Dilansir dari laporan The Associated Press, Presiden Donald Trump resmi membuka babak baru dalam perang dagang global dengan menerapkan kebijakan tarif sebesar 25 persen terhadap impor dari Kanada dan Meksiko mulai Selasa, 4 Maret 2025.
“Tarif 25 persen untuk Kanada dan 25 persen untuk Meksiko. Dan itu akan dimulai,” ujar Trump dalam konferensi pers di Roosevelt Room.
Kebijakan perdagangan AS ini langsung menimbulkan kekhawatiran terhadap lonjakan inflasi dan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat.
Ia menegaskan bahwa kebijakan tarif tersebut bertujuan menekan perdagangan fentanyl, menghentikan imigrasi ilegal, serta mengurangi defisit perdagangan.Â
Selain itu, Trump juga memperluas skala perang dagangnya dengan memberlakukan kebijakan perdagangan AS yang mencakup bea masuk 20 persen terhadap berbagai produk asal China.
Langkah ini semakin memperburuk ketegangan perang dagang global, yang tidak hanya berdampak pada ekonomi konvensional tetapi juga mengguncang pasar kripto.
Pasar Kripto Terpukul Akibat Perang Dagang
Kebijakan tarif yang diterapkan Trump memberikan dampak besar pada pasar kripto. Dalam dua hari terakhir, investor menghadapi volatilitas ekstrem di tengah ketidakpastian ekonomi.
Pada Minggu sore, Trump mengejutkan pasar dengan mengumumkan pembentukan Crypto Strategic Reserve, yang sempat mendorong lonjakan signifikan. Kapitalisasi pasar kripto melesat dari US$2,7 triliun menjadi US$3,3 triliun hanya dalam beberapa jam setelah pengumuman tersebut.
Namun, optimisme itu tidak bertahan lama. Pada Senin malam, pasar berbalik arah. Dalam 24 jam, total nilai pasar kripto anjlok hingga US$500 miliar, bahkan turun US$100 miliar di bawah level sebelum pengumuman kebijakan tarif Trump.
Harga Bitcoin, yang sebelumnya sempat menembus level US$90.000, kini harus kembali tertekan hingga US$83.000, turun sekitar 9 persen. Ethereum, yang sebelumnya melesat dari US$2.100 ke US$2.500, kini jatuh ke US$2.000—atau 12 persen lebih rendah dari sebelum pengumuman tersebut.

Tak hanya itu, beberapa altcoin unggulan yang sebelumnya dipilih sebagai bagian dari cadangan kripto AS juga terdampak negatif oleh perang dagang yang dipicu Trump. Penurunan nilai aset-aset tersebut bahkan melebihi 5 persen, menegaskan bahwa tekanan di pasar masih berlanjut.
Sentimen investor yang terlihat pada situs CoinMarketcap semula berbalik dari “Extreme Fear” ke “Greed” dengan indeks naik ke 55, kini kembali turun ke 24, menandakan bahwa rasa takut kembali mendominasi pasar.

Investor Khawatir, Bitcoin Bukan Lagi Pilihan Utama
Dilansir dari laporan MSN, survei Bank of America mengungkapkan bahwa 42 persen investor kini menganggap kebijakan perdagangan AS yang diterapkan Trump sebagai ancaman terbesar terhadap aset berisiko di 2025, naik dari 30 persen pada Januari.Â
Hanya 3 persen investor yang masih optimistis bahwa Bitcoin akan menjadi aset terbaik dalam kondisi perang dagang yang dimulai oleh Trump, jauh di bawah emas (58 persen) dan dolar AS (15 persen).Â

Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian akibat kebijakan tarif mendorong investor beralih ke aset yang lebih stabil. Dengan pasar yang terus bergejolak, perhatian kini tertuju pada langkah Trump selanjutnya terkait kebijakan kripto AS.Â
Para pelaku pasar menantikan penjelasan lebih lanjut dalam Crypto Summit mendatang. Sampai saat itu tiba, volatilitas tampaknya masih akan tetap menghantui investor di sektor kripto. [dp]