Pasar kripto sedang diguncang dengan kemunculan teknologi baru dari Tiongkok, DeepSeek AI. Namun, di tengah euforia peluncuran artificial intelligence tersebut, penipu justru memanfaatkan momen tersebut untuk menciptakan berbagai token DeepSeek palsu.
Peluncuran DeepSeek AI Mengguncang Pasar Kripto
DeepSeek AI menjadi sorotan global setelah peluncurannya pada 20 Januari 2025. Teknologi yang disebut sebagai versi murah dari OpenAI ini dikembangkan hanya dengan anggaran kurang dari US$6 juta.
Sebagai perbandingan, menurut laporan sebelumnya, perusahaan besar seperti Nvidia dan Google telah menghabiskan miliaran dolar untuk teknologi AI serupa.
Popularitas DeepSeek pun melesat, menjadikannya salah satu aplikasi paling banyak diunduh di Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir, melampaui aplikasi populer lainnya.
Analis kripto ternama Lark Davis mengungkapkan bahwa DeepSeek telah mengubah dinamika pasar teknologi global, meski muncul rumor bahwa perusahaan ini mungkin menggunakan GPU Nvidia H100 secara ilegal.
Namun, kesuksesan tersebut juga menciptakan peluang bagi para penipu. Dalam waktu singkat, berbagai token DeepSeek palsu mulai bermunculan, memanfaatkan popularitas teknologi ini untuk menipu investor.
Token DeepSeek Palsu Merajalela
Dilansir dari laporan Cointelegraph, platform BlockAid melaporkan bahwa setidaknya lebih dari 75 token AI palsu telah dibuat dalam 24 jam terakhir, menggunakan nama DeepSeek AI. Angka ini tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan hari sebelumnya.
Salah satu token DeepSeek palsu tersebut bahkan sempat mencapai kapitalisasi pasar sebesar US$49 juta sebelum akhirnya merosot tajam.
Saat ini, token AI palsu yang dibuat menggunakan nama DeepSeek AI tersebut, dengan alamat Solana 8FqXr6dw5NHA2TtwFeDz6q9p7y9uWyoEdZmpXqqUpump, hanya memiliki kapitalisasi pasar di bawah US$4 juta.
Oz Tamir, peneliti dari BlockAid, menyatakan bahwa scammers kini semakin canggih dalam menciptakan jebakan. Mereka bahkan meluncurkan aplikasi terdesentralisasi (dApps) palsu yang menyerupai situs resmi DeepSeek.
Aplikasi ini dilengkapi tombol “Connect Wallet” yang, jika diakses, dapat menguras saldo dompet kripto korban dalam hitungan detik tanpa disadari.
DeepSeek sendiri telah memberikan peringatan melalui media sosialnya bahwa hingga saat ini mereka belum merilis token AI apa pun.
“Kami belum merilis mata uang kripto apa pun. Saat ini, hanya ada satu akun resmi di platform X. Harap waspada terhadap potensi penipuan,” jelas mereka di X.
Sayangnya, peringatan ini tampaknya belum cukup untuk menghentikan scammers membuat token AI palsu lain. Mereka terus memanfaatkan ketidaktahuan pengguna demi menciptakan keuntungan.
Skema Penipuan Mirip Koin Trump Palsu
Fenomena token DeepSeek palsu ini mengingatkan pada kasus serupa sebelumnya, yakni peluncuran token TRUMP seminggu sebelumnya. Kala itu, peluncuran meme coin Trump dan Melania menciptakan “badai sempurna” bagi scammers.
Laporan BlockAid mencatat peningkatan 206 persen dalam pembuatan token palsu yang menggunakan nama Trump, dari 3.300 menjadi 6.800 koin dalam sehari, menunjukkan betapa cepatnya scammers merespons tren tersebut.
Bahkan, scammers juga menciptakan dApps palsu yang meniru branding koin Trump, yang menyebabkan banyak korban kehilangan aset kripto mereka tanpa disadari, memperburuk kerugian yang dialami para investor.
“DApp ini sering menipu pengguna untuk menghubungkan dompet mereka, sehingga memungkinkan scammers menguras dana,” seperti yang tercantum pada laporan tersebut.
Skema serupa kini diterapkan pada DeepSeek. Para penipu dengan cepat meniru pola sebelumnya, menciptakan dApps dan token AI palsu yang menyerupai DeepSeek untuk menarik para korbannya.
Trump Umumkan Langkah Ambisius: Investasi AI Senilai US$500 Miliar
Scammers memanfaatkan popularitas DeepSeek dan AI dengan menciptakan token dan aplikasi palsu. Meski ada peringatan resmi, penipuan terus berkembang, mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati. [dp]