Beda Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia, beda pula dengan Warner Music Group. Tahun lalu Bekraf-melalui proyek Portamento-kerap mendengung-dengungkan betapa pentingnya teknologi blockchain bagi kesejahteraan musisi Indonesia dan siap menerapkan itu. Selang beberapa waktu tak terdengar lagi gaungnya, hingga Warner Music Group hendak bermain di arena yang sama dengan nilai investasi yang tak main-main.
OLEH: Vinsensius Sitepu
Pemimpin Redaksi Blockchainmedia.id
Bekraf beralasan, teknologi baru itu memampukan para musisi Indonesia mendapatkan imbalan hasil karyanya secara langsung, adil dan transparan. Namun, sempat tersentil tantangan, bahwa kecepatan pengiriman imbalan melalui blockchain yang direncanakan akan diterapkan, masih terhitung lamban. Tak jelas teknologi blockchain mana yang dimaksudkan.
Tentu bukanlah perbandingan apple to apple antara Bekraf dengan Warner Music Group, sebuah korporasi raksasa dunia saat ini. Tapi, wacana bukan soal itu semata, tetapi soal keinginan yang luhur dan keseriusan beranjak, bukan sekadar rencana-rencana dan “wacana-wacini”.
Warner Music Group paham, bahwa jikalau ia menggunakan teknologi blockchain publik Ethereum, akan terancam soal kecepatan transaksi pemberian imbalan kepada musisi dan pembagian pendapatan kepada studio rekaman dan pihak lain yang terkait.
Itulah sebabnya, Warner Music Group berani merogoh kocek hingga US$11,2 miliar dan menanamkan dana itu ke Dapper Labs. Perusahaan yang satu ini memang kurang terkenal, kecuali produk dApp (decentralized App) yang bernama CryptoKitties, yang sempat bikin macet jaringan blockchain Ethereum pada Desember 2017.
Kok bisa? Ya, karena penggunanya sangat banyak dan bermain di saat yang bersamaan. Alhasil beberapa transaksi biasa, mengirimkan Ether (ETH) ataupun token yang berjalan di atas blockchain Ethereum perlu konfirmasi hingga 14 hari lamanya, bahkan ada yang lebih. Gila!
Jadi, Warner Music Group bergabung bersama investor lainnya di Dapper Labs, yakni Andreessen Horowitz, Digital Currency Group, Union Square Ventures, dan Venrock.
Menurut Wakil Presiden Warner Music, Jeff Bronikowski, tim blockchain Warner akan bekerjasama dengan Dapper Labs untuk membuat aset digital khusus menggunakan blockchain publik baru bernama Flow. Blockchain ini dijanjikan akan jauh lebih cepat daripada Ethereum buatan “Si Alien” Vitalik Buterin itu.
Saya enggan mengatakan artikel ini adalah nasihat kepada “Si Bekraf” itu, tetapi ini berupa “kecupan kasih sayang”, sekadar mengingatkan bahwa wacana penuh janji, sebenarnya tak bertuah. Tapi, pun kita belum yakin, apakah Warner Music kelak memang bisa lebih mensejahterakan Ed Sheeran, ketika ia sudah pensiun dan tua renta. Portamento Bekraf mencla-mencle? [vins]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.