Industri keuangan terus berkembang pesat dengan hadirnya teknologi yang merubah cara transaksi dilakukan. Salah satu inovasi terbaru yang mencuri perhatian adalah stablecoin. Teknologi ini kini diadopsi oleh berbagai perusahaan besar, termasuk Western Union.
Western Union tengah mempertimbangkan untuk mengintegrasikan stablecoin ke dalam sistem pengiriman uang mereka. Dengan semakin meluasnya adopsi mata uang digital di pasar, langkah ini semakin relevan, terutama setelah disahkannya GENIUS Act di AS.
Western Union Rancang Sistem Pembayaran Stablecoin
Dalam wawancara dengan Bloomberg pada Senin (21/07), CEO Western Union, Devin McGranahan, mengungkapkan bahwa perusahaan sedang menjajaki kerjasama dengan penyedia layanan stablecoin untuk mempermudah transaksi melalui platform mereka.Â
McGranahan juga menekankan bahwa meskipun Western Union telah lama menjadi pemain dominan di industri pengiriman uang global, perusahaan tidak ingin tertinggal dalam menghadapi revolusi keuangan digital yang tengah berkembang pesat.
“Kami melihat stablecoin sebagai peluang utama, bukan ancaman. Kami sudah berusia 175 tahun, dan kami telah berinovasi selama 175 tahun tersebut. Stablecoin adalah satu lagi peluang untuk berinovasi,” ujarnya.
Dengan adopsi teknologi yang terus berkembang, Ia percaya bahwa inovasi tetap menjadi kunci kesuksesan mereka untuk bertahan di pasar. Mata uang digital dapat menjadi solusi untuk memperluas jangkauan mereka ke pasar yang semakin dinamis
Lebih lanjut, McGranahan mengapresiasi pengesahan GENIUS Act di AS, yang memberi regulasi jelas mengenai penggunaan stablecoin. Regulasi ini diharapkan dapat memperkuat stabilitas dan kepercayaan terhadap mata uang digital.Â
GENIUS Act juga mewajibkan stablecoin untuk sepenuhnya didukung oleh dolar AS atau aset yang sangat likuid, serta mengharuskan audit tahunan bagi penerbit dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$50 miliar, memastikan transparansi dan keamanan.
Persaingan Semakin Sengit di Pasar Stablecoin
Western Union bukan satu-satunya yang melihat potensi di sektor ini. Kompetitor utamanya, PayPal, telah lebih dulu meluncurkan stablecoin mereka sendiri. Mata uang digital bernama PYUSD sudah beredar dan dapat digunakan untuk transaksi lintas batas dengan lebih efisien.
Dengan kapitalisasi pasar yang lebih dari US$260 miliar, stablecoin menjadi alternatif menarik untuk menggantikan sistem pembayaran tradisional. PayPal, yang lebih dulu mengadopsi teknologi ini, telah memanfaatkan potensinya untuk mempercepat transaksi antarnegara.
Peralihan ke mata uang digital semakin tak terelakkan. Dalam beberapa tahun ke depan, diperkirakan semakin banyak perusahaan yang akan mengadopsinya. Stablecoin menawarkan lebih dari sekadar efisiensi; ia juga memberikan kecepatan dan kemudahan dalam transaksi. [dp]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.