XRP telah mengalami tahun 2021 yang luar biasa sejauh ini, karena harganya naik sekitar 352 persen. Volatilitas aset kripto itu diperkirakan akan tinggi, sebelum harganya naik lagi.
Para pendukung XRP, lazim disebut XRP Army sangat mengapresiasi perolehan baik nilainya, khususnya di tengah gugatan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) kepada Ripple Labs.
Pada Desember 2020 SEC menuduh Ripple Labs menerbitkan XRP sebagai sekuritas alias kontrak investasi yang tak berizin.
Nilai XRP sejak bulan itu hingga beberapa bulan setelahnya, rontoh lebih dari 60 persen.
Bahkan sejumlah bursa pun khawatir tingkat likuiditas akan sirna, karena pengguna melakukan aksi jual secara besar-besaran.
Mau tak mau bursa-bursa menangguhkan perdagangan aset kripto berkapitalisasi sangat besar itu.
Berbalik Arah
Namun, semua berbalik arah. Sentimen malah tak goyah. Permintaan terhadap XRP malah melonjak, setidaknya berkat dukungan dari wilayah Asia.
Ripple Labs, perusahaan penerbitnya juga enggan kalah di mata publik. Mereka pun terus berinvestasi, melebarkan sayap bisnis di Singapura belum lama ini.
Di sisi lain, Ripple Labs mengatakan XRP tetaplah mata uang alias currency dan bukan sekuritas seperti saham.
Statusnya serupa dengan Ether (ETH) dan Bitcoin (BTC) dan sejumlah aset kripto yang mirip dengan XRP.
Kasus Belum Usai
Hingga detik ini pengadilan belum usai, walaupun sang Ketua SEC Gary Gensler dianggap lebih lunak terkait penggolongan kelas aset baru itu.
Skenario terbaik tentu saja pengadilan akan menolak mentah-mentah argumen SEC, sehingga Ripple Labs menang telak.
Itu tentu saja membawa euforia baru yang fantastis, khususnya setelah harga aset itu sebelumnya mampu terbang mencetak rekor tertinggi barunya.
Ketidakpastian: Volatilitas
Di lapangan, kasus SEC dengan RippleLabs sejatinya adalah ketidakpastian dan selalu berujung spekulasi.
Itu pula yang memungkinkan munculnya volatilitas lebih tinggi terhadap XRP, sebelum ia bisa sanggup naik lebih tinggi lagi.
Misalnya sulit ditolak anggapan bahwa sejumlah trader dan investor berharap XRP turun lebih rendah lagi di bawah US$1.
Harapan itu bertarung dengan tahanan sejumlah holder XRP lainnya yang sudah kadung menancap di atas ketika harganya masih mahal.
Pun di atas itu, ketidakjelasan peraturan soal aset kripto, khususnya di Amerika Serikat adalah momok serius.

Itu pula kontribusi mantap terhadap tingginya volatilitas, perubahan tingkat keyakinan trader dan investor.
Belum harus berkelindan dengan sejumlah inovasi di dunia aset kripto sendiri, mulai dari NFT, DeFi hingga blockchain lebih efisien lain, yakni Layer2.
Minat Pesaing XRP
Minat terhadap Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) juga sejatinya tak berhenti. Berikutnya, setelah bulan berdarah ini berakhir, kedua aset kripto itu tak berhenti dibeli dan mampu mencetak rekor-rekor baru lagi.
Sebagai perbandiangan, kapitalisasi pasar untuk BTC dan ETH saat ini masing-masing sekitar US$926 miliar dan US$266 miliar. Sedangkan XRP adalah US$49 miliar.
Sementara itu, sejumlah perusahaan seperti Tesla, Square, dan PayPal telah memberikan dukungan kepada aset kripto. Itu penting karena memberikan basis yang kokoh terhadap kelas aset baru itu.
Belum lagi melihat Coinbase yang melantai sempurna di bursa efek Nasdaq. Direct listing itu amat paripurna, karena mewakili jiwa industri aset kripto yang sedang tumbuh ini.
Kapitalisasi pasar saham bersimbol COIN saat ini sekitar US$60 miliar. Itu cukup mencerminkan apresiasi yang baik dari publik dari wilayah tradisional.
XRP Mengancam SWIFT
Secara teknologi teknologi RippleNet sebagai andalan Ripple Labs adalah “ancaman serius” terhadap teknologi keuangan biasa.
Faktanya teknologi itu adalah pengganti sistem SWIFT yang sejak tahun 1970-an andal untuk pengiriman uang lintas negara melalui bank.
Di sisi lain, CEO Ripple Labs Brad Garlinghouse malah setuju soal gagasan melakukan burn (pemusnahan) terhadap beberapa unit XRP.
Itu kemudian ditafsirkan betapa kian langkanya kelak XRP di pasar. Jika permintaan terus tinggi, maka Anda tahu sendiri bagaimana skenario apiknya.
Maka, revolusi tajam masih berlangsung. XRP bertarung dengan status quo yang tak henti-hentinya merapalkan mantra ajinya. [vins]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.