Bitcoin akhirnya terjerembab lagi hingga 15,6 persen, dari Rp199.800.000-Rp168.495.000 per 16.15 WIB hari ini, Rabu, 27 Juni 2019. Dipantau di Indodax, kripto nomor wahid sedunia itu jatuh melewati harga terendah sebelumnya, yakni Rp177 juta (13.41 WIB hari ini) dan Rp172 juta (04.16 WIB, dini hari tadi). Dengan penurunan itu setidaknya posisi rugi investor mencapai Rp31.305.000.
Penurunan akibat aksi jual seperti ini sangatlah wajar, mengingat investor sudah mengantongi posisi untung sejak beberapa hari terakhir, sembari berikutnya mencoba melakukan akumulasi besar, setidaknya menuju level Rp200 juta, yang tipis hampir dilampaui Bitcoin. Dan situasi “diskon” ini tentu saja tak boleh dilewatkan untuk melakukan entry besar-besaran lagi.
Sebelumnya, pagi hari ini, Mati Greenspan Analis Senior eToro menyebutkan, kendati Bitcoin luruh dengan cepat, pada kenyataannya volume transaksi masih sangat tinggi.
“Bitcoin terbukti masih memimpin dan dengan mudah menguat kembali. Mempool [besaran transaksi yang belum terkonfirmasi-Red] masih normal. Ini bermakna tidak ada hambatan berarti bagi lancarnya konfirmasi transaksi Bitcoin,” kata Mati kepada Blockchainmedia hari ini melalui surat elektronik.
Mati juga menegaskan bahwa Bitcoin masih mendominasi dan belum saatnya terjadi altseason [perdagangan marak ke aset kripto selain Bitcoin-Red].
“Ya, memang ada pergerakan berarti di altcoin, tetapi belum bisa disebut altseason. NEO memang tampil cukup memukau, tapi sulit untuk mengatakan ‘Ethereum Tiongkok’ itu menjadi motor penggerak menuju altseason. Bitcoin jelas-jelas masih menjadi pendorong di pasar kripto saat ini. Lihatlah dominasi Bitcoin mencapai puncak tertinggi sejak 2017 dan meningkat cepat. Data dari Messari juga menunjukkan hal serupa, di mana volume Bitcoin lebih tinggi daripada volume sejumlah besar aset kripto,” ujarnya. [red]