VanEck, perusahaan manajemen aset global, secara resmi mengajukan dokumen formulir S-1 kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada hari Jumat (22/8/2025).
Pengajuan tersebut bertujuan untuk meluncurkan exchange-traded fund (ETF) pertama yang didukung penuh oleh JitoSOL, yakni token liquid staking berbasis jaringan Solana.
ETF ini dirancang untuk memberikan eksposur langsung kepada aset kripto Solana (SOL) yang telah di-stake, termasuk hasil imbalan staking-nya.
Dengan demikian, investor dapat mengakses keuntungan dari staking SOL melalui instrumen keuangan konvensional tanpa harus terlibat langsung dalam mekanisme blockchain.
Solana ETF dari VanEck Tawarkan Alternatif Staking Tanpa Ribet
Yang menarik adalah, produk tersebut juga menawarkan fleksibilitas bagi investor karena memungkinkan pembelian dan penebusan unit ETF setiap hari, tanpa terikat masa penguncian seperti staking tradisional.
Langkah VanEck menandai kali pertama produk ETF berbasis liquid staking token (LST) diajukan di pasar keuangan AS.
Inisiatif ini didukung oleh panduan SEC terbaru yang menyatakan bahwa token LST seperti JitoSOL tidak diklasifikasikan sebagai sekuritas, selama tidak terdapat kontrol diskresioner dari pihak ketiga terhadap aset tersebut.
Efek dari pengajuan ETF ini langsung terasa di pasar. Harga Solana (SOL) tercatat melesat 9,46 persen dalam 24 jam terakhir, dan saat ini diperdagangkan di kisaran US$198. Volume transaksi harian SOL juga melonjak lebih dari 100 persen menjadi US$10,36 miliar.
Jembatan antara TradFi dan DeFi
Token JitoSOL merupakan representasi dari koin SOL yang telah di-stake melalui protokol staking Solana. Token ini secara otomatis mengakumulasi hasil staking, memungkinkan pemiliknya tetap mendapatkan imbal hasil tanpa kehilangan likuiditas.
Dalam konteks ETF, JitoSOL akan dijadikan underlying asset, menjadikan produk ini sebagai sarana investasi tradisional dengan keuntungan berbasis blockchain.
Struktur liquid staking yang diterapkan juga meminimalisasi hambatan likuiditas yang kerap menjadi kendala dalam model staking tradisional. Tidak ada masa unbonding, sehingga investor institusional maupun ritel dapat mengakses dan menarik dana dengan cepat jika diperlukan.
VanEck bersama Jito Foundation telah menjalin komunikasi intensif dengan regulator sejak awal 2025. Upaya tersebut mencakup penyusunan kerangka hukum, penyampaian pendapat publik dan pengembangan dokumen pendukung guna memastikan kepatuhan terhadap regulasi.
Proses pengajuan S-1 kini memasuki tahap evaluasi oleh SEC sebelum potensi persetujuan untuk diperdagangkan di bursa seperti Nasdaq atau NYSE.
Meski demikian, risiko tetap ada. Penurunan nilai JitoSOL dapat terjadi jika validator jaringan mengalami penalti atau slashing, yang berdampak langsung pada nilai aset ETF.
Selain itu, meskipun SEC telah memberikan panduan, status hukum token LST masih bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai keputusan komisioner atau pengadilan.
Jika disetujui, ETF ini berpotensi menjadi jembatan penting antara dunia keuangan tradisional (TradFi) dan sistem keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Langkah ini juga membuka kemungkinan bagi peluncuran produk ETF serupa yang berbasis aset kripto lain, serta memperluas adopsi teknologi blockchain dalam sistem investasi global yang terregulasi. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.