Dimaz Ankaa Wijaya
Peneliti pada Blockchain Research Joint Lab Universitas Monash, Australia
Di tengah kegalauan para pegiat jual-beli aset kripto yang kadang untung dan banyak kali menanggung rugi, Tron menyeruak. Lesatan harga yang jauh meninggalkan mata uang kripto tua macam Bitcoin dan Ethereum membuat banyak mata terbelalak. Justin Sun sedang menyinari pasar mata uang kripto.
Sebelum kenaikan harga gila-gilaan sebulan belakangan ini, Tron lebih banyak dianggap sebagai anak bawang. Whitepaper miliknya dituduh oleh Dewa Vitalik Buterin sebagai hasil plagiasi beberapa produk lain seperti IPFS dan Filecoin (yang membuat Juan Benet dedengkot IPFS ikutan bereaksi di Twitter), termasuk juga Bitswap, PoRep, dan PoSt tanpa mencantumkan referensi apapun ke sumber-sumber tersebut. Sang matahari Sun pun berkilah bahwa versi bahasa Inggris whitepaper mereka memang berantakan karena dikerjakan oleh relawan. Tapi tetap saja tak ada yang percaya.
Gebrakan Justin Sun yang lulus dari Universitas Hupan milik Jack Ma sang miliarder Alibaba ini dimulai dari pendekatannya pada perusahaan pembuat teknologi torrent yang populer di kalangan tukang download, BitTorent, yang telah bertransformasi nama menjadi Rainberry. Setelah tarik ulur negosiasi, akhirnya Tron Foundation pimpinan Justin Sun yang usianya di bawah 30 tahun ini berhasil mengakuisisi Rainberry, termasuk aplikasi klien torrent paling populer, uTorrent.
Tron dulunya dianggap sebagai proyek kacangan, sebelas-duabelas dengan EOS. Tapi, bila EOS terus menggebrak dengan perusahaan Block.ONE yang berhasil meraih pendanaan fantastis sebesar 4 miliar dolar, Tron belum berbuat apa-apa. Bahkan setelah “independence day” tanggal 25 Juni 2018 yang ditandai dengan migrasinya Tron dari sistem token Ethereum ke blockchain mandiri, Tron belum menampakkan tajinya. Harga pun sempat turun drastis dari US$0.2 menjadi kurang dari US$0.02 atau sepersepuluh dari harga pasaran tertingginya.
Tron sendiri memiliki basis kode sumber yang amat serupa dengan Ethereum. Bahkan bisa dibilang, Tron adalah anak kandung Ethereum dengan sejumlah perubahan. Bahasa Solidity diadopsi ke dalam Tron, Ethereum Virtual Machine (EVM) juga diintegrasikan ke dalam sistem smart contract miliknya menjadi Tron Virtual Machine (TVM). Berbagai produk seperti Truffle, Remix, dan Infura disalin menjadi TronBox dan TronStudio, dan TronGrid. Sementara dari sisi pengembang, Web3 dalam Ethereum disulap menjadi TronWeb.
Setelah memiliki semua yang ada pada Ethereum, Tron mengadopsi sistem konsensus Delegated Proof-of-Stake (DPOS) alih-alih Proof-of-Work (PoW) pada Ethereum. DPOS yang terdiri atas 27 Super Representative (SR) ini akan menggantikan peran para penambang yang mencetak blok-blok baru dalam tempo beberapa detik saja. Seperti halnya para wakil rakyat yang duduk di DPR, ke-27 Super Representative ini dipilih oleh rakyat Tron (alias mereka yang punya koin Tron) melalui sistem voting yang tersedia. Selain mencetak blok baru, mereka juga berwenang menentukan kebijakan terkait pengembangan Tron yang dilakukan melalui sistem perwakilan. Amat serupa dengan cara DPR kita bekerja.
Para pemilik Tron yang hendak berpartisipasi dalam voting harus “membekukan” koin Tron mereka. Pembekuan ini harus dilakukan setidaknya 72 jam. Setelah transaksi pembekuan sah dimasukkan ke dalam blok, maka mereka akan dihadiahi “Tron Power” yang jumlahnya sama dengan jumlah koin Tron yang dibekukan tadi. Tron Power ini bisa digunakan untuk memvoting Super Representative manapun yang diinginkan. Nah, uniknya Super Representative ini akan memberikan insentif balik kepada para voter yang menaruh Tron Power kepada mereka. Tergantung dari masing-masing Super Representative, tetapi SR favorit saya, BitGuild, akan mengirimkan insentif berupa Tron setiap hari ke dalam alamat Tron saya. Sedap bukan main!
Tidak hanya itu, Tron juga memberi hadiah berupa gratis ongkos transaksi, kira-kira sebanyak 20 transaksi perhari. Kalau hari ini jatah gratis ongkos transaksi habis, maka tunggu saja, dalam 24 jam Anda akan dapat jatah gratis 20 transaksi lagi. Bagaimana, keren kan? Semakin menarik lagi karena pada saat Anda “freeze” koin Tron Anda, Anda akan dihadiahi sejumlah ekstra “bandwidth” atau “energy” sesuai selera Anda.
Bandwidth ini dipakai untuk mengganti ongkos transaksi, jadi kalau jumlah transaksi harian Anda lebih dari 20 kali, bandwidth inilah yang akan membiayai ongkos ekstra yang semestinya keluar dari wallet Tron Anda. Sementara energy dipakai bila Anda memang suka bermain-main dengan smart contract. Energy ini dipakai untuk membayar biaya CPU yang menjalankan smart contract Anda, yang kalau di dalam Ethereum dihitung dalam rupa Gas dan dikonversi dalam hitungan Ether. Dengan formulasi “freeze” yang tepat, Anda dapat menjalankan smart contract dalam Tron dengan cuma-cuma alias gratis.
Jumlah transaksi harian Tron yang makin tinggi, jumlah akun yang makin besar, dan melihat betapa seriusnya Tron meningkatkan nilai koinnya di pasaran melalui akuisisi cerdik a la Justin Sun, tidak heran bila harga dan popularitas Tron semakin menanjak. Para pengguna BitTorent dalam waktu dekat akan menikmati Project Atlas, yakni cara monetisasi para penyedia konten melalui platform Tron. Dengan lebih dari 100 juta pengguna torrent di seluruh dunia, bukan tidak mungkin Project Atlas akan mencuatkan harga pasar Tron lebih jauh dari yang sekarang. Tronjal-tronjol a la Tron menarik disimak kelanjutannya. Tron melesat, cuan didapat.[]
Comments are closed.