IKLAN

Walmart Pakai Blockchain Lacak Pengiriman Udang

Raksasa ritel Walmart asal Amerika Serikat, berkolaborasi dengan IBM, akan memakai teknologi blockchain untuk melacak pengiriman udang pada sistem rantai pasok (supply chain) miliknya. Kanal berita LiveMint melaporkan, Walmart akan memakai blockchain untuk melacak udang dari India bagi lokasi-lokasi terpilih toko ritel Sam’s Club.

Hal ini merupakan pertama kalinya teknologi blockchain dipakai untuk melacak ekspor udang dari peternak India ke peritel luar negeri. President Institut Perikanan Nasional John Connelly mengatakan, sebagai salah satu komoditas paling diperdagangkan di dunia, makanan laut memiliki rantai pasok yang kompleks dan luas.

“Akibatnya, pengujian dan pengembangan program pelacakan terbantukan teknologi adalah langkah penting. Sangat bagus melihat pemimpin ritel seperti Walmart berpartisipasi di uji coba blockchain makanan laut,” kata Connelly.

Walmart bekerja dengan pemroses makanan laut India, Sandhya Aqua, untuk menambahkan rantai pasok udang ke platform IBM Food Trust yang berbasis blockchain agar konsumen bisa melacak darimana asal udang yang mereka makan.

Udang adalah ekspor pertanian terbesar bagi India, di mana Amerika Serikat merupakan pasar terbesarnya, mencapai 46 persen seluruh ekspor undang India. LiveMint melaporkan penerapan blockchain tersebut akan membantu peternak udang India memenuhi persyaratan makanan AS yang cukup ketat sehingga mendapat kepercayaan peritel AS dan mengamankan peternakan udang sebagai industri jangka panjang.

BACA JUGA  Tokocrypto Resmi Luncurkan IEO SWIPE, Initial Exchange Offering Pertama di Indonesia

Sebelumnya, Walmart telah memakai teknologi blockchain untuk melacak makanan di negara lain seperti Tiongkok. Teknologi distributed ledger disebut memudahkan Walmart melacak rantai pasoknya yang besar dan menarik kembali produk makanan atau obat-obatan yang bermasalah jika dibutuhkan.

Cointelegraph melaporkan bulan lalu sejumlah perusahaan kopi global bermitra dengan Farmer Connect, sebuah startup yang mengembangkan perangkat pelacakan makanan dari peternakan hingga ke klien. Kemitraan tersebut memakai platform IBM Food Trust untuk melacak rantai pasok kopi. Startup itu membangun aplikasi yang menyediakan konsumen data mengenai produk kopi, termasuk asal-muasal dan harganya. [cointelegraph.com/ed]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait