BBC, hari ini, Jumat (24/05) menyebutkan bahwa Facebook akan mengujicoba mata uang kripto besutannya pada tahun ini juga. Dijuluki sebagai “GlobalCoin”, uang digital berbasis blockchain itu akan diluncurkan pada kuartal pertama tahun 2020. BBC juga menyebutkan Facebook akan mengumumkan rinciannya secara resmi pada musim panas ini [antara Juni-September 2019].
Satu demi satu terkuaklah rahasia kedekatan Facebook dengan teknologi blockchain dan uang kripto. Belum lama ini, WhatsApp, salah satu produk yang berafilisasi dengan Facebook, mendukung pengiriman dan penerimaan Bitcoin berkat bantuan bot Lite.lm besutan Zulu Republic.
BBC menambahkan, pada bulan lalu Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg telah bertemu empat mata dengan Gubernur Bank Sentral Inggris, Mark Carney mengenai rencana peluncuran mata uang kripto itu.
Kendati BBC tak menyebutkan apakah GlobalCoin itu akan diizinkan di Inggris, setidaknya publik dapat menafsirkan bahwa GlobalCoin akan berlaku internasional, mengingat jumlah pengguna Facebook saat ini mencapai lebih dari 2 miliar. Belum lagi pengguna Instagram dan WhatsApp.
Sebelumnya publik dunia dihadapkan dengan kabar dari Bloomberg yang menyatakan bahwa Facebook sedang menjalankan proyek blockchain “Project Libra”. Proyek itu bertujuan untuk membuat uang kripto berjenis stablecoin yang harganya dipatok satu banding satu terhadap dolar AS atau jenis uang fiat lainnya.
Hingga pada 3 Mei 2019, kabar proyek rahasia itu diungkapkan ke publik lagi, setelah Wall Street Journal mengabarkan bahwa Facebook merekrut lusinan perusahaan keuangan dan toko online sebagai mitranya. Hasil investigasi media lainnya pada 2 Mei 2019, Reuters, bahwa Facebook mendaftarkan satu perusahaan baru, yakni Libra Networks di Jenewa, Swiss.
Bahkan ada Jeff Cartwright dan Mikheil Moucharrafie yang masing-masing meninggalkan Coinbase pada Maret dan April dikabarkan berlabuh di Facebook, bergabung membantu proyek itu.
Sebelum dikabarkan istilah “GlobalCoin”, publik mengenal proyek rahasia dengan julukan FacebookCoin atau FBCoin.
Potensi Kuat
Pada Maret lalu, Ross Adam Sandler, Analis Internet dari Barclays. Sandler yakin FacebookCoin akan sukses menggarap jenis stablecoin ini untuk meningkatkan pemasukan Facebook hingga puluhan miliar dolar AS, termasuk bermanfaat meningkatkan citra perusahaan di tengah corengan tak enak akibat skandal Cambridge Analytica.
“Kendati Facebook belum mengonfirmasi stablecoin itu, saya memprakirakan melalui FacebookCoin, Facebook mampu mencetak pemasukan setidaknya US$19 miliar pada tahun 2021, bahkan, bukan tidak mungkin ada tambahan sekitar US$3 miliar ketika ia diterapkan. Jikalau ini terjadi, maka mampu mengubah cara pandang kita terhadap Facebook,” kata Sandler kepada CNBC.
Kata Sandlers, jika FacebookCoin berpatokan pada jenis stablecoin berbasis dolar AS, maka ini tidak menarik perhatian para spekulator yang biasa “bermain” di volatilitas harga aset kripto.
Facebook sebenarnya sempat gagal dua kali masuk ke ranah pembayaran daring. Facebok punya Facebook Credits pada tahun 2011 dan padam dua tahun setelahnya. Ada pula Facebook Gifts pada 2012 dan bernasib serupa dua tahun berikutnya.
Facebook kini masih mempertahankan Facebook Messenger Payments yang diluncurkan pada tahun 2015 di Amerika Serikat dan mengembangkan layanannya di Eropa dua tahun kemudian. Tetapi layanan yang terakhir tidak seideal yang diharapkan, jikalah mengacu pada skema pengiriman uang yang mudah, cepat dan murah. Facebook Messenger Payments juga tidak tersedia di banyak negara.
Penerapan FacebookCoin jelas akan berbeda dengan ketiga layanan Facebook itu, karena jelas tak menggunakan kartu kredit atau debit untuk membeli virtual currency. Facebook Credits misalnya mematok harga 1 unit mata yang virtualnya setara dengan US$10 sen. Dengan FacebookCoin, sebagaimana yang disebut sebelumnya, akan membuat mata uangnya sendiri yang berbasis blockchain dan berpatokan pada harga satuan dolar AS. FacebookCoin kelak bisa digunakan untuk membeli aplikasi atau membeli konten premium yang disediakannya.
“Masalah utama dari Facebook Credits adalah biaya peralihannya (interchange cost) yang tidak murah, karena harus menggunakan perantara lain, yakni kartu kredit tertentu. Jelas ini membebani laba perusahaan, khususnya ketika harus mengelola transaksi yang sangat banyak dengan volume tinggi. Menurut kajian kami versi pertama akan digunakan untuk pembayaran mikro dan transfer uang domestik,” imbuh Sandlers. [vins]