Uni Ekonomi Eurasia Hadirkan Uang Digital Terpadu pada 2020

Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) disinyalir akan mengadopsi sebuah mata uang digital terpadu pada tahun 2020-2021, CryptoGlobe melansir, Sabtu (22/12). Hal tersebut diutarakan Wakil Menteri Keuangan Rusia Alexei Moiseyev kepada wartawan. Ia juga mengatakan negosiasi tentang rencana ini akan dilakukan sepanjang 2019 sebelum memberlakukannya.

Blok ekonomi tersebut, yang beranggotakan Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Rusia, berbasis di Moskow, merasa perlu menerbitkan mata uang digital terpadu untuk mengganti hegemoni dolar AS yang menguasai perdagangan, jelas Moiseyev. Ekonomi Rusia merupakan penyumbang terbesar terhadap kegiatan ekonomi blok itu.

Moiseyev menjelaskan, negara-negara lain di luar kawasan Eurasia, seperti negara mitra dagang kunci, dipertimbangkan untuk dimasukkan ke rezim perdagangan baru tersebut. Ia mengumpamakan uang digital terpadu itu dengan European Currency Unit (ECU) yang digunakan sebagai unit mata uang standar sebelum Euro diadopsi pada tahun 1999.

“Kami memiliki lima anggota di EAEU, sehingga negosiasi dengan mereka akan berlangsung selama 2019, dan mungkin penerbitan mata uang baru dilakukan tahun 2020-2021,” jawab Moiseyev ketika ditanya tentang prospek uang digital EAEU yang mirip dengan ECU.

Moiseyev menekankan bahwa Kementerian Keuangan sedang memelajari semua hal terkait uang digital secara hati-hati, tidak hanya dengan sesama anggota EAEU, tetapi juga dengan negara mitra dagang.

Langkah ini jelas merupakan respons terhadap meningkatnya sanksi yang diberlakukan Amerika dan negara-negara Barat lainnya pada sejumlah negara di Asia dan Eurasia, termasuk Rusia. Sebagai akibatnya, sanksi ekonomi tersebut mendorong orang untuk berinovasi mengakalinya, serta mendongkrak minat di tingkat pemerintahan terhadap kemampuan transaksi permanen yang dimiliki oleh kripto.

“Ini adalah ide yang bagus, dan kami akan mengembangkannya. Ide ini didukung banyak pihak dan beberapa negara. Mau tidak mau, kami harus bergerak ke arah ini sebab kesulitan soal kalkulasi semakin meningkat,” jelas Moiseyev.

Moiseyev melanjutkan jumlah organisasi yang dikenakan sanksi juga terus meningkat. Maka dari itu, ia merasa EAEU harus merespons terhadap hal ini dengan cara menciptakan sistem pembayaran internasional yang tidak terikat dengan dolar AS.

Salah satu contoh bahaya diintegrasikan ke dalam sistem keuangan yang didominasi negara Barat lalu dikeluarkan dari sistem tersebut adalah pemblokiran bank Iran yang dilakukan SWIFT baru-baru ini.

CryptoGlobe melaporkan sebelumnya, AS mendesak perusahaan berbasis di Belgia itu agar memblok bank dan badan usaha Iran. Langkah itu menciptakan sebuah konflik politik di Uni Eropa, di mana banyak anggota yang berkeberatan terhadap kebijakan tersebut.

SWIFT merupakan layanan keuangan dan bagian dari sistem keuangan dunia. Perusahaan ini menghubungkan ribuan institusi keuangan secara global. Dikeluarkan dari SWIFT dapat mengakibatkan matinya kegiatan ekonomi dan perdagangan. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait