Tak seperti biasanya, Binance justru sedang “sepi setoran” Bitcoin dari dua kubu besar, yaitu investor whale dan investor ritel.
Menurut data terbaru yang dibagikan oleh analis on-chain Darkfost di CryptoQuant, arus masuk Bitcoin ke bursa tersebut kini berada di titik terendah sejak awal siklus pasar yang sedang berlangsung. Ini bukan penurunan biasa, melainkan situasi yang bisa jadi gambaran jelas bagaimana psikologi pasar sedang berubah.
“Pola ini menunjukkan preferensi yang kuat untuk menahan daripada menjual. Khususnya, baik investor whale maupun investor ritel tampak selaras dalam pendekatan mereka, sebuah sinyal yang sangat konstruktif bagi pasar,” ujar Darkfost.
Pernyataan itu bukan tanpa dasar. Saat aktivitas penyetoran Bitcoin ke Binance menurun drastis, artinya mayoritas pemilik koin lebih memilih untuk memegang aset mereka. Tidak ada gelagat panik, tidak juga ada aksi profit-taking besar-besaran.
Dan menariknya, ini terjadi secara bersamaan antara para whale, yang biasa menggerakkan pasar dengan jumlah besar, dan para investor kecil, yang biasanya lebih reaktif.
Sebuah Keselarasan Langka dalam Dunia Kripto
Secara historis, hanya ada dua momen dalam siklus sebelumnya di mana investor besar dan kecil bertindak serempak. Keduanya terjadi ketika pasar berada di puncak, masa-masa ketika banyak orang berbondong-bondong memasukkan koin ke bursa untuk bersiap menjual.
Tapi kali ini berbeda. Keselarasan ini justru muncul saat pasar belum menunjukkan tanda-tanda ledakan baru, bahkan saat banyak pihak masih menunggu sinyal dari kondisi makroekonomi global.
Ada dua kemungkinan yang masuk akal. Pertama, pelaku pasar, dari yang bermodal besar sampai recehan, memutuskan untuk bersikap hati-hati, menunggu kabar dari inflasi, suku bunga, atau keputusan ekonomi AS dan Eropa.
Atau kedua, mereka merasa sangat yakin bahwa Bitcoin belum selesai naik. Dalam dunia investasi, menahan diri bisa jadi sinyal kepercayaan. Dan jika dua kubu yang biasanya bertolak belakang bisa sepakat, itu biasanya bukan kebetulan.
Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa banyak investor sudah melihat tren jangka panjang Bitcoin sebagai lebih stabil dibanding alternatif investasi tradisional.
Meskipun pasar global sedang dalam ketidakpastian, Bitcoin justru terlihat menjadi tempat berlabuh yang cukup aman bagi sebagian orang. Hal ini bisa saja jadi bukti pergeseran persepsi, dari yang awalnya melihat kripto sebagai spekulasi, menjadi pelindung nilai seperti halnya emas.
Bitcoin Dalam Mode Diam: Tenang Tapi Berbahaya?
Bagi yang mengikuti pasar setiap hari, kondisi ini bisa terasa membingungkan. Tidak ada lonjakan volume, tidak ada drama likuidasi besar-besaran, tidak juga euforia yang biasanya mengiringi fase bull run. Tapi seperti air yang tenang, pasar justru bisa jadi sedang mengatur diri untuk gerakan besar berikutnya.
Lebih lanjut lagi, penurunan arus masuk ke Binance bisa diartikan sebagai fase akumulasi yang tersembunyi. Saat investor lebih memilih menyimpan Bitcoin di wallet pribadi daripada mengirim ke bursa, itu menunjukkan mereka tidak punya niat untuk menjual dalam waktu dekat.
Seperti seseorang yang menaruh barang berharganya di brankas rumah ketimbang dibawa ke toko emas, jelas niatnya bukan untuk diuangkan sekarang.
Dalam konteks saat ini, narasi dominan adalah harapan akan potensi kenaikan lebih lanjut. Meskipun belum bisa dipastikan apakah itu akan terjadi dalam hitungan hari atau bulan, satu hal tampak jelas, pasar sedang bernapas dalam-dalam. Dan kadang, justru dalam momen tenang seperti inilah sebuah lonjakan besar dimulai. [st]