Pelaku pasar patut mewaspadai ini, karena harga BTC diprediksi masih berpotensi luruh hingga ke US$75 ribu dan ETH bisa melaju turun hingga ke US$1.850.
Dalam beberapa hari terakhir, pasar kripto mengalami koreksi tajam dengan sebagian besar aset digital berada di zona merah. Bitcoin (BTC) sempat anjlok hingga US$84.436 lalu pada Jumat (28/2/2025) turun lebih rendah lagi ke US$79.400. Sementara itu Ethereum (ETH) sempat turun ke US$2.330 dan kini berada di level US$2.111 pada Jumat siang.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa kejatuhan ini dipicu oleh kombinasi faktor makroekonomi, arus keluar besar dari ETF, serta dampak dari peretasan yang menargetkan Bybit.
Ketidakpastian kebijakan moneter The Fed menjadi salah satu penyebab utama tekanan di pasar. Inflasi di Amerika Serikat tercatat lebih tinggi dari perkiraan, yakni 3 persen secara tahunan (YoY), sehingga meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
“Selain itu, kebijakan tarif baru yang diumumkan mantan Presiden Donald Trump terhadap Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa semakin memperburuk sentimen negatif di pasar keuangan global, termasuk aset kripto,” ujar Fyqieh dalam keterangan tertulisnya.
FBI Rilis Bukti Keterlibatan Lazarus Group dalam Peretasan Bybit
Di sisi lain, tekanan jual yang semakin intensif dan berdampak pada harga BTC diperparah oleh besarnya arus keluar dari ETF Bitcoin dan Ethereum. Pada 25 Februari 2025, ETF Bitcoin mencatat rekor arus keluar harian terbesar, yakni US$1,138 miliar, diikuti tambahan US$336,5 juta pada 26 Februari. ETF Ethereum juga mencatat arus keluar sebesar US$24,5 juta. Fenomena ini mendandakan bahwa investor institusional mulai mengurangi eksposur mereka terhadap aset digital.
“Pasar derivatif kripto pun tak luput dari dampak negatif ini, dengan total likuidasi mencapai US$764,32 juta dalam 24 jam terakhir. Segmen Bitcoin futures menjadi yang paling terdampak, dengan likuidasi sebesar US$459 juta, yang kemudian berimbas pada tekanan jual lebih lanjut di pasar spot dan juga berpengaruh terhadap harga BTC,” jelas Fyqieh.
Selain faktor makroekonomi dan tekanan dari investor institusional, pasar kripto juga diguncang oleh peretasan besar yang menimpa Bybit. Serangan siber dengan nilai kerugian mencapai US$1,5 miliar ini menciptakan kepanikan di kalangan investor, yang bereaksi dengan menarik dana mereka dalam jumlah besar dari bursa.
Investigasi forensik menunjukkan bahwa ada serangan nyata di sistem Safe (Wallet) berhasil, layanan dompet kripto yang digunakan oleh Bybit, sehingga peretas dapat mengambil alih aset digital pengguna. Akibat insiden ini, beberapa institusi besar seperti Galaxy Digital menarik 25.000 ETH senilai US$67 juta dan 700 BTC senilai US$68,8 juta.
Proyeksi Pergerakan Harga BTC dan ETH
Menurut Fyqieh, tekanan jual yang masih tinggi dapat menyebabkan harga BTC turun lebih jauh ke support level US$80.000. Jika aksi jual terus berlangsung, BTC berpotensi melemah lebih dalam ke kisaran US$75.000–US$78.000 sebelum berpotensi mengalami pemulihan.
Ethereum (ETH) juga menghadapi risiko penurunan lebih lanjut. Jika tekanan jual tetap tinggi, harga ETH bisa turun hingga ke US$2.000 dalam beberapa hari ke depan, dengan support selanjutnya berada di rentang US$1.850–US$1.950.
Dalam kondisi pasar, khususnya ketika harga BTC yang masih berfluktuasi tinggi, Fyqieh menyarankan agar investor menerapkan strategi lebih disiplin. Bagi trader jangka pendek, disarankan untuk menghindari penggunaan leverage tinggi karena volatilitas ekstrem dapat meningkatkan risiko likuidasi.
“Menjaga perhatian pada support level utama harga BTC di US$80.000 dan Ethereum di US$2.000 bisa menjadi strategi untuk mencari peluang beli ketika ada tanda-tanda pembalikan tren. Selain itu, penggunaan stop-loss yang ketat sangat dianjurkan guna membatasi risiko,” ungkapnya.
Sementara itu, investor jangka panjang dapat mempertimbangkan strategi akumulasi bertahap (DCA) di area support kuat seperti di harga BTC US$80.000 dan ETH di US$2.000. Memantau kembali arus masuk ke ETF Bitcoin dan Ethereum juga dapat menjadi indikator pemulihan pasar di masa mendatang.
Selain itu, investor harus terus mencermati kebijakan The Fed serta langkah-langkah perdagangan yang diumumkan Trump, karena kedua faktor ini masih berpotensi meningkatkan volatilitas di pasar. Respons Bybit dalam menangani dampak peretasan juga perlu diawasi guna mengantisipasi efek lebih lanjut terhadap industri kripto.
Dengan ketidakpastian yang masih tinggi, investor disarankan untuk tetap waspada terhadap volatilitas harga BTC, serta merancang strategi investasi dengan lebih berhati-hati.
Analisis Teknikal Harga Bitcoin
Berdasarkan kajian Redaksi Blockchainmedia.id, Bitcoin saat ini diperdagangkan di kisaran US$80.000 dalam kerangka waktu mingguan, berada di antara level Fibonacci Retracement 0,236 (US$89.429) dan 0,382 (US$77.101) dalam konteks tren turun yang berasal dari puncak harga sepanjang masa (ATH) di US$109.471.
Secara teknikal, harga BTC saat ini masih berada di atas level 0,382 (US$77.101), yang berfungsi sebagai support potensial. Jika Bitcoin mampu bertahan di atas level ini, terdapat peluang bagi harga untuk menguji kembali area 0,236 di US$89.429. Namun, kegagalan mempertahankan support ini dapat mendorong tekanan jual lebih lanjut menuju level 0,5 di US$67.138, yang mencerminkan koreksi sebesar 38,67 persen dari ATH.
Apabila tekanan jual terus berlanjut, area 0,618 di US$57.175 (golden ratio) menjadi titik perhatian berikutnya, dengan tingkat koreksi mencapai 47,74 persen dari ATH. Level ini sering kali berfungsi sebagai support kritis dalam struktur harga jangka panjang. Sementara itu, dalam skenario bearish yang lebih dalam, Bitcoin dapat terkoreksi hingga level 0,786 di US$42.989, yang mencerminkan penurunan sebesar 60,72 persen dari ATH.
Di sisi lain, jika momentum bullish kembali mendominasi dan Bitcoin mampu menembus ke atas level 0,236, maka potensi pemulihan menuju ATH di US$109.471 akan semakin terbuka, terutama jika terdapat katalis fundamental yang mendukung pergerakan harga. Dalam kondisi ini, area US$89.429 akan menjadi zona resistance penting yang perlu ditembus sebelum terjadi pemulihan penuh.
Dinamika harga BTC saat ini menunjukkan adanya potensi pergerakan di kedua arah, dengan level Fibonacci sebagai referensi utama untuk menentukan titik support dan resistance yang krusial dalam jangka menengah hingga panjang. [ps]