Harga Bitcoin dalam sepekan terakhir bergerak sangat fluktuatif. Setelah sempat mencetak rekor tertinggi baru di kisaran US$126.198 pada Selasa lalu, kini pergerakannya melambat. BTC terlihat sideways di area US$121.000–US$123.000, sementara analis memperingatkan munculnya sinyal jual di grafik harian.
Sinyal Teknis Bitcoin Isyaratkan Potensi Jual
Berdasarkan analisis yang diunggah oleh Ali Martinez pada Kamis (10/09/2025), Bitcoin saat ini menghadapi sinyal jual (TD Sequential 9) di chart harian yang didukung oleh oscillator yang overbought—mengisyaratkan potensi koreksi jangka pendek meski tren jangka menengah masih terlihat bullish.
“Dua sinyal jual BTC sebelumnya juga menunjukkan pola serupa pada indikator-indikator tersebut, dan keduanya diikuti oleh koreksi signifikan pada harga Bitcoin,” jelas Martinez.
Harga saat ini berada di sekitar US$124.330, setelah menembus resistance level sebelumnya namun menunjukkan sumbu atas panjang pada candle terakhir yang menandakan penolakan di area puncak.

TD Sequential yang muncul di temporalitas harian seringkali diikuti koreksi; contoh sebelumnya sinyal serupa pada 14 Juli memicu penurunan sekitar 7 persen, dan pada 13 Agustus menghasilkan koreksi sekitar 13 persen.
Jika pola sejarah terulang dari level kini (US$124.330), proyeksi koreksi adalah ke US$115.627 (−7 persen) sebagai target awal, dan ke US$108.167(−13 persen) sebagai target lanjutan — artinya potensi penurunan nominal sekitar US$8.703 hingga US$16.163.
Oscillator menguatkan peringatan sinya sell Bitcoin: RSI pada chart menyentuh 74,21 (di atas ambang (overbought 70) dan Chande Momentum Oscillator sudah mencapai 100, kedua indikator tersebut menunjukkan tanda-tanda kelelahan momentum.
Level teknikal penting yang wajib diperhatikan saat ini berada di kisaran US$126.000 hingga US$128.000 sebagai resistance utama (puncak wick). Sementara itu, area US$122.000 berperan sebagai support level pertama, hasil dari konversi resistance lama yang kini menjadi area retest.
Di bawahnya, terdapat support di US$116.000 dan US$108.000–US$105.000 yang sempat diuji pada koreksi sebelumnya. Koreksi jangka pendek berpotensi muncul jika harga harian menutup di bawah US$122.000, sedangkan penurunan di bawah US$116.000 dapat membuka peluang menuju US$108.000.
Koreksi Bisa Jadi Momentum Emas untuk Entry
Senada dengan Martinez, analis Michaël van de Poppe juga mengungkapkan pandangan serupa pada Rabu lalu. Ia menyoroti bahwa setelah Bitcoin mencetak ATH baru, biasanya terjadi pullback yang sering menjadi momentum emas bagi trader untuk memanfaatkan peluang.
“Bitcoin baru saja mencetak ATH, yang sering kali menjadi acuan bagi para investor untuk mengambil keuntungan. Kini terjadi sedikit koreksi, dan harga mulai mendekati area yang saya perhatikan sebagai peluang potensial untuk membeli di saat harga turun,” jelasnya.
Dalam grafik harian, Bitcoin terlihat berusaha bertahan di atas US$121.000, sementara zona hijau di kisaran US$119.500–US$118.000 menjadi “potential area to buy the dip” atau area ideal untuk akumulasi ulang.

Area ini bertepatan dengan support dinamis dari MA-50 (garis biru), yang berpotensi menjadi titik rebound jika tekanan jual berlanjut. Jika mampu bertahan dan memantul dari zona tersebut, peluang menuju resistance utama di US$123.000–US$124.000 akan kembali terbuka.
Sebaliknya, jika tekanan jual meningkat dan harga menembus di bawah US$116.800, maka koreksi bisa meluas ke area US$114.700–US$111.900. Level ini menjadi zona support yang sebelumnya berfungsi sebagai area konsolidasi sebelum breakout terakhir.
Secara keseluruhan, meski sinyal jual di grafik harian memberi peringatan koreksi jangka pendek, tren bullish Bitcoin masih kuat. Pergerakan menuju zona support justru bisa menjadi momen penting bagi trader untuk memantau peluang akumulasi baru. [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.