menunjukkan ketimpangan. Hanya satu media crypto yang berhasil menembus kategori tier-1, yakni CriptoNoticias, dengan rata-rata 448 ribu kunjungan bulanan dan total 1,35 juta kunjungan selama kuartal II.
Angka tersebut mewakili 16,43 persen dari seluruh trafik media crypto di kawasan. Di bawahnya, tujuh media seperti Cointelegraph Brasil, Bitfinanzas, dan Livecoins masuk kategori menengah dengan total 4,73 juta kunjungan. Sementara itu, 30 media lain hanya berada di kelas ekor panjang dengan porsi 25,75 persen.
Secara geografis, Brasil mendominasi trafik media crypto murni dengan 61,78 persen atau 4,18 juta kunjungan, diikuti Meksiko 18,34 persen, Kolombia 8,57 persen, Argentina 7,88 persen dan Chili 3,70 persen.
Di sisi lain, Argentina unggul dalam konsumsi berita crypto pada media arus utama dengan 143,89 juta kunjungan atau 56,10 persen, disusul Brasil 29,78 persen dan Meksiko 12,03 persen.
Tantangan Media Lokal: AI dan Pendanaan
Penurunan trafik media crypto di Amerika Latin juga dipengaruhi oleh perubahan pola konsumsi informasi.
Survei terhadap pelaku media lokal menunjukkan bahwa banyak pembaca kini beralih ke platform berbasis kecerdasan buatan seperti ChatGPT dan Perplexity untuk mencari jawaban cepat, sehingga kunjungan dari Google mengalami penurunan tajam.
Beberapa redaksi mengaku harus mengubah strategi penulisan judul agar lebih sesuai dengan maksud pengguna, bukan sekadar optimasi mesin pencari tradisional.
Selain itu, masalah pendanaan menjadi hambatan besar. Suku bunga tinggi di Brasil membuat investasi modal ventura sulit masuk, memaksa sebagian besar media crypto mengandalkan terjemahan konten internasional.
Kondisi ini memperlemah kapasitas redaksi untuk menghasilkan liputan orisinal. Data Outset PR juga menunjukkan bahwa kontribusi trafik dari kanal berbayar sangat kecil, sementara akses langsung dan pencarian organik masih menjadi sumber utama.
Meski menghadapi kendala, beberapa media seperti Criptoinforme.com dan Crypto-economy.com berhasil mencatat pertumbuhan dengan strategi diversifikasi audiens dan cakupan lintas negara.
Namun, secara keseluruhan, laporan ini menegaskan adanya jurang lebar antara tingginya adopsi crypto dan menurunnya visibilitas media lokal. Hal ini menjadi tantangan strategis bagi industri crypto di kawasan yang tengah berkembang pesat. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.