IKLAN

Tren Dedolarisasi dan Peningkatan Penggunaan Crypto

Tren dedolarisasi kian marak dilakukan beberapa negara, ingin mengurangi ketergantungan mereka akan mata uang Amerika.

Tren dedolarisasi dimulai saat para anggota BRICS menyerukan niatan mereka menghadirkan mata uang alternatif, dengan tujuan mengurangi dominasi dolar AS di pasar global.

Tren ini pun merambah ke negara non-BRICS, seperti Malaysia, Iran dan Arab Saudi, yang terus bertambah karena mereka juga berniat mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Tren Dedolarisasi 

Berdasarkan laporan Forbes, tren dedolarisasi kian marak karena beberapa negara ingin mengurangi ketergantungan mereka terhadap risiko dan fluktuasi terkait dolar AS.

Mata uang alternatif menjadi tujuan utama beberapa negara, terutama para anggota BRICS, yang dapat membantu mereka mewujudkan keinginan tersebut, mengawali tren dedolarisasi yang tampak tak terbendung.

Diketahui, Tiongkok telah mendorong adopsi mata uangnya sendiri, yuan, dalam perdagangan dan investasi global. Ini secara tidak langsung menjadi penantang utama dari status dolar AS yang mendominasi cukup lama dalam konsep unipolar.

BACA JUGA  Tren Token Teratas Tahun ini Didominasi Binance Coin (BNB), Shiba Inu (SHIB), dan RenQ Finance (RENQ)

Selain itu, mata uang digital bank sentral (CBDC) tampak akan memiliki peran tersendiri yang penting dalam perdagangan dan penyelesaian global di masa depan.

Hal tersebut terbukti kian bermanfaat dari pengujian CBDC yang dilakukan oleh Otoritas Moneter Hong Kong, Bank of Thailand, Bank Sentral Uni Emirat Arab dan Institut Mata Uang Digital Bank Rakyat Tiongkok, serta Pusat Inovasi Bank untuk Penyelesaian Internasional (BIS).

Selain itu, Tiongkok secara perlahan telah memimpin ruang aset digital, di tengah berbagai larangan yang mereka buat untuk crypto.

Tren dedolarisasi kini tengah mendapatkan momentumnya, berjalan seirama dengan pengembangan CBDC yang dipercepat dalam pengujian lintas batas di seluruh wilayah Asia.

Dedolarisasi sendiri dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti menggunakan mata uang alternatif, membuat sistem pembayaran baru dan pengembangan lembaga keuangan global baru, yang semuanya berjalan di luar sistem keuangan global di bawah AS.

BACA JUGA  Menakar SHIA, Meme Coin Pendatang Baru

Terbaru, Brasil dan Tiongkok telah sepakat untuk menggunakan mata uang lokal mereka dalam penyelesaian global, tidak melibatkan mata uang Amerika sama sekali.

Menurut sumber Rusia, mata uang alternatif BRICS sedang dalam negosiasi dan diperkirakan akan disetujui dan dihadirkan di akhir tahun 2023.

CBDC adalah bentuk penggunaan aset digital yang nyata untuk masa depan, sementara penggunaan crypto kemungkinan juga akan menyusul, seperti yang dilakukan oleh Iran. [st]

 


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait