Setelah memuncak di rekor terbaru US$99.802 pada Jumat lalu, koreksi Bitcoin (BTC) tampak tak terbendung. Sejumlah level penurunan lanjutan wajib diawasi, sebelum kembali bull run.
Sebelumnya pasar berharap harga Bitcoin bisa melaju di atas level psikologis US$100 ribu untuk mencetak torehan monumental bersejarah. Faktanya, kripto berkapitalisasi terbesar ini hanya bertaut US$200 dari sasaran itu. Akibatnya tak sedikit pula trader di pasar derivatif yang mengalami kerugian, akibat memasang posisi long.
Terpantau pada Senin (25/11/2024) pagi, harga BTC diperdagangkan di US$97.088, turun sekitar 2,7 persen dari rekor tertinggi itu. Harga terkini itu hasil kenaikan tipis dari US$95.814 pada Minggu malam.
Potensi Koreksi Bitcoin Berikutnya
Namun, analis menilai ada potensi koreksi lanjutan lebih dalam lagi dalam jangka pendek, sebelum melanjutkan kenaikan lebih tinggi di atas US$100 ribu.
Ali Martinez, analis popular di X yang juga dikenal sebagai Senior Crypto & DeFi Producer di MONIIFY, mengungkapkan kajian terbaru soal Bitcoin baru-baru ini. Ia meyakini koreksi Bitcoin memang tak bisa dihalangi dan ada sejumlah level yang harus diantisipasi.
“Indikator TD Sequential memberikan sinyal jual pada grafik 12 jam, pasar mengantisipasi koreksi harga ke US$91.583 atau bahkan US$85.610! Jadi, BTC perlu ditutup di atas US$100.535 untuk membatalkan sinyal jual ini,” tegas Ali di X, Minggu (24/11/2024).
Bisa Turun Lagi Hingga US$94 Ribu
Potensi koreksi tipis juga sempat disampaikan oleh CobraVanguard pada dua hari lalu, di mana dia memproyeksikan penurunan hingga US$94 ribu atau setara dengan Rp1,49 miliar per BTC.
“Bitcoin telah menyelesaikan gelombang ke-5 ke atas, dan sekarang saatnya untuk koreksi harga turun ke sekitar US95 ribu. Harga dapat mengoreksi dirinya sendiri dan kemudian melanjutkan pertumbuhannya. Setiap tren naik harus dikoreksi, itulah sifat pasar,” tulisnya di TradinView. Pada grafik ia bahkan meletakkan sasaran penurunan bisa mencapai US$94 ribu, sebelum bisa mencapai US$103 ribu atau setara Rp1,6 miliar dengan kurs dolar/rupiah saat ini.
Selain itu, masih menurut Ali, ia melihat masih ada ruang kenaikan lebih lanjut bagi Bitcoin hingga mencapai harga puncak bull run, karena tingkat greed dari whale secara tiba-tiba meningkat drastis, kendati ada koreksi Bitcoin jangka pendek ini.
“Pemegang Bitcoin jangka panjang menunjukkan tanda-tanda greed yang meningkat! Secara historis, perilaku ini menunjukkan bahwa dibutuhkan waktu 8-11 bulan bagi BTC untuk mencapai puncak pasar. Jika tren ini berlanjut, kita mungkin akan melihat potensi puncak antara Juni dan September 2025!” tulis Ali di X.
Konteks pernyataan Ali berkaitan dengan siklus halving Bitcoin. Halving merupakan peristiwa yang terjadi setiap empat tahun sekali (per 210.000 block) di mana block reward bagi penambang Bitcoin berkurang sebanyak 50 persen, yang secara historis memicu siklus pasar baru.
Setelah halving, secara historis terjadi peningkatan harga Bitcoin yang signifikan dalam beberapa bulan hingga setahun berikutnya, didorong oleh berkurangnya pasokan baru di pasar dan meningkatnya permintaan.
Halving terakhir terjadi pada 20 April 2024 yang memangkas reward dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per block. Bitcoin Halving berikutnya diperkirakan akan jatuh pada 15 Maret 2028 di block ke-1.050.000.
Pernyataan yang disampaikan menunjukkan perilaku greed dari pemegang Bitcoin jangka panjang, yang sering kali terjadi ketika pasar berada dalam fase akumulasi pasca-halving, menuju puncak siklus pasar berikutnya. Perkiraan waktu puncak antara Juni hingga September 2025 juga sesuai dengan pola historis setelah halving, yaitu sekitar 12-18 bulan setelahnya.
Kendati demikian sejumlah whale alias pembeli besar BTC terpantau terus mengkumulasi. Pada Jumat lalu, masih menurut Ali, mereka membeli lebih dari 40 ribu BTC dalam 96 jam terakhir. Itu setara dengan US$3,96 miliar.
Puncak Harga Belum Tiba
Di tengah koreksi Bitcoin berskala mini ini, dalam prakiraan sebelumnya oleh sejumlah analis, rekor baru Bitcoin masih dapat berlanjut, karena harga puncak belumlah tiba. Analis dari NYDIG sebelumnya mengatakan puncak harga BTC bisa berada di sekitar US$170 ribu hingga US$309 ribu, berdasarkan beberapa indikator berbeda.
Bahkan beberapa waktu sebelum halving, Dan Tapiero melihat kripto berkapitaliasi lebih dari US$1,9 triliun ini dapat melonjak melebihi US$200.000.
Analis di Alliance Bernstein, Gautam Chhugani dan Mahika Sapra, pada 18 April 2024 meyakini BTC kembali masuk tren bullish pasca-halving, dengan prakiraan bisa mencapai US$150.000 pada tahun 2025.
Sedangkan CEO Bitwise, Hunter Horsley, pada 20 April 2024 mengungkapkan apresiasi besar bisa melontarkannya ke US$100.000 BTC, dengan kenaikan 67 persen dari harganya saat itu. [ps]