Di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga dan bearish pasar kripto yang belum reda, bottom harga Bitcoin dikatakan belum terbentuk.
Setelah rilis data CPI AS, pasar kripto bereaksi negatif, harga mayoritas aset kripto terdepresiasi dari satu hingga dua digit angka.
Sebelumnya, beberapa analis meyakini bottom harga Bitcoin telah terbentuk, di kisaran US$17.600. Tetapi, itu kemungkinan bukanlah bottom yang sesungguhnya.
Bottom Harga Bitcoin Belum Ditetapkan
Berdasarkan laporan Watcher News, salah satu pendukung besar Bitcoin, Willy Woo, mengatakan bahwa bottom belum benar-benar terbentuk.
Woo menyimpulkan hal tersebut berdasarkan pengukuran “max pain“, alias harga yang menyebabkan kerugian finansial tertinggi, berdasarkan tingkat persentase koin yang tidak menguntungkan.
Woo melihat bahwa saat ini ada sekitar 52 persen koin yang dalam posisi tidak menguntungkan, yang masih lebih rendah dibandingkan siklus sebelumnya, di 57 persen.
Have we bottomed?
In terms of max pain, the market has not felt the same pain as prior bottoms. We can see this in the blue line (supply in profit by @glassnode).
We have only reached 52% of coins being underwater so far.
Prior bottoms were 61%, 64%, 57%. pic.twitter.com/qx4cvKO7IA
— Willy Woo (@woonomic) September 14, 2022
Dari situ, Woo melihat harga kemungkinan akan turun minimal 5 persen lagi, sebelum benar-benar membangun pembalikan tren dan mencetak bottom harga Bitcoin yang sesungguhnya.
“Pasar belum merasakan sakit (pain) yang sama seperti bottom sebelumnya,” ujar Woo.
Meski begitu, Woo mengatakan bahwa sejarah memang tak selamanya harus berulang serupa karena industri kripto kini telah lebih berkembang, termasuk peran institusi yang lebih besar.
Namun, jika harga Bitcoin (BTC) memang perlu mencapai persentase max pain, misalkan 60 persen, maka harga bisa saja turun lebih rendah dari US$10.000, untuk membentuk bottom.
Di sisi lain, salah satu hosting penambangan Bitcoin terbesar, River, telah membeli perangkat penambangan ASIC sebanyak 3.000 unit.
Berdasarkan laporan Bitcoin Magazine, di tengah kelesuan pasar, River masih tetap percaya diri dan akan menjalankan unit penambangan tersebut menggunakan tenaga angin di Texas Barat.
“Di saat perusahaan lain menutup operasi penambangan, kami [justru] memperluas dan mengembangkan segmen penambangan Bitcoin kami dengan cepat,” ujar CEO dari River, Alex Leishman.
Menggunakan energi terbarukan, ini adalah salah satu upaya agar penambangan Bitcoin menjadi “lebih disukai” karena menjadi ramah lingkungan, mengurangi jejak karbon.
Ide penggunaan limbah gas dan peternakan, metana, juga mulai digemakan karena dapat menjadi daya hijau bagi penambangan Bitcoin, sekaligus mengurangi efek gas rumah kaca. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.