Contoh Header Banner Blockchainmedia

Whale Mulai Borong Koin Hyperliquid, Ada Apa dengan DEX Ini?

Dalam enam bulan terakhir, nama Hyperliquid melesat jauh di dunia kripto. Dari hanya sekadar protokol terdesentralisasi, kini platform ini menjadi salah satu bursa terdesentralisasi (DEX) paling ramai diperbincangkan.

Token andalannya, HYPE, bahkan telah menembus posisi 15 besar berdasarkan kapitalisasi pasar global, dengan nilai mencapai lebih dari US$12,5 miliar. Namun, di balik euforia pasar, banyak yang bertanya-tanya, apakah ini hanya sekadar hype sesaat atau ada fondasi nyata di baliknya?

Hyperliquid: Kombinasi DEX, Blockchain dan Budaya Komunitas

Hyperliquid bukan sekadar platform bursa biasa. Ia adalah DEX dengan fitur perdagangan leverage, yang jarang ditemukan di platform sejenis. Artinya, pengguna bisa melakukan perdagangan dengan modal pinjaman, layaknya di Binance atau Bybit, namun tetap dalam lingkungan yang lebih transparan.

“Protokol ini tidak hanya dibangun dari komunitas, tetapi juga berjalan di blockchain-nya sendiri,” ujar host dari Altcoin Buzz.

Hal menarik lainnya, Hyperliquid sama sekali tidak melibatkan pendanaan dari investor modal ventura. Proyek ini lahir dari dana komunitas dan berjalan tanpa sokongan korporat besar, menjadikannya lebih independen dibanding proyek lain yang bergantung pada pemegang saham institusional.

Di sisi lain, pendekatan Hyperliquid terhadap kecepatan transaksi juga cukup unik. Mereka hanya menggunakan 25 validator untuk memproses transaksi, lima di antaranya dikendalikan langsung oleh tim Hyperliquid Foundation.

Ini membuat jaringan sangat cepat, hanya membutuhkan waktu kurang dari satu detik per blok. Namun demikian, hal ini mengorbankan aspek desentralisasi. Tapi, bagi para trader yang mengutamakan efisiensi dan keamanan, itu bukan masalah besar.

Program Burn Koin yang Disukai Komunitas

Lebih lanjut lagi, ekosistem Hyperliquid juga memiliki mekanisme deflasi yang disambut hangat oleh komunitas. Setiap hari, sekitar 1.000 koin HYPE dibeli kembali dan dibakar, mengurangi pasokan yang beredar.

Dalam setahun, diperkirakan antara 20 hingga 25 persen total pasokan akan dihapus dari peredaran. Sebuah strategi yang tak hanya menekan inflasi, tetapi juga menciptakan rasa kepemilikan yang kuat bagi para pengguna.

Tidak berhenti di situ, pengguna juga diberi kesempatan untuk menjadi penyedia likuiditas melalui fitur vault. Mereka bisa mendapatkan imbal hasil hingga 14 persen, atau mendukung trader pilihan untuk berbagi keuntungan dari performa perdagangan mereka.

Menantang Dominasi Bursa Kelas Atas

Apa yang membuat DEX tersebut semakin menarik adalah keberaniannya menantang bursa kripto besar seperti Binance, Coinbase, atau OKX. Menurut host Altcoin Buzz, bursa-bursa besar seringkali dituding melakukan aktivitas perdagangan yang tidak adil, termasuk mengincar stop-loss para trader untuk kepentingan internal.

Hyperliquid mencoba membalik logika ini. Alih-alih memanfaatkan pengguna, platform ini membagi pendapatan dari biaya transaksi dan pendanaan langsung kepada pemegang koin HYPE.

“Jumlah perdagangan kripto selain Bitcoin, Ethereum dan Solana di Hyperliquid bisa mencapai rasio 4 banding 1 dibanding ketiganya,” ujar host Altcoin Buzz.

Dalam sebulan terakhir saja, sekitar 50.000 pengguna baru telah bergabung ke dalam platform ini. Lonjakan ini bukan hanya menunjukkan minat, tapi juga menandakan adanya arus modal yang nyata masuk ke ekosistem.

Dengan semakin banyak fitur baru yang akan diluncurkan, mulai dari pengembangan token HLP hingga perluasan ekosistem, Hyperliquid tampaknya belum akan melambat.

Dengan fondasi komunitas yang kuat, mekanisme deflasi yang agresif dan pendekatan yang berbeda terhadap sistem perdagangan, Hyperliquid menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar proyek musiman. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait