World Liberty Financial: Trump dan Strategi Marketing Kripto yang Kontroversial

Peluncuran World Liberty Financial (WLFI) pada 16 September lalu memantik perhatian publik kripto, terutama karena diumumkan langsung oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

“Kami merangkul masa depan dengan kripto dan berusaha meninggalkan sistem perbankan tradisional yang dinilai lamban,” sebutnya dalam sebuah video singkat di X pada 13 September 2024 lalu.

Platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) ini kabarnya akan dikelola oleh putra-putranya, Donald Trump Jr. dan Eric Trump. Namun, pertanyaannya, apakah ini adalah strategi marketing yang brilian atau justru sebuah taruhan berisiko, mengingat Trump juga sedang mencalonkan dirinya sebagai presiden?

Melansir akun The Block Pro Headlines (@theblockupdates) pasca pembukaan resmi, disebutkan bahwa pemimpin proyek Zak Folkman mengatakan pihaknya akan menerbitkan native crypto, yakni WLFI token.

“Distribusi token WLFI akan dialokasikan sebagai berikut: 63 persen akan dijual ke publik, 17 persen untuk hadiah pengguna, dan 20 persen untuk tim,” ujar Folkman.

Redaksi Coingape juga melansir pernyataan Folkman, bahwa kendati pihaknya tidak menganggap token WLFI sebagai sekuritas (efek), adalah bijaksana untuk membatasi penjualan kepada mereka yang memenuhi syarat untuk transaksi yang dikecualikan dari pendaftaran berdasarkan hukum sekuritas federal AS.

World Liberty Financial dan Peran Figur Publik dalam Dunia Kripto

Peluncuran World Liberty Financial menegaskan tren yang kian marak: penggunaan figur publik untuk memasarkan proyek-proyek kripto. 

Selebritas dan tokoh terkenal kerap kali mampu menarik perhatian luas terhadap proyek yang mereka promosikan. 

Misalnya, kolaborasi Lionel Messi dengan Socios atau Cristiano Ronaldo dengan Binance yang berhasil mengangkat pamor kripto ke masyarakat umum. Keterlibatan Donald Trump dalam WLFI sejalan dengan tren ini.

Sebagai tokoh yang selalu mendapat sorotan, keterlibatannya otomatis memberikan perhatian besar terhadap proyek ini, terutama dari para pendukungnya yang telah mendukung sikap pro-kripto Trump melalui janjinya.

“Saya akan menggunakan Bitcoin sebagai salah satu aset cadangan federal apabila terpilih kembali,” ujarnya dalam video singkat yang diunggah di akun SimplyBitcoinTV di media sosial X pada Juli lalu.

Namun, strategi ini juga memiliki risiko. Dukungan dari figur publik memang dapat memberikan kenaikan popularitas yang cepat, tapi juga dapat menimbulkan keraguan.

Giliran Putra Donald Trump Mengaku Menyukai Kripto, Demi Politik Semata?

Strategi Pemasaran di Balik World Liberty Financial

Dalam hal fitur, WLFI menawarkan sejumlah layanan keuangan, seperti dompet digital, akun kredit, serta opsi untuk meminjam, meminjamkan, dan berinvestasi dalam aset digital.

Platform World Liberty Financial juga sangat menarik dengan kemungkinan kolaborasi bersama protokol DeFi berbasis Ethereum, Aave, dan memperkenalkan token tata kelola (governance) yang tidak dapat dipindahkan.

Namun, yang menarik perhatian lebih adalah strategi pemasarannya. Platform ini tidak hanya mengandalkan teknologi, tapi juga memanfaatkan nama besar Trump beserta keluarganya sebagai salah satu daya tarik utamanya. 

Dengan mengaitkan platform ini dengan figur Trump, proyek ini tidak hanya menyasar para penggemar kripto, tetapi juga para pendukung politiknya. 

Perpaduan antara inovasi keuangan dengan identitas politik ini merupakan pendekatan pemasaran yang tidak biasa, yang bisa menjadi faktor penentu kesuksesan atau justru menciptakan masalah bagi kredibilitasnya.

Risiko Pemasaran Figur Publik dalam Kripto

Menggunakan figur publik sebagai wajah dari proyek kripto memang tidak tanpa risiko. Ada beberapa contoh di mana strategi semacam ini justru membawa masalah. 

Contohnya, petinju Floyd Mayweather dan produser DJ Khaled pernah mendukung Centratech, proyek yang kemudian tersandung masalah hukum dan dituduh melakukan penipuan pada 2018. 

Hal serupa juga terjadi dengan bintang NFL, Tom Brady, yang menjadi pemeran utama dalam iklan FTX, pada akhirnya platform tersebut mengalami keruntuhan yang meninggalkan kerugian besar bagi investor.

Dalam kasus WLFI, waktu peluncuran proyek yang berdekatan dengan pemilu presiden menimbulkan pertanyaan. 

Beberapa pihak mempertanyakan keputusan Trump untuk meluncurkan proyek besar ini di saat dia sedang berkampanye. 

Kritik menyatakan bahwa proyek ini bisa menjadi distraksi atau mungkin upaya memanfaatkan brand politiknya untuk tujuan komersial. 

Masalah Keamanan dan Penipuan di Sekitar World Liberty Financial

Tantangan lain yang muncul adalah masalah keamanan. Sejak diumumkan oleh Trump pada 12 September pada akun resminya.

World Liberty Financial telah menjadi sasaran serangan peretas dan penipu, mulai dari klaim palsu hingga peretasan akun media sosial anggota keluarga Trump. 

Akun X Lara Trump dan Tiffany Trump bahkan digunakan oleh peretas untuk mempromosikan tautan palsu yang terkait dengan proyek ini.

Masalah keamanan ini menjadi pengingat bahwa dunia kripto, meski menawarkan potensi besar, tetap penuh risiko. 

Strategi Pemasaran Brilian atau Taruhan yang Berisiko?

Pada dasarnya, strategi marketing yang dilakukan pada platform World Liberty Financial sangatlah ambisius, dengan memanfaatkan pengaruh figur publik untuk mempromosikannya.

Keterlibatan Donald Trump, terlebih dengan sikapnya yang mendukung kripto memberikan pengakuan dan sorotan instan, tapi juga membuka pintu bagi pengawasan yang lebih ketat, terutama karena proyek ini diluncurkan di tengah kampanye pemilu. 

Dalam dunia kripto yang bergerak cepat dan kadang tidak terduga, kesuksesan sebuah proyek sangat bergantung pada kredibilitasnya dan kemampuannya memenuhi janji-janji yang diungkapkan.

Donald Trump Deklarasikan Diri Sebagai Presiden Kripto AS

Penggunaan figur publik dalam pemasaran kripto bukanlah hal baru, tapi tetap merupakan pedang bermata dua. 

Perhatian yang dihasilkan bisa menjadi keuntungan besar, tapi jika tidak dikelola dengan baik, bisa saja menjadi bumerang. Apakah proyek ini akan sukses atau justru mengalami kegagalan masih belum bisa dipastikan. 

Yang jelas, kesuksesan proyek ini tidak hanya bergantung pada teknologinya, tetapi juga pada kemampuannya menghadapi tantangan persepsi publik, keamanan, dan kepercayaan di pasar yang kompetitif dan sering kali skeptis. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait