US$1 Juta per Bitcoin? Ini Kata Michael Saylor

Prediksi harga Bitcoin yang menembus US$1 juta kini bukan lagi sekadar angan-angan bagi sebagian pelaku pasar. Michael Saylor, pendiri Strategy, kembali menunjukkan sikap bullish-nya terhadap aset kripto terbesar di dunia ini.

Dalam wawancara bersama Bloomberg pada Selasa (10/6), Michael Saylor menyampaikan keyakinannya bahwa “crypto winter” sudah berlalu. Ia bahkan menyajikan dua kemungkinan ekstrem untuk masa depan Bitcoin.

Crypto winter tidak akan kembali lagi. Kita sudah berhasil melewati fase itu; jika Bitcoin tidak jatuh ke nol, maka harganya akan naik ke US$1 juta,” tegasnya.

Permintaan Meledak, Pasokan Bitcoin Makin Langka

Saylor menjelaskan bahwa saat ini hanya sekitar 450 Bitcoin yang dijual setiap hari oleh para penambang. Dengan harga Bitcoin yang berada di kisaran US$109.859, artinya pasokan yang tersedia di pasar harian terbatas.

“Jika US$50 juta itu diserap oleh pasar, maka harga Bitcoin pasti akan naik,” ujar Saylor dengan optimis.

Ia juga menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan publik yang kini secara aktif membeli Bitcoin telah menyerap “seluruh pasokan secara alami” dari mata uang kripto ini.

Menurut data pada platform Saylor Tracker, Strategy sendiri telah mengakumulasi sebanyak 582.000 Bitcoin, yang kini bernilai US$63,85 miliar. Menurutnya, dengan harga saat ini, hanya dibutuhkan US$50 juta untuk menggerakkan seluruh poros ekonomi kripto satu kali putaran.

Cadangan Bitcoin Strategy - Saylor Tracker
Cadangan Bitcoin Strategy – Saylor Tracker

Namun, ia tidak menutup kemungkinan akan adanya volatilitas ekstrem di masa depan. Jika harga Bitcoin benar-benar mencapai US$500.000 atau bahkan US$1 juta, penurunan secara drastis juga sangat mungkin terjadi.

“Mungkin akan lebih realistis jika memprediksi harga Bitcoin akan turun sekitar US$200.000 per koin,” katanya.

Saat Politik dan Institusi Kompak Dukung Bitcoin

Saylor menilai bahwa dukungan politik dan institusional kini menjadi pendorong tren bullish Bitcoin. Ia menyebut Presiden AS Donald Trump, Menteri Keuangan Scott Bessent, dan Ketua SEC Paul Atkins sebagai contoh figur penting yang terbuka mendukung aset kripto ini. 

Meski sempat ada tekanan, pendiri Strategy tersebut mengakui bahwa kebijakan tarif Trump pada Februari lalu memicu penurunan harga Bitcoin hingga 40 persen dari level tertingginya di Januari. Namun, ia menegaskan bahwa fase paling berisiko sudah dilewati.

“Bitcoin saat ini telah melewati masa paling berisikonya; aspek akuntansinya pun sudah diperbaiki,” ujar Saylor.

Ia juga menyoroti keterlibatan institusi besar seperti BlackRock dan penyedia Bitcoin ETF lainnya yang terus membeli setiap hari. Ditambah masuknya negara-negara ke ekosistem kripto, Saylor yakin adopsi Bitcoin akan terus meningkat.

Harga Bitcoin US$1 Juta, Realistiskah?

Michael Saylor bukan satu-satunya tokoh yang memprediksi lonjakan besar harga Bitcoin. Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad, juga pernah menyatakan bahwa BTC berpotensi mencapai US$1 juta. Menurutnya, melemahnya nilai dolar AS akibat kebijakan moneter yang inflasioner menjadi pendorong utama.

Robert Kiyosaki: Harga Bitcoin Bisa Tembus US$1 Juta pada 2035

Pandangan serupa juga datang dari investor dan tokoh kripto Anthony Pompliano. Ia menilai bahwa Bitcoin kini tengah bertransformasi menjadi safe haven, menjadi alternatif emas sebagai pelindung nilai yang dipercaya oleh investor.

Faktor pendukung lainnya adalah meningkatnya adopsi institusional. Perusahaan publik, manajer aset, hingga penyedia ETF secara konsisten membeli Bitcoin, menciptakan tekanan permintaan yang signifikan di tengah pasokan harian yang terbatas.

Dengan kombinasi dukungan politik, keterlibatan lembaga keuangan besar, dan persepsi Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi, narasi bahwa harga BTC yang menyentuh US$1 juta bukan lagi sekadar wacana. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait