Contoh Header Banner Blockchainmedia

Apa Itu Vesting Airdrop? Ini Pengertian dan Cara Kerjanya!

Fenomena airdrop semakin ramai dibicarakan di dunia kripto. Tak hanya menjadi ajang bagi pengguna untuk mendapatkan token gratis, berbagai airdrop terbaru kini juga menghadirkan strategi baru lewat mekanisme vesting. Metode ini bukan cuma soal waktu, tapi juga menyangkut keberlangsungan proyek jangka panjang. 

Lalu, bagaimana sebenarnya cara kerja vesting airdrop, dan apa dampaknya terhadap pasar? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa Itu Vesting Airdrop?

Ilustrasi Jadwal Vesting Token - CoinMarketCap
Ilustrasi Jadwal Vesting Token – CoinMarketCap

Vesting airdrop adalah metode pembagian aset kripto secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Artinya, reward yang kamu terima dari airdrop crypto tidak langsung bisa dijual seluruhnya, tapi akan “terbuka” sedikit demi sedikit sesuai jadwal yang sudah ditentukan, atau disebut juga vesting schedule.

Sistem ini banyak digunakan proyek kripto untuk mencegah aksi dumping atau penjualan besar-besaran setelah airdrop berlangsung. Tujuannya jelas yaitu untuk menjaga harga tetap stabil dan mendorong partisipasi jangka panjang dari penerima airdrop dalam ekosistem proyek tersebut.

Dengan adanya vesting, kamu sebagai penerima token akan mendapatkan akses penuh ke seluruh hadiah secara bertahap, bukan sekaligus. Ini membantu menciptakan distribusi reward yang lebih sehat dan mengurangi tekanan jual di pasar.

Baca juga: 5 Cara Main Airdrop Kripto untuk Pemula Agar Cuan Maksimal!

Kenapa Airdrop Perlu Vesting?

Vesting pada airdrop bukan hanya soal teknis, tetapi juga merupakan strategi penting untuk menjaga keberlangsungan sebuah proyek. Mekanisme ini dirancang agar distribusi reward tidak dilakukan sekaligus, melainkan secara bertahap sesuai jadwal yang telah ditentukan. 

Tanpa adanya sistem vesting, penerima token dari fase early access maupun publik bisa langsung menjual seluruh hadiah yang diperoleh. Hal ini berisiko memicu aksi dumping besar-besaran yang dapat membuat harga token anjlok dalam waktu singkat.

Dengan menerapkan vesting schedule, proyek bisa mengontrol laju pertumbuhan circulating supply alias jumlah token yang beredar di pasar. Ini membantu menciptakan keseimbangan antara pasokan dan permintaan, sehingga harga token bisa tumbuh secara stabil seiring adopsi pengguna.

Selain itu, vesting juga menjaga agar tim internal, investor awal, dan kontributor proyek pada tahap testnet untuk tidak bisa seenaknya menjual token mereka. Ini penting buat membangun kepercayaan dan menunjukkan bahwa semua pihak terikat pada komitmen jangka panjang.

Mau Kripto Gratis? Coba Airdrop Testnet Sekarang!

Namun, penting juga dicatat bahwa tidak semua proyek menggunakan vesting dengan niat baik. Ada juga proyek yang sengaja menahan sebagian besar token agar circulating supply tampak kecil dan valuasi terlihat lebih tinggi dari semestinya. Praktik ini bisa menyesatkan investor baru dan menciptakan inflasi besar di masa depan.

Cara Kerja Vesting Airdrop

Vesting airdrop bekerja dengan sistem distribusi token yang dibagi dalam beberapa tahap, mengikuti jadwal yang telah ditentukan. Periode ini biasa disebut sebagai vesting period, yang bisa berlangsung selama 6, 12, hingga 24 bulan tergantung kebijakan proyek.

Selama periode tersebut, reward yang kamu terima akan “terkunci” dan hanya bisa diakses sebagian demi sebagian. Misalnya, jika kamu mendapatkan 1.200 token dengan vesting 12 bulan, maka kamu akan menerima 100 token setiap bulan hingga jumlahnya lengkap.

Jadwal ini bisa bersifat bulanan, kuartalan, bahkan tahunan, tergantung model vesting schedule yang dipilih. Beberapa proyek juga menetapkan cliff period, yaitu waktu tunggu awal sebelum token pertama bisa dicairkan. Setelah periode cliff selesai, barulah token mulai dilepas secara bertahap.

Baca juga: Apa Itu Snapshot Airdrop Crypto? Ini Penjelasan Lengkapnya!

Jenis-Jenis Vesting Airdrop

Dalam dunia kripto, ada beberapa jenis vesting yang umum digunakan untuk airdrop kripto dan distribusi token. Masing-masing punya mekanisme dan tujuan yang berbeda, tergantung strategi proyeknya. Berikut penjelasan singkatnya:

1. Time-Based Vesting

Jenis vesting ini mendistribusikan token secara bertahap dalam jangka waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Setiap periode berjalan, sebagian reward akan terbuka dan bisa diakses penerima. Ini adalah jenis vesting paling umum karena sederhana dan mudah diatur melalui smart contract, terutama untuk token berbasis ERC-20.

Contohnya, banyak proyek awal Ethereum yang menggunakan sistem ini untuk mendistribusikan token kepada pendukung awalnya secara bertahap.

2. Milestone-Based Vesting

Pada sistem ini, token hanya diberikan setelah proyek mencapai target tertentu, seperti peluncuran fitur baru, pembaruan protokol, atau pencapaian roadmap. Model ini memastikan bahwa tim atau mitra hanya menerima token jika mereka benar-benar menyelesaikan pekerjaan yang dijanjikan.

3. Hybrid Vesting

Sesuai namanya, hybrid vesting adalah gabungan dari time-based dan milestone-based. Sebagian token akan dilepaskan secara berkala dalam jangka waktu tertentu, sementara sisanya menunggu pencapaian milestone. Model ini cukup populer karena bisa menjaga keseimbangan antara komitmen waktu dan hasil nyata.

4. Reverse Vesting

Reverse vesting adalah kebalikan dari sistem biasa, penerima awalnya sudah memiliki token, tapi bisa kehilangan hak atas reward itu jika tidak memenuhi syarat tertentu. Artinya, hadiah bisa “ditarik kembali” jika komitmen jangka panjang tidak terpenuhi.

Salah satu contoh penerapan reverse vesting adalah Filecoin, yang mengatur agar sebagian besar reward mining dan alokasi token diberikan secara bertahap, dengan syarat tertentu untuk menjaga kelangsungan jaringan.

Dampak Vesting terhadap Supply Token

Dampak Vesting terhadap Supply Token - CoinMarketCap
Dampak Vesting terhadap Supply Token – CoinMarketCap

Vesting airdrop punya pengaruh langsung terhadap jumlah token yang beredar di pasar atau circulating supply. Selama token masih dalam masa vesting, token tersebut dianggap belum aktif dan tidak bisa diperdagangkan.

Artinya, token yang belum ter-vested tidak dihitung sebagai bagian dari suplai yang tersedia di pasar. Hal ini secara otomatis membatasi jumlah reward yang bisa ditukar (swap) atau dijual. 

Dampaknya pun juga sangat signifikan terhadap sejumlah aspek penting, seperti kapitalisasi pasar, likuiditas, serta keseimbangan antara supply dan demand.

Seiring waktu, token akan dilepas secara bertahap sesuai vesting schedule yang telah ditentukan. Ketika token mulai masuk ke sirkulasi, ini bisa mempengaruhi dinamika pasar dan sentimen investor, terutama jika jumlah yang dilepas cukup besar.

Baca Juga: Apa Itu Faucet Crypto? Panduan Lengkap untuk Pemula

Keuntungan dan Risiko Vesting Airdrop

Vesting airdrop punya keuntungan dan risiko tersendiri yang sering kali menjadi pertimbangan para pengembang. Beberapa alasan ini juga lah yang jadi pertimbangan mengapa beberapa proyek menerapkan sistem vesting sementara sisanya tidak.

Keuntungan Vesting Airdrop

Vesting airdrop punya banyak manfaat, terutama dalam menciptakan ekosistem kripto yang sehat dan berkelanjutan. Dengan bantuan smart contract, proses vesting bisa berjalan otomatis, transparan, dan minim manipulasi.

Keuntungan utama dari vesting antara lain bisa membangun kepercayaan investor, mengurangi aktivitas spekulatif seperti aksi dumping, dan mendorong komitmen jangka panjang. Lewat proses yang aman dan terdesentralisasi, mekanisme ini menjadi salah satu fondasi penting untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan proyek kripto.

Risiko Vesting Airdrop

Meskipun punya banyak keunggulan, vesting juga memiliki tantangan dan risiko yang perlu diperhatikan antara lain ketidakpastian regulasi, kerentanan smart contract jika ada bug atau kesalahan kode yang bisa dimanipulasi pihak tak bertanggungjawab.

Pada akhirnya, terdapat risiko aksi jual besar-besaran saat token hasil vesting mulai dilepas, ditambah dengan tidak adanya standar umum mengenai waktu dan kebijakan vesting yang kerap membingungkan.

Tak jarang, sistem vesting justru merugikan investor apabila pengembang tidak memiliki komitmen jangka panjang atau gagal bersaing di pasar. Karena itu, penting untuk mempertimbangkan secara matang risiko dan potensi keuntungan dari vesting schedule.

Baca Juga: 7 Cara Menghasilkan Uang dari Telegram Lewat Airdrop Crypto!

Contoh Proyek yang Pernah Menggunakan Vesting Airdrop

Beberapa proyek kripto besar telah menerapkan sistem vesting airdrop untuk menjaga distribusi reward tetap sehat dan berkelanjutan. Berikut ini contoh-contohnya:

Ethena

Ethena Vesting Schedule
Ethena Vesting Schedule

Ethena membagikan 750 juta token ENA melalui airdrop. Dari jumlah tersebut, 50 persen bisa langsung diperdagangkan di crypto exchange, sementara 50 persen sisanya dikunci dan akan dilepas secara bertahap selama 6 bulan. Skema ini mendorong partisipasi jangka panjang dari komunitas dan mencegah aksi jual masif.

Blast

Blast Vesting Schedule
Blast Vesting Schedule

Blast juga menerapkan vesting untuk airdrop-nya. Sekitar 0,1 persen wallet teratas (sekitar 1.000 wallet) menerima sebagian token secara linear vesting selama 6 bulan. Tujuannya agar distribusi token lebih terkontrol dan pengguna tetap terlibat dalam ekosistem.

Mode Network

Mode Vesting Schedule
Mode Vesting Schedule

Mode Network menggunakan sistem vesting untuk mendistribusikan token MODE kepada 2.000 wallet teratas berdasarkan poin. Setiap dompet kripto menerima 50 persen token saat peluncuran, dan 50% sisanya setelah 90 hari. Untuk mendapatkan sisa reward, pengguna harus tetap menjaga asetnya dalam ekosistem Mode selama periode vesting berlangsung.

Sudah Paham Soal Vesting Airdrop?

Nah, itu dia penjelasan lengkap soal vesting airdrop yang sering kali menjadi strategi penting untuk menjaga stabilitas ekosistem kripto. Dengan mekanisme ini, proyek bisa mendorong komitmen jangka panjang, menghindari tekanan jual mendadak, serta membangun kepercayaan komunitas. 

Meski memiliki tantangan seperti risiko likuiditas dan isu regulasi, vesting tetap menjadi solusi yang banyak digunakan untuk mendistribusikan coin crypto secara sehat. Ke depan, sistem ini kemungkinan akan menjadi standar dalam setiap peluncuran proyek baru di dunia Web3. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait