Warga Hong Kong Bisa Tukar Koin Pi Jadi Uang, Komunitas Makin Antusias

Sebuah kabar mengejutkan datang dari Hong Kong. Di tengah fluktuasi pasar kripto yang tak pernah sepi drama, pusat layanan aset kripto offline terbesar di kota tersebut, Crypto Panda, memutuskan untuk secara resmi mencantumkan koin Pi Network sebagai aset yang bisa ditukar langsung dengan uang tunai.

Ini berarti, siapa pun yang memegang token PI kini dapat datang ke lokasi fisik dan menukarkannya dengan mata uang lokal, yakni dolar Hong Kong (HKD).

Langkah ini tentu menjadi angin segar bagi komunitas Pi yang selama ini hanya beroperasi di ranah digital.

Di sisi lain, keberadaan titik fisik semacam ini bisa menjadi jembatan yang mempertemukan sistem keuangan berbasis blockchain dengan sistem keuangan tradisional yang selama ini dinilai lebih stabil dan terpercaya oleh sebagian besar masyarakat umum.

Pasar Kripto Bergejolak, Pi Network Turut Serta

Namun, momen menggembirakan ini datang di tengah kondisi harga yang belum sepenuhnya berpihak pada Pi Network. Dalam 30 hari terakhir, token PI mengalami penurunan harga cukup tajam sebesar 30,07 persen dan kini diperdagangkan di kisaran US$0,66.

Walau begitu, bukan berarti harapan telah hilang. Berdasarkan prediksi dari CoinCodex, dalam beberapa hari mendatang, harga PI berpotensi melonjak sebesar 30,10 persen hingga mencapai US$0,848.

Menariknya, meski harga sedang melemah, sentimen pasar tidak menunjukkan tanda-tanda pesimis. Indeks Fear & Greed berada di level 72 yang menunjukkan kondisi “Greed,” alias pelaku pasar masih cukup percaya diri bahwa situasi akan membaik.

Entah karena keyakinan, insting, atau hanya sekadar spekulasi, nyatanya banyak investor kripto tetap memilih bertahan.

Tokenomik Terbaru: Komunitas Jadi Pemegang Kuasa

Tidak hanya soal harga dan likuiditas, Pi Network juga belum lama ini memperkenalkan struktur tokenomik terbarunya.

Total pasokan maksimum ditetapkan pada angka 100 miliar koin PI, angka yang cukup besar jika dibandingkan dengan banyak proyek kripto lainnya. Distribusinya pun sudah dirancang agar tetap adil di tengah perpindahan menuju Mainnet.

Sekitar 65 persen dari total token akan didistribusikan untuk komunitas melalui mekanisme mining, 10 persen diperuntukkan bagi yayasan, 5 persen dialokasikan untuk likuiditas, dan 20 persen sisanya untuk tim inti.

Yang menarik dari model ini adalah pendekatan dinamisnya, yaitu semua alokasi akan tumbuh secara proporsional sesuai perkembangan migrasi pengguna ke jaringan utama.

Dengan begitu, tidak ada satu pihak pun yang mendapat keuntungan terlalu awal atau terlalu besar. Mungkin ini cara halus untuk bilang, “kalau mau ikut untung, ya jangan telat bergabung.”

Meski pencantuman di pusat layanan fisik adalah tonggak besar, perjalanan Pi tentu belum berakhir. Hingga kini, belum semua fungsi Mainnet dibuka untuk publik. Penarikan dana ke dompet eksternal pun masih menjadi misteri yang belum dijawab tuntas. Artinya, adopsi luas belum sepenuhnya terjadi.

Namun demikian, pengakuan dari entitas di dunia nyata seperti pusat layanan kripto di Hong Kong bisa menjadi titik balik.

Ini bukan hanya soal penukaran aset, tapi juga soal validasi bahwa Pi Network tak lagi sekadar proyek di fase pengujian, tapi mulai menunjukkan bentuk nyata di dunia yang lebih besar.

Dan kalau dipikir-pikir, siapa sangka sebuah token yang dulunya cuma bisa ditambang lewat aplikasi ponsel kini bisa ditukar jadi uang tunai di tengah kota? Mungkin ini baru permulaan dari babak baru, dan seperti biasa dalam dunia kripto, yang cepat membaca arah angin biasanya yang lebih dulu sampai di garis akhir. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait