Kendati pasar yang lesu dan ramainya orang yang kritis terhadap kripto, Wall Street terus menanam modal di sektor ini. Perusahaan teranyar yang menarik perhatian investor adalah Symbiont, sebuah startup berbasis di New York yang menghadirkan blockchain bagi pasar modal.
Bitcoinist melaporkan, Nasdaq memiliki sentimen bullish soal Bitcoin. Menjelang World Economic Forum yang diadakan di Davos, Swiss, CEO Nasdaq Adena Friedman menyatakan kripto akan berperan penting di masa depan. Ia bahkan memrediksi Bitcoin akan menjadi mata uang global.
Menurut Friedman, jumlah investasi yang digelontorkan ke industri kripto oleh investor-investor ternama di dunia menandakan teknologi ini merupakan hasil jenius dan kreativitas luar biasa dan layak mendapat peluang untuk masa depan yang berkelanjutan di ekonomi global.
Kini, bursa saham terbesar kedua di dunia Nasdaq Ventures Initiative memimpin pendanaan Seri B bagi Symbiont. Bersama dengan Citigroup beserta sejumlah investor ternama lainnya termasuk Galaxy Digital Holdings milik Mike Novogratz, kelompok ini menanam modal sebesar US$20 juta.
Dukungan terhadap Symbiont tersebut menunjukkan Wall Street masih ingin membuka jalan dan masuk ke sektor kripto, kendati selama 12 bulan terakhir harga kripto terus merosot hingga menurun sebanyak 90 persen bagi koin-koin tertentu.
Menurut CEO Symbiont Mark Smith, pendanaan dari Wall Street tersebut tidak hanya terjadi ketika pasar kripto mengalami “musim kemarau,” tetapi juga ketika teknologi blockchain dipertanyakan.
Setelah 2017 yang penuh spekulasi liar, di tahun 2018 ekspektasi pegiat kripto mengempes. Smith berkomentar kepada Bloomberg saat ini industri kripto memasuki fase yang lebih realistis tentang kegunaan blockchain beserta batas-batasnya.
“Kita meninggalkan puncak dari siklus hype dan memasuki jurang kekecawaan, terutama bagi mereka yang menerapkan teknologi ini secara tidak tepat dan berharap akan menjadi obat ajaib yang bisa memecahkan persoalan apapun,” jelas Smith.
Blockchain digadang-gadang sebagai solusi segala hal, mulai dari menemukan obat untuk kanker hingga menghapus korupsi yang terjadi di rantai pasok (supply chain). Namun, kini menjadi jelas blockchain memiliki keterbatasan meskipun merupakan teknologi yang penting.
Platform smart contract Symbiont, bernama Assembly, membantu lembaga keuangan memverifikasi dan membagikan data. Dengan menggunakan smart contract, Symbiont berusaha membuat pasar obligasi hipotek menjadi lebih efisien. Perusahaan itu juga berencana mempercepat kredit sindikasi.
Selain didukung Nasdaq, Citi, Novogratz dan Raptor Group Holdings, Symbiont bermitra dengan Vanguard Group Inc. Ini merupakan kemitraan penting yang memungkinkan raksasa investasi Vanguard menerapkan teknologi blockchain untuk memperbarui data indeks reksadana.
Symbiont akan menggunakan dana tersebut untuk memperbaiki proses manajemen data dan mengembangkan teknologi bagi ekuitas privat, hipotek dan kredit sindikasi.
Di saat yang sama, Nasdaq mencari peluang untuk mendapat klien-klien baru yang ingin mentokenisasi aset mereka menggunakan smart contract melalui platform Assembly ciptaan Symbiont. [bitcoinist.com/ed]