Waspada Sinyal Bullish Kripto yang Masih Lemah

Fahmi Almuttaqin, Analis di crypto exchange Reku, menegaskan bahwa sinyal bullish kripto masih lemah untuk jangka waktu pendek, namun ia meyakinkan publik pasar aset kripto bisa melanjutkan reli dalam waktu jangka menengah, dengan September sebagai bulan yang menantang.

Hal itu ia sampaikan hari ini, Rabu, 4 September 2024, merespons tren turun pasar aset kripto terkini, di mana harga BTC dan ETH sebagai kripto popular terus terjerembab ke selatan.

Pasar aset kripto memang mengalami penurunan signifikan menjelang keputusan suku bunga acuan yang akan diumumkan oleh The Fed pada pertengahan September.

Berdasarkan data dari Coinmarketap per Selasa 3 September 2024 saja, harga Bitcoin dan Ethereum mengalami penurunan masing-masing sebesar 6 persen selama sepekan terakhir, dengan harga Bitcoin mencapai US$59.000 atau setara Rp917 juta, dan ETH berada di Rp38,8 juta. Selain itu, harga Solana juga turun sebesar 14 persen, mencapai US$135.

Per Rabu, 4 September 2024 petang, situasinya kian memburuk, menegaskan sinyal bullish kripto yang lemah, di mana BTC ambrol 4 persen dalam 24 jam terakhir di kisaran US$56.553. Sementara itu ETH setali tiga uang, lesu di US$2.396 usai terkoreksi hebat sebesar 4,41 persen dalam 24 jam terakhir. Sedangkan SOL terus mencoba merangsek ke bawah US$120, dengan saat ini di US$129, setelah merosot 3,37 persen dalam semalam.

Dan secara umum kapitalisasi pasar aset kripto terguncang hebat sebesar 4 persen dalam 24 jam terakhir di kisaran US$1,99 triliun, terendah sejak medio Agustus 2024 lalu.

Kapitalisasi pasar aset kripto di US$1,99 triliun, terendah sejak medio Agustus 2024 lalu.
sinyal bullish kripto
Harga SOL semakin melemah dalam 7 hari terakhir.

Sinyal Bullish Kripto Masih Lemah untuk Jangka Pendek

Fahmi Almuttaqin menyampaikan bahwa meskipun koreksi pasar saat ini tidak sedalam yang terjadi pada akhir Juli hingga awal Agustus lalu, kondisi ini tetap menarik untuk diperhatikan. Koreksi yang terjadi bertepatan dengan rilis beberapa data ekonomi penting dari Amerika Serikat memiliki potensi untuk memberikan dampak signifikan pada dinamika pasar kripto di sisa tahun ini.

“Situasi ini mengindikasikan bahwa sinyal pemulihan ini sepertinya akan cukup kuat untuk mendukung terjadinya reli lanjutan bagi pasar kripto dalam jangka waktu menengah. Sedangkan untuk jangka waktu pendek, sinyal bullish kripto yang ada menurut kami masih relatif cukup lemah, meskipun tidak menutup kemungkinan keadaan dapat berubah sewaktu-waktu akibat perkembangan tertentu,” jelas Fahmi.

Ia mengutip data terbaru dari Coindex Market Index (CMI), terjadi penurunan 8,28 persen dari 2.390 pada 26 Agustus 2024 menjadi 2.192 pada 1 September 2024. Namun, pada Selasa, 3 September 2024, pasar tampak mulai membentuk tren bullish, didorong oleh situasi jenuh jual yang terjadi akibat koreksi tersebut. Indeks CMI pada hari ini menguat sekitar 3,12 persen, sementara Bitcoin mengalami kenaikan 2,5 persen dalam 24 jam terakhir pada Selasa.

Potensi Lonjakan Harga BTC Mulai Oktober 2024

September, Bulan Paling Menantang

Perhatian kini tertuju pada pertemuan pejabat The Fed yang dijadwalkan pada 17-18 September 2024, yang dianggap sebagai momentum krusial bagi pasar kripto, karena peluang Bank Sentral AS itu akan memangkas suku bunga semakin besar. Berdasarkan data dari CME FedWatch Tool, ada peluang sebesar 59 persen bagi The Fed untuk memangksa suku bunga sebesar 25 bps. Angka ini menurun dibandingkan beberapa hari lalu yang mencapai 70 persen.

Fahmi Almuttaqin menjelaskan setelah Agustus 2024 ditutup dengan kinerja Bitcoin yang berada pada kondisi negatif di -8,6 persen, sentimen pasar bahwa pada September akan sama menantangnya seperti Agustus mulai berkembang.

“Pasalnya, dalam 11 tahun terakhir, sejak 2013, Bitcoin hanya mencatatkan kinerja positif di September sebanyak 3 kali, bahkan lebih sedikit dibandingkan Agustus yang mencatatkan kinerja positif sebanyak 4 kali,” pungkasnya.

Data historis menunjukkan bahwa kinerja positif Bitcoin di September relatif kecil, dengan kenaikan hanya sebesar +3,91 persen pada 2023, +6,04 persen pada 2016, dan +2,35 persen pada 2015. Ini menunjukkan bahwa September cenderung menantang bagi Bitcoin dan pasar kripto secara umum.

Sinyal Bullish Kripto

Terkait sinyal bullish kripto yang lemah, dalam satu tahun terakhir, inflasi yang diukur dengan indeks PCE—yang digunakan The Fed sebagai acuan dalam menentukan kebijakan suku bunga—telah mengalami penurunan hampir 1 persen, dari 3,348 persen pada Agustus 2023 menjadi 2,5 persen pada Juli 2024.

September Bisa Jadi Bulan Berat untuk Bitcoin, Ini Sebabnya

Meskipun belum mencapai target The Fed di 2,0 persen, tren penurunan inflasi yang konsisten ini dapat meningkatkan kepercayaan diri para pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan kebijakan moneter yang lebih longgar atau dovish.

Namun, Fahmi Almuttaqin menambahkan, apakah tren inflasi masih akan konsisten turun setelah suku bunga diturunkan, menjadi kekhawatiran yang membayangi potensi pemulihan yang ada di pasar kripto dalam jangka pendek.

“Fokus pembicaraan para pejabat The Fed pada FOMC di September ini akan menjadi informasi yang akan sangat diperhatikan para investor,” imbuhnya. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait