Pasokan stablecoin USDT di jaringan Tron kini resmi melampaui angka US$80 miliar. Angka ini bukan main-main, karena dua kali lebih besar dari jumlah dana pelanggan PayPal yang terakhir dilaporkan, yaitu sekitar US$39,2 miliar.
Yang lebih menarik lagi, pencapaian ini datang di tengah total kapitalisasi pasar kripto yang kini menembus US$2,51 triliun, di mana total kapitalisasi pasar stablecoin berada di kisaran US$251,32 miliar.
Tapi, pertanyaannya sekarang, kenapa stablecoin seperti USDT terus bertambah, bahkan saat sebagian orang masih bingung membedakan blockchain dan WiFi?
Tron Jadi Rumah Favorit untuk Dolar Digital
Kalau bicara soal Tron, jaringan ini sudah jadi semacam jalan tol super cepat untuk transaksi kripto. Tanpa biaya yang mencekik dan waktu konfirmasi yang bikin jantung tenang, Tron jadi pilihan utama banyak pengguna di berbagai belahan dunia.
Terutama di negara-negara berkembang seperti Turki, Brasil dan Indonesia, USDT berbasis Tron sudah seperti “dompet dolar digital” yang mudah dipakai dan diakses.
Tak mengherankan, banyak pengguna yang akhirnya lebih memilih USDT di Tron dibanding alternatif lain yang biaya transaksinya bikin mikir dua kali. Karena kemudahan ini, permintaan pun terus meningkat.
Dan seperti hukum ekonomi sederhana, kalau permintaan naik, pasokan harus mengikuti. Di sinilah peran Tether sebagai penerbit USDT,mereka akan mencetak token baru hanya jika pasar membutuhkannya.
Kebutuhan Nyata, Bukan Sekadar Hype
USDT bukan sekadar alat spekulasi. Banyak yang memakainya untuk kebutuhan sehari-hari, dari mengirim uang lintas negara sampai menyimpan nilai dalam bentuk dolar digital. Di sisi lain, banyak bursa kripto dan pedagang besar yang juga mengandalkan USDT sebagai mata uang dasar transaksi.
Lalu kenapa USDT terus bertambah? Karena kebutuhan akan “dolar kripto” ini memang nyata. Misalnya, seorang pekerja migran di Timur Tengah mungkin akan memilih mengirim USDT via Tron ke keluarganya di Asia Tenggara ketimbang melalui layanan remitansi tradisional yang lambat dan penuh potongan biaya.
Di balik lonjakan pasokan, ada kebutuhan manusia yang terus tumbuh, dan sayangnya, sering tak terlihat oleh statistik semata.
Dominasi USDT dan Kurangnya Alternatif yang Setara
Walaupun ada banyak stablecoin lain di pasar, sebut saja USDC, DAI dan FDUSD, tidak semuanya punya jangkauan dan likuiditas seperti USDT. Banyak di antaranya memang menarik dari sisi teknologi atau tata kelola, tetapi tetap saja belum bisa menggeser posisi USDT yang sudah terlalu kuat.
Di sisi lain, banyak proyek stablecoin mencoba masuk dengan konsep rumit atau eksperimental. Namun pengguna kebanyakan hanya ingin satu hal. dolar digital yang bisa dikirim cepat dan murah.
Di sinilah Tron dan USDT bersinergi dengan sempurna. Ibaratnya, saat semua orang sibuk membangun pesawat luar angkasa, Tron dan USDT cukup jadi ojek online yang bisa langsung jalan hari ini, dan itu yang dibutuhkan.
Lebih lanjut lagi, kepercayaan yang terus terbangun terhadap USDT di kalangan institusi, trader, dan pengguna retail mendorong siklus positif, dengan semakin banyak yang percaya, semakin tinggi permintaan dan semakin besar pula pasokan yang dicetak untuk memenuhi kebutuhan itu.
Pasokan stablecoin seperti USDT yang terus meningkat bukan kebetulan. Di tengah gejolak ekonomi global dan mata uang fiat yang kian tidak stabil, banyak orang beralih ke dolar digital untuk sekadar menjaga daya beli.
Dengan jaringan seperti Tron yang mendukung transaksi cepat dan murah, USDT kini bukan cuma jadi alternatif, tapi juga kebutuhan yang kian mendesak.
Jadi kalau ada yang bertanya, “kenapa sih USDT bisa terus bertambah?” Jawabannya mungkin sederhana, karena dunia sedang bergerak menuju sistem keuangan baru, dan stablecoin adalah jembatannya. [st]