Kabar soal Alibaba mempunyai hak paten teknologi blockchain-aset kripto terbanyak sebenarnya sudah lama terdengar. Hanya saja, kajian terbaru ini menegaskan pencapaian luar biasa itu.
Mendaftarkan paten untuk blockchain adalah cerminan inovasi sebuah perusahaan ataupun organisasi. Paten itu, jikalau memang akan digunakan, bisa menjadi pemasukan kepada perusahaan atas hak pakai ataupun lisensi.
Sebuah kajian dari Kisspatent menyebutkan, bahwa Alibaba Group adalah pemegang paten blockchain terbesar pada tahun 2020, 10 kali lipat lebih banyak daripada IBM.
Sedangkan pada tahun lalu, selain Alibaba ada sejumlah perusahaan yang berlomba mendaftarkan paten teknologi blockchain-aset kripto, di antaranya adalah Bank of America dan nChain.
Memang saat ini Alibaba dan IBM bersaiang ketat soal paten itu. Di belakang IBM, adalah Mastercard, Nchain dan Walmart.
“Perusahaan-perusahaan blockchain tidak secara langsung mengajukan paten, tetapi lewat perusahaan Fortune500. Menariknya, perusahaan nChain, yang didirikan oleh tokoh kontroversial Craig Wright adalah satu-satunya perusahaan blockchain murni,” jelas Dr D’vorah Graeser dari Kisspatent.
Kisspatent menyoroti bahwa klaim nChain didasarkan pada angka-angka yang disebutkan dalam siaran pers, tetapi jumlahnya dapat mencakup banyak yang belum dipublikasikan, ditambah mereka mungkin menghitung aplikasi internasional yang diajukan di beberapa negara sebagai pengajuan permohonan paten yang terpisah.
Namunm kajian Kisspatent tampak kurang lengkap, karena tidak mencakup perusahaan seperti Reechain, Webank, dan Tencent.
Chinadaily.com menunjukkan bahwa ketiga perusahaan China ini adalah pemegang paten blockchain teratas. Menurut perkiraan publikasi regional, IBM memiliki 240 paten blockchain, Rechain 279, Webank 282, dan nChain memiliki total 402 paten.
Media Tiongkok itu juga menunjukkan, bahwa Tencent memiliki sejumlah besar paten blockchain dengan jumlah mencapai 724. Alibaba Group masih memimpin dengan 1.505 pengajuan paten blockchain. [red]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.