IKLAN

Wallet Aset Kripto Ini Diretas, Rp6,7 Miliar Amblas

Wallet aset kripto tak ternama asal Singapura, NULS, kemarin diretas. Akibatnya dua juta unit aset senilai Rp6,7 miliar pun amblas.

Tim NULS mengkonfirmasi serangan itu melalui Twitter. Secara total ada dua juta NULS (US$480.000) diambil.

Gambar

“Akun wallet kami diretas. Ada sekitar 2 juta aset kripto NULS yang dirampas. Sekitar 500 ribu telah masuk ke bursa kripto, tetapi kami tidak dapat melacaknya. Guna mengembalikan aset kripto itu dan mencegah penjualan, kami berencana akan melakukan hard fork di blok ke-87.800,” sebut tim NULS di Twitter.

Aksi hard fork blockchain untuk mengatasi aset kripto yang dicuri pernah terjadi pada blockchain Ethereum. Saat itu, pada tahun 2016, peretas mencuri US$40 juta Ether (ETH) dari proyek DAO. Momen itu masih kontroversi hingga saat ini, yang mengindikasikan adanya aspek sentralisasi di tubuh Ethereum.

BACA JUGA  Mata Uang Digital Jadi Fokus di Africa Blockchain Week 2021

Namun, dalam konteks peretasan, blockchain NULS tentu saja jauh dari popular daripada Ethereum. Kalaupun hard fork dilakukan, mungkin saja tak membawa kontroversi yang berdampak besar. [red]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait