Berdasarkan data yang dirilis oleh Highcharts, volatilitas Bitcoin semakin berkurang selama beberapa hari terakhir. Sementara itu, indeks volatilitas Bitcoin dalam 30 hari terakhir sekitar 1,73 persen, sedangkan dalam periode 60 hari terakhir sekitar 2,58 persen.
“Volatilitas rendah menandakan manipulasi harga sudah sirna,” kata Bob Mason, pakar keuangan dari FXEmpire.
Selain itu, tren harga saat ini menandakan investor semakin erat menahan (hold) Bitcoin. Menurut Mason, setelah pergerakan harga yang liar, Bitcoin terlihat memiliki hubungan yang stabil dengan para investornya. Mereka tidak lagi berspekulasi banyak dan berinvestasi di Bitcoin secara jangka panjang.
Di sisi lain, para trader mungkin pihak satu-satunya yang tidak menyukai pergerakan harga yang halus. Trader lebih menyukai aset keuangan dengan ayunan harga atau volatilitas yang tajam. Seiring meningkatnya volatilitas, potensi meraup cuan juga meningkat. Tentunya volatilitas yang tinggi berarti ada resiko yang tinggi pula.
Menanggapi itu, Christopher Tahir, pendiri komunitas Cryptowatch Asia berpendapat, volatilitas rendah membuat investor ritel kurang bernafsu, sehingga investor yang kurang sabar akan keluar dari pasar dulu.
“Namun di sisi lain, whale trader justru menggunakan saat-saat seperti ini untuk membeli di harga penuh, sehingga mereka mendapatkan harga lebih murah, sebagai akibat aksi jual trader ritel. Soal manipulasi pasar, justru di saat sideway sangat rawan terjadi,” jelas Christopher kepada BlockchainMedia melalui Telegram, Rabu (10/10).
Christopher menjelaskan, di pasar atau bursa manapun, tidak ada whale trader yang tidak memanipulasi dan menggerakkan harga, karena sangat susah bagi investor ritel menyamakan satu pendapat untuk menaikkan harga. Untuk menaikkan harga, tetap butuh whale trader dan investor ritel cukup melakukan follow the smart money (mengikuti aksi investor besar).
Lintasan harga Bitcoin yang tak menentu bisa jadi salah satu faktor utama yang mendorong SEC menolak pengajuan izin Bitcoin ETF (Exchange Traded Fund). Dalam hal ini, SEC pernah mengungkapkan, pihaknya tidak percaya klaim bahwa pasar Bitcoin anti terhadap manipulasi harga, sehingga terjadilah volatilitas.
Sebagai contoh, dokumen SEC yang menjelaskan penolakan kedua terhadap petisi Winklevoss Bitcoin Trust untuk memperdagangkan Bitcoin ETF, merujuk kepada komentar, yang menyorot para trader dapat memanipulasi perdagangan di bursa Gemini akibat volume perdagangan yang rendah.
“Petisi Winklevoss Trust menyatakan, momentum harga Bitcoin mengakibatkan spekulasi terhadap harga Bitcoin yang terus meningkat di masa depan, sehingga menyebabkan harga Bitcoin semakin bergejolak,” kata SEC. [ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.