World Economic Forum (WEF) belum lama ini menerbitkan kajian cukup lengkap tentang Bitcoin Cs (aset kripto), termasuk teknologi blockchain yang mendasarinya. Kajian itu sekadar menghimpun informasi dan data yang pernah kita dengar sebelumnya.
Kajian itu ditulis dan disusun oleh Global Future Council on Cryptocurrencies di WEF. Kajian itu juga kali pertama soal aset kripto oleh dewan penting di WEF itu.
“WEF dan dan Global Future Council pertama yang berfokus pada aset kripto menerbitkan kajian perdananya soal aset kripto, yakni ‘Crypto, What Is It Good For? Kajian ini adalah tinjauan umum tentang penggunaan aset kripto secara global. Kajian itu juga meneroka dampaknya pada individu, institusi dan masyarakat secara keseluruhan. Kajian juga memuat pandangan dari pejabat tinggi perbankan, lembaga swadaya masyarat, termasuk pengusaha di bidang teknologi dan sejumlah investor,” sebut WEF dalam siaran persnya.
Sheila Warren yang membantu WEF memantau teknologi blockchain aset kripto berkomentar langkah ini membantu mengembangkan pandangan dan memanfaatkan inovasi untuk membentuk masa depan yang lebih inklusif.
“Dewan ini akan menggerakkan kami menuju kesadaran dan pemahaman yang lebih besar tentang manfaat dan risiko aset kripto sembari membantu memastikan bahwa manfaat pada akhirnya dapat diakses oleh seluruh ekonomi global,” kata Warren.
Salah seorang pimpinan dewan yang ditunjuk sejak Oktober 2020 lalu adalah Meltem Demirors , CEO CoinShare dan Cuy Sheffield, Kepala Crypto di Visa.
Dewan khusus ini dirancang untuk membangun komunitas yang terdiri dari 30 ahli untuk berbagi sumber daya dan wawasan mereka dengan jaringan WEF yang lebih besar untuk memajukan pemahaman global tentang aset kripto.
Meltem Demirors yang menulis di kajian itu menekankan bahwa kajian yang berarti dari Bitcoin dan aset kripto lainnya adalah tentang membayangkan apa yang mungkin terjadi di masa depan dengan teknologi ini.
Sedangkan Cuy Sheffield menyatakan bahwa dewan ini kami berfokus pada menemukan cara untuk membuat aset kripto dapat dipahami, diakses dan inklusif.
Singkatnya, laporan tersebut mencakup teknologi blockchain dan aset kripto, seperti Bitcoin dan Ethereum, termasuk Ripple, Tezos, Celo, Litecoin, Zcash, Filecoin dan Arweave.
Lalu ada penjelasan menyenai protokol Layer 2, yakni Bancor, Lightning, Compound Protocol, Uniswap, Etherisc dan OMG Network.
Produk dan layanan keuangan terkait jug disebutkan, seperti XBT, Deutsche Bank, BitGo, Gemini, Cowrie, Binusu, Metamask, Ripio, Paypal dan LocalBitcoins.
Sedangkan aplikasi dan layanan non-keuangan termasuk adalah Rally, SuperRare, UNICEF CryptoFund, dan Program Pangan Dunia.
Laporan lengkap dalam format PDF, bisa diunduh di sini. [red]