Badan Investigasi Kejahatan Keuangan Turki (MASAK) telah menyita aset milik anak perusahaan lokal dari pertukaran crypto FTX dan afiliasinya. Kementerian Keuangan Turki mengumumkan penyitaan tersebut pada Rabu (23/11/2022), di tengah penyelidikan runtuhnya bursa yang didirikan Sam Bankman-Fried.
Dilansir dari Decrypt, pihak MASAK juga mencari individu dan perusahaan yang terkait dengan bursa FTX, termasuk lembaga keuangan dan penyedia layanan aset kripto.
Kedua investigasi tersebut dipimpin departemen MASAK, yang telah memulai penyelidikan pada 14 November lalu.
Pemerintah Turki menambahkan, pertukaran mata uang kripto ke dalam daftar entitas tunduk pada peraturan anti pencucian uang dan pendanaan terorisme (AML/TF) negara tersebut pada Mei 2021.
Badan investigasi Turki menemukan bahwa FTX gagal menyimpan dana pengguna dengan aman, menggelapkan dana pelanggan melalui transaksi curang.
Selain itu pihak MASAK menuding FTX memanipulasi penawaran dan permintaan di pasar dengan membuat pelanggan membeli dan menjual mata uang kripto terdaftar yang tidak didukung oleh kepemilikan mata uang kripto yang sebenarnya.
Pengawas juga mengungkapkan telah memantau dengan cermat kegiatan di negara pihak-pihak yang terkait dengan FTX.
Investigasi akan menargetkan transaksi FTX yang dilakukan melalui akun lembaga uang elektronik dan penyedia crypto dan hasilnya akan dibagikan dengan otoritas yudisial dan administratif terkait.
Laman FTX Turki Masih Aktif
Melansir Cointelegraph, mendapati situs web FTX TR masih aktif tetapi hanya menampilkan pesan kepada pengguna dengan instruksi untuk menerima saldo dari akun.Â
Pengguna diminta untuk memberikan informasi IBAN dan nomor identitas Turki dari akun lira Turki masing-masing melalui tautan. Perusahaan bursa kripto di Turki mempekerjakan 27 orang.
Sebuah posting LinkedIn dari FTX TR mencatat bahwa pertukaran tersebut memiliki lebih dari 110.000 pengguna dan memproses volume transaksi bulanan rata-rata sebesar $500 juta–$600 juta sejak peluncuran aplikasi selulernya pada awal tahun 2022.Â
Postingan tersebut juga mencatat bahwa perusahaan telah berupaya untuk mentransfer saldo pengguna di FTX TR ke rekening bank mereka.
FTX TR dikelola oleh mantan eksekutif Binance yang sebelumnya mengelola pertumbuhan bisnis global di Turki, Commonwealth of Independent States, dan Uni Eropa.Â
Menurut laporan media lokal, situs web FTX menarik rata-rata 187.000 pengunjung unik setiap bulan dari Turki, jumlah tertinggi keenam menurut negara.
FTX mengatakan bangkrut pada 11 November 2022. Di Turki, Ftxtr.com, sekarang meminta pengguna untuk memberikan informasi rekening bank mereka sehingga bursa kripto itu dapat mengirimkan dana mereka.
Di tengah inflasi lebih dari 85 persen banyak orang Turki beralih ke kripto untuk mendapatkan uang lebih. Dalam beberapa tahun terakhir, negara berhadapan dengan banyak penipuan berbalut kripto. Misalnya bursa kripto Thodex yang sekarang sudah diblokir.
Menyusul keruntuhannya, FTX yang bangkrut telah menjadi sasaran penyelidikan di Amerika Serikat serta Bahama, tempat kantor pusatnya. [ab]