Pelaku pasar sepatutnya waspada, karena sinyal BTC bearish semakin kental menurut sejumlah analis teknikal. Berikut level yang harus dipantau.
Analisis pertama datang dari channel Telegram First1Bitcoin mengingatkan bahwa hanya tersisa satu hari sebelum sinyal jual pada grafik mingguan Bitcoin terkonfirmasi. Pekan lalu, sinyal jual masih dalam status tertunda, tetapi harga berhasil terdorong lebih tinggi.
“Namun, tren pada time frame yang lebih besar terus menunjukkan pergeseran ke arah bearish, yang berarti peluang terjadinya skenario spring atau pemulihan berbentuk V semakin mengecil. Sasaran 4 (US$71.383) masih menjadi acuan, dan jika harga mulai menutup di bawah level tersebut, ada potensi penurunan lebih dalam,”sebut First1Bitcoin, Minggu (9/3/2025).
Mereka juga menyebutkan beberapa aset lain, seperti indeks Russell 2000 dan saham Tesla (TSLA), telah menguji kembali rata-rata pergerakan 200 minggu, yang sering kali menjadi indikator penting dalam analisis teknikal untuk mengukur kekuatan tren jangka panjang.
Sinyal BTC Bearish, Waspada Level US$71.383
Ini menyiratkan peringatan bahwa Bitcoin sedang berada di ambang pergerakan bearish yang lebih dalam. Penyebutan bahwa sinyal jual hampir terkonfirmasi mengisyaratkan bahwa tekanan jual semakin meningkat, dan peluang untuk pemulihan cepat (V-shape recovery) semakin menipis.
Istilah “target 4″ yang disebutkan, meskipun tidak dijelaskan secara eksplisit pada teks, tetapi tertera pada grafik di kisaran US$71.383 mengindikasikan level itu menjadi acuan penurunan. Jika harga mulai ditutup di bawah level ini, maka pasar bisa mengalami tekanan jual yang lebih besar, membuka kemungkinan jatuh ke titik support yang lebih rendah.
Ringkasnya, narasi sinyal BTC bearish ini mengisyaratkan kehati-hatian bagi investor dan trader. Jika tekanan bearish terus berlanjut dan harga menembus level penting, maka kemungkinan besar tren turun akan semakin dalam, dan momentum pemulihan mungkin masih jauh dari kenyataan.
Bearish Crossover di Time Frame Harian
Sinyal BTC bearish semakin kental jika mengacu pada analis Ali Martinez. Ia mengamati adanya crossover antara Moving Average atau MA 50 hari dan 100 hari pada grafik harian Bitcoin (BTC). Dalam konteks analisis teknikal, ini merupakan peristiwa penting yang sering kali menandakan perubahan tren pasar.
Dalam hal ini, MA-50 hari tampak bergerak turun dan menembus MA-100 hari dari atas ke bawah. Pergerakan ini dikenal sebagai bearish crossover, yang biasanya diartikan sebagai sinyal pelemahan momentum harga. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, tekanan jual semakin mendominasi dibandingkan tekanan beli, sehingga meningkatkan risiko kelanjutan tren turun.

Secara historis, bearish crossover seperti ini sering kali menjadi indikator awal dari potensi penurunan harga yang lebih dalam, terutama jika dikonfirmasi oleh faktor teknikal lainnya seperti peningkatan volume jual atau harga yang bergerak di bawah support level utama.
Ini juga bisa mengindikasikan bahwa tren bullish sebelumnya mulai kehilangan momentum, dan jika tekanan jual terus berlanjut, harga Bitcoin dapat bergerak menuju area support yang lebih rendah.
Di sini, trader dan investor juga perlu memperhatikan faktor lain, seperti price action di sekitar rata-rata pergerakan jangka panjang, misalnya MA 200 hari, yang sering kali menjadi batasan penting antara tren bullish dan bearish dalam jangka panjang.
Jika harga tetap berada di bawah kedua moving average ini dalam beberapa hari ke depan, maka kemungkinan besar sentimen bearish akan semakin menguat. Sebaliknya, jika terjadi lonjakan harga yang mendorong Bitcoin kembali di atas kedua garis MA, maka pergerakan ini bisa dianggap sebagai sinyal palsu (false signal), dan pasar dapat kembali ke tren naik.
Dengan demikian, meskipun bearish crossover ini merupakan peringatan bagi pelaku pasar, keputusan akhir tetap bergantung pada bagaimana harga bereaksi terhadap support level dan resistensi berikutnya.
Crypto Summit di Gedung Putih Sepi Aksi, Komunitas Geram dan Kecewa
Tekanan Bearish Semakin Mendominasi
Kajian dari RLinda menyoroti bahwa pasar Bitcoin saat ini berada dalam zona jual (sell zone), dengan tekanan bearish yang masih mendominasi. Salah satu poin utama yang ia tekankan adalah kegagalan pasar untuk menemukan pemicu bullish yang kuat, meskipun ada faktor eksternal seperti komentar Donald Trump tentang Rencana Cadangan BTC dan hasil dari crypto summit di Gedung Putih.
“Alih-alih memberikan dorongan positif, peristiwa-peristiwa ini justru memicu guncangan global dan gelombang likuidasi,” sebutnya.
RLinda pun menegaskan beberapa level yang penting yang wajib dipantau. Secara teknikal, pasar telah memasuki fase koreksi yang lebih dalam, dengan sasaran utama masih berada di kisaran US$73.000. Likuiditas menjadi faktor kunci di sini, karena pasar tidak bisa terus bergerak naik hanya mengandalkan tekanan beli dan bullish leverage tanpa ada keseimbangan.

“Harga saat ini bergerak dalam kisaran US$90.000-US$82.000 setelah keluar dari fase konsolidasi. Percobaan kenaikan yang gagal melewati US$91.000 sebagai resistance utama berakhir dengan penurunan, yang berpotensi berlanjut ke US$82.000 dan US$73.500,” sebutnya.
Ia menegaskan bahwa zona kunci likuiditas berada di kisaran US$73.000-US$66.000. Jika harga tidak mampu mempertahankan batas bawah di US$82.000 dan justru mengalami breakdown serta konsolidasi di bawahnya, maka pasar bisa terjatuh ke target yang lebih rendah.
“Saat ini, harga sedang membentuk pola false break terhadap resistance, dengan ketidakseimbangan kekuatan yang lebih condong ke bears,” tukasnya.