Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, baru-baru ini memberikan penjelasan mengenai tantangan dan risiko yang dihadapi jika Ethereum Foundation memutuskan untuk melibatkan diri dalam staking ETH.Â
Salah satu risiko terbesar yang diungkapkan Buterin adalah potensi kontroversi yang bisa timbul, terutama terkait dengan netralitas EF dalam menghadapi hard fork yang bisa muncul di masa depan.
Kontroversi Staking ETH
Selama beberapa minggu terakhir, Ethereum Foundation mendapatkan kritik keras karena memilih untuk menjual ETH mereka daripada memanfaatkan peluang staking atau DeFi untuk mengelola aset mereka.Â
Bahkan, menurut laporan Lookonchain pada 20 Januari 2025, EF kembali menjual altcoin tersebut. Sejak Januari 2024, EF tercatat telah menjual ETH senilai lebih dari US$13 juta.
“Ethereum Foundation baru saja menjual lagi 100 ETH (senilai US$336 ribu)! EF telah menjual total 4.666 ETH (senilai US$13,3 juta) sejak 2 Januari 2024,” jelasnya.
Keputusan ini memicu diskusi panas di komunitas, dengan beberapa pihak mempertanyakan mengapa EF tidak memilih staking untuk menghasilkan keuntungan, terutama mengingat cadangan ETH mereka yang sangat besar.
DCinvestor, seorang tokoh yang cukup dikenal di komunitas kripto, berkomentar bahwa Ethereum Foundation tampaknya tidak terlalu memperdulikan masa depan jaringan tersebut.
“EF sebagian besar waktu berpura-pura seolah DeFi tidak ada karena mereka sangat takut dianggap memihak. Mereka lebih memilih fokus sepenuhnya pada narasi ‘world computer’ daripada mengakui bagaimana jaringan ini sebenarnya digunakan,” tegasnya di X.
Ia bahkan menyayangkan dan membandingkan bahwa proyek lain, seperti WLFI milik Trump, tampaknya lebih mendorong inovasi dengan melakukan swap melalui platform DeFi.
“Trump membentuk tim protokol DeFi, mereka menggunakan Aave dan memakai Cowswap untuk menukar hasil penjualan mereka menjadi ETH,” ungkapnya.
Namun, Buterin menjelaskan bahwa salah satu alasan utama mengapa Ethereum Foundation belum terlibat dalam staking adalah tantangan regulasi yang intens di masa lalu.
Meski kekhawatiran mengenai regulasi kini telah berkurang, ia juga menekankan bahwa risiko utama lainnya adalah netralitas EF ketika menghadapi kemungkinan terjadinya hard fork.Â
“Jika EF melakukan staking sendiri, ini secara de facto memaksa kami untuk mengambil posisi dalam setiap hard fork kontroversial di masa depan,” kata Buterin.
Buterin juga membahas beberapa solusi yang tengah dipertimbangkan untuk mengurangi dampak negatif ini. Namun, dia menegaskan bahwa beberapa usulan, seperti menjalankan kedua fork atau melakukan unstaking sebelum fork, bukanlah solusi yang dapat diterapkan.
Hal tersebut disebabkan oleh mekanisme slashing dan batasan pada tingkat penarikan ETH di jaringan Ethereum.
Restrukturisasi Kepemimpinan Ethereum Foundation
Di tengah kritik ini, Ethereum Foundation juga tengah menjalani restrukturisasi kepemimpinan yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian teknis dan komunikasi dengan peserta ekosistem.Â
Buterin menjelaskan melalui unggahannya di X pada 18 Januari 2025 bahwa inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat eksekusi proyek, mendukung pengembang aplikasi, serta memperkuat komitmen terhadap pengembangan.
“Kami saat ini memang sedang melakukan perubahan besar pada struktur kepemimpinan EF, yang telah berlangsung selama hampir satu tahun. Sebagian dari perubahan ini sudah dijalankan dan diumumkan ke publik, sementara sebagian lainnya masih dalam proses,” ujar Buterin.
Selain itu, Vitalik Buterin juga melihat bahwa restrukturisasi ini difokuskan untuk memperluas penggunaan teknologi terdesentralisasi dan privasi dalam pengelolaan pembayaran dan treasury, sambil menjaga netralitas.
Keputusan tentang apakah mereka akan memasuki berperan pada staking atau tetap dengan strategi penjualan ETH akan menjadi penentu arah masa depan Ethereum. [dp]