Produk investasi kripto mencatat aliran dana masuk (inflow) sebesar US$17,8 miliar di sepanjang paruh pertama 2025. Angka ini mendekati capaian pada periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar US$18,3 miliar per akhir Juni 2024. Lonjakan tersebut dipicu oleh tingginya ketidakpastian geopolitik global dan arah kebijakan moneter yang belum jelas.
Berdasarkan laporan CoinShares, data mingguan terbaru menunjukkan inflow sebesar US$2,7 miliar untuk pekan terakhir Juni, menjadikannya pekan ke-11 berturut-turut dengan tren positif.
Secara kumulatif, aliran dana masuk sejak awal periode tersebut telah mencapai US$16,9 miliar. Analis menilai tren ini mencerminkan permintaan investor yang tetap tinggi terhadap produk berbasis aset digital di tengah tekanan global.
Sebagian besar aliran dana masuk berasal dari AS, dengan kontribusi sebesar US$2,65 miliar dalam sepekan terakhir. Sementara itu, Swiss dan Jerman hanya mencatat inflows masing-masing sebesar US$23 juta dan US$19,8 juta.
Di sisi lain, Kanada, Hong Kong, dan Brasil justru mengalami aliran dana keluar (outflow) dengan nominal masing-masing sebesar US$13,6 juta, US$2,3 juta, dan US$2,4 juta.
Hong Kong secara khusus mencatatkan tren negatif selama bulan Juni, dengan total outflow sebesar US$132 juta. Penurunan ini terjadi setelah lonjakan harga yang signifikan, yang diduga mendorong investor untuk mengambil keuntungan dan keluar dari pasar.
Bitcoin dan Ethereum Dominasi Inflow
Bitcoin menjadi penyumbang terbesar dalam aliran dana masuk mingguan, dengan nilai US$2,2 miliar atau 83 persen dari total inflow.
Sebaliknya, produk investasi yang bertaruh terhadap penurunan harga Bitcoin (short-Bitcoin) justru mencatatkan arus keluar tambahan sebesar US$2,9 juta. Dengan demikian, total outflow untuk produk short-Bitcoin sepanjang tahun ini mencapai US$12 juta.
Ethereum juga menunjukkan performa kuat, dengan inflow sebesar US$429 juta dalam sepekan terakhir. Total aliran dana masuk ke Ethereum sepanjang tahun ini telah mencapai US$2,9 miliar.
Kinerja ini mencerminkan sentimen pasar yang positif terhadap aset tersebut, yang tetap dianggap sebagai salah satu alternatif utama di luar Bitcoin.
Sementara itu, Solana tercatat hanya mengumpulkan inflow sebesar US$91 juta di sepanjang tahun berjalan. Meskipun nilainya jauh di bawah Bitcoin dan Ethereum, Solana masih menunjukkan adanya minat dari sebagian investor yang mencari diversifikasi portofolio aset kripto.
Investor Kripto Cari Perlindungan di Tengah Gejolak Global
Di balik kenaikan inflow, analis telah menyoroti investor global yang cenderung berusaha mencari alternatif lindung nilai di tengah pasar tradisional yang bergejolak.
“Kami yakin permintaan investor yang kuat ini didorong oleh kombinasi berbagai faktor, terutama volatilitas geopolitik yang meningkat dan ketidakpastian seputar arah kebijakan moneter,” ujar analis dalam laporan tersebut.
Dengan catatan pertumbuhan yang hampir menyamai capaian tahun sebelumnya, paruh pertama 2025 menunjukkan bahwa aset digital masih menjadi pilihan utama bagi investor institusional maupun ritel.
Tren positif ini dinilai dapat terus berlanjut jika ketidakpastian global tidak segera mereda dan prospek regulasi tetap bersahabat terhadap industri aset digital.
Meski demikian, dinamika pasar global tetap menjadi faktor penentu utama. Investor masih menunggu kejelasan arah kebijakan bank sentral utama dunia, terutama dari The Fed, yang sangat memengaruhi arus modal ke berbagai jenis aset, termasuk kripto. [st]