Waspada! Malware Berbasis AI Kini Sasar Pengguna Kripto

Dalam dunia kripto yang terus berkembang, ancaman baru terus muncul. Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah malware berbasis artificial intelligence (AI) yang menyasar pengguna. Malware ini tidak hanya dapat mencuri informasi pribadi, tetapi juga dapat mengakses dompet kripto dan menggasak isinya.

Kerugian akibat serangan ini diperkirakan mencapai hingga US$265 miliar per tahun, dan angka tersebut terus meningkat seiring dengan popularitas cryptocurrency. Salah satu varian terbaru, Rhadamanthys, kini kembali hadir dengan fitur-fitur canggih yang membuatnya lebih sulit dideteksi.

Rhadamanthys Kembali: Malware AI Crypto Rilis Versi Terbaru

Rhadamanthys pertama kali dikenal karena kemampuannya yang unik dalam menginfeksi perangkat dan mencuri informasi sensitif. Sejak kemunculannya, malware ini terus beradaptasi dan mengembangkan teknik baru untuk mengelabui pengguna.

Menurut laporan dari perusahaan keamanan, Recorded Future, dalam versi terbarunya, Rhadamanthys telah meningkatkan efisiensi dalam menganalisis pola perilaku pengguna melalui implementasi image recognition berbasis AI.

“Fitur baru yang ditambahkan ke Rhadamanthys pada versi v0.7.0 adalah ‘Seed Phrase Image Recognition‘. Fitur ini merupakan bagian dari pengaturan File Grab yang dapat dikonfigurasi oleh C2. Fitur ini memungkinkan aktor ancaman untuk menentukan ukuran file maksimum, resolusi gambar minimum dan maksimum, serta direktori mana yang akan dicari untuk gambar seed phrase yang terkait dengan dompet cryptocurrency,” jelasnya pada laporan tersebut.

Image recognition malware crypto

Peneliti keamanan siber kini memperingatkan bahwa Rhadamanthys bukan hanya ancaman bagi pengguna biasa, tetapi juga bagi investor dan perusahaan yang terlibat dalam industri kripto. Peningkatan kemampuan Rhadamanthys dalam mengakses informasi sensitif membuatnya semakin berbahaya.

Dalam rilis terbarunya, malware ini dilaporkan dapat dengan cepat mengakses dan meretas dompet kripto dan mencuri aset digital dalam waktu singkat. Pengguna yang tidak menyadari adanya ancaman ini berisiko kehilangan semua investasi mereka. Dengan meningkatnya nilai cryptocurrency, ancaman seperti Rhadamanthys menjadi semakin relevan dan mendesak.

Malware Bisa Sebabkan Kerugian Hingga US$265 Miliar

Menurut riset yang diungkapkan oleh Cybersecurity Ventures, kerugian akibat serangan malware diperkirakan akan sangat besar.

Ransomware akan merugikan para korbannya sekitar $265 miliar setiap tahun pada tahun 2031,” ungkapnya pada riset tersebut. 

Angka ini mencerminkan pertumbuhan tahunan sebesar 30 persen selama satu dekade ke depan. Dengan serangan yang terjadi setiap dua detik, kehadiran malware berbasis AI seperti Rhadamanthys menunjukkan betapa rentannya pengguna kripto saat ini.

Kerugian malware dan ransomware

Banyak pengguna kripto percaya bahwa dompet digital mereka aman, tetapi kenyataannya adalah serangan siber terus meningkat. Malware berbasis AI mampu beradaptasi dengan berbagai skenario dan mengatasi perlindungan yang diterapkan oleh pengguna. 

Dengan kemampuannya yang canggih, malware seperti Rhadamanthys dapat menginfeksi ribuan perangkat di seluruh dunia, membuat penyerang lebih sulit untuk dilacak.

Kondisi ini menuntut perhatian serius dari seluruh ekosistem kripto. Para peneliti dan perusahaan keamanan harus bekerja sama untuk mengembangkan solusi yang lebih efektif. Dengan mengantisipasi ancaman malware berbasis AI, pengguna dapat melindungi diri mereka dan aset digital mereka dari potensi kehilangan yang besar.

Menuju Era Baru: Bagaimana AI dan Kripto Akan Mengubah Segalanya

Phishing dan Malware, Dua Ancaman Besar yang Harus Diwaspadai

Selain malware berbasis artificial intelligence seperti Rhadamanthys, ancaman lain yang mengintai pengguna kripto adalah serangan phishing. Teknik phishing terus berkembang dan semakin canggih, dengan penyerang menggunakan metode punycode untuk menciptakan situs web palsu yang tampak mirip dengan situs resmi. 

Mereka menipu pengguna agar memasukkan informasi sensitif, seperti kata sandi dan kunci pribadi, yang kemudian langsung diteruskan kepada peretas.

Data terbaru menunjukkan bahwa serangan phishing kripto meningkat pesat. Pada bulan Agustus 2024, serangan phishing melonjak hingga 215 persen dibandingkan bulan sebelumnya. 

kerugian phising kripto naik hingga 215 persen

Selain itu, satu kasus besar yang menggunakan serangan tersebut bahkan melaporkan kerugian senilai US$55 juta dari satu dompet yang menjadi korban serangan phishing kripto.

Dengan penurunan jumlah korban sebesar 34 persen dibandingkan bulan Juli, namun nilai kerugian melonjak tajam. 

Ini menunjukkan bahwa serangan ini semakin menargetkan aset bernilai tinggi, sehingga pengguna kripto harus lebih waspada. Mereka harus memastikan bahwa mereka menggunakan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi diri mereka.

Malware berbasis AI dan phishing menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan dalam bertransaksi di dunia kripto. Pengguna disarankan untuk memenggunakan otentikasi dua faktor (2FA), memperbarui perangkat lunak secara teratur, dan tidak mengklik tautan mencurigakan. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait