Warga Ukraina disebut ramai-ramai memakai aplikasi kripto yang memungkinkan transaksi tanpa akses Internet (nir-Internet). Aplikasi itu memungkinkan transfer kripto melalui gelombang radio.
Di tengah-tengah konflik yang memanas di Ukraina, dampak operasi militer oleh Rusia membuat warga Ukraina banyak menerima donasi kripto. Pasalnya, akses perbankan ditutup. Namun, itu terancam jika Pemerintah Ukraina akan memadamkan sebagian besar akses Internet untuk membatasi donasi kripto itu.
Itulah yang mendorong warga Ukraina secara beramai-ramai mengunduh dan memakai aplikasi yang tidak membutuhkan akses Internet untuk bertransaksi, menurut laporan Forbes.
Sebelumnya diberitakan, bahwa paralel dengan perintah Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina, sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan kelompok sukarelawan di Ukraina telah mengumpulkan lebih dari US$4 juta dalam bentuk kontribusi Bitcoin.
Satu LSM menerima lebih dari US$675.000 dalam bentuk Bitcoin (BTC) pada 24 Februari saja, dan pada pukul 09:30 pada Jumat, 25 Februari 2022, telah menerima lebih dari US$3,4 juta, lebih dari US$3 juta di antaranya berasal dari satu donatur.
Secara total, donasi Bitcoin Ukraina yang dikumpulkan oleh organisasi dalam waktu kurang dari 24 jam menjadi lebih dari US$4 juta, menurut laporan dari Elliptic.
Memang, lebih dari US$4 juta dalam kripo itu telah dikumpulkan sejauh ini untuk militer Ukraina untuk pembelian persenjataan dan peralatan medis.
Menurut Forbes , di Ukraina, aplikasi yang mengizinkan layanan dasar seperti komunikasi dan pemetaan tanpa akses Internet menduduki puncak grafik unduhan saat ini.
Aplikasi tersebut menggunakan sinyal radio untuk fungsi offline, dan umum terjadi ketika kondisi sipil memburuk di tengah perang atau tindakan keras pemerintah. Lonjakan serupa dalam unduhan semacam itu terjadi pada protes Hong Kong 2019, yang sebagian dihentikan melalui intervensi polisi yang kuat.
Peningkatan jumlah unduhan menunjukkan bahwa orang Ukraina takut kehilangan akses Internet.
Beberapa bagian dari kota terpadat ketiga di Ukraina, Odessa, telah kehilangan listrik, dan sumber-sumber Forbes menyebutkan, bahwa mereka was-was Ukraina dapat kehilangan daya dan konektivitas Internet secara lebih luas lagi. [ps]