Harga XRP telah melonjak dan melampaui level US$2,40 dan berhasil menarik perhatian banyak pelaku pasar, baik yang baru mulai melirik maupun yang sudah lama mengamati gerak-geriknya.
Namun, justru saat euforia ini memuncak, data on-chain memperlihatkan sinyal berbeda. Ada pergerakan besar-besaran dari dompet pribadi menuju bursa yang bisa saja menandai babak baru, yaitu fase distribusi.
Alih-alih terus menimbun, para pemegang besar tampaknya mulai “menghantarkan” XRP-nya ke pasar terbuka.
Dalam bahasa sederhananya, ini bisa jadi pertanda bahwa mereka siap mengambil untung. Momen seperti ini cukup mirip dengan situasi ketika seseorang yang sudah lama menyimpan emas akhirnya memutuskan untuk menjualnya ketika harganya berada di puncak.
Arus Masuk XRP ke Bursa Melonjak
Hari ini, tercatat arus masuk XRP ke bursa terpusat sebesar kurang lebih 440.000 koin. Jumlah ini tentu bukan main-main. Jika Anda bayangkan satu orang mentransfer ratusan ribu unit XRP ke bursa, bisa saja itu hanya satu whale. Tapi jika angka sebesar itu muncul secara kolektif, maka sangat mungkin banyak whale sedang bergerak bersamaan.
Dalam konteks aset kripto, arus masuk ke bursa umumnya diasosiasikan dengan niat menjual. Logikanya sederhana, kalau hanya ingin menyimpan, cukup aman di dompet pribadi.
Tapi kalau sudah dipindahkan ke bursa, pasti ada niat melakukan transaksi. Dan transaksi terbesar biasanya terjadi saat harga sedang menggoda.
“Metrik arus masuk whale juga menunjukkan beberapa lonjakan hari ini, memperkuat narasi bahwa pemegang besar memindahkan XRP ke bursa, mungkin untuk mengambil untung,” ungkap analis on-chain Crazzyblockk dari CryptoQuant.
Konteks Harga: Dari Akumulasi ke Distribusi?
Beberapa hari terakhir, pergerakan harga XRP sempat mencuri perhatian. Kenaikannya yang melampaui level US$2,40 membuka ruang spekulasi akan potensi kelanjutan tren bullish.
Namun di sisi lain, pola netflow sebelumnya justru menunjukkan kecenderungan negatif, yang bisa diartikan bahwa banyak orang memindahkan XRP ke dompet pribadi, biasanya sebagai bentuk akumulasi.
Tapi belum lama ini, tampaknya menjadi titik balik. Lonjakan mendadak arus masuk secara umum, ditambah pergerakan whale yang tampak cukup ramai, memunculkan hipotesis bahwa fase distribusi tengah berlangsung. Ini bisa berarti satu hal, di mana banyak yang merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menjual.
Bayangkan jika Anda membeli XRP saat harganya masih US$1,50. Ketika sekarang nilainya melonjak hampir dua kali lipat, siapa yang tidak tergoda menjual?
Risiko Volatilitas Meningkat
Satu hal yang perlu diingat, pergerakan para whale sering kali menjadi indikator awal sebelum pasar yang lebih luas menyusul. Jika pemain besar sudah mulai keluar, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi tekanan jual yang lebih besar dalam waktu dekat. Ini juga berarti risiko volatilitas bisa meningkat.
Bagi para trader jangka pendek, ini tentu bukan kabar baik. Sebab, kondisi pasar yang tidak stabil bisa berarti harga akan berayun dengan cepat dan liar, naik turun dalam waktu singkat, seperti ombak di laut lepas yang tidak bisa diprediksi.
Namun demikian, belum tentu juga ini menjadi awal dari penurunan besar. Bisa saja ini hanya koreksi kecil sebelum naik lebih tinggi. Tapi tetap saja, melihat pergerakan paus yang begitu kompak, perlu ada kehati-hatian ekstra.
Melihat data tersebut, tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa pasar sedang memasuki fase yang lebih “menarik.” Ketika pemain besar sudah mulai melepas sebagian kepemilikan mereka, pertanyaan logisnya adalah, apakah Anda ikut melepas, bertahan, atau justru menambah posisi?
Dalam dunia kripto, pergerakan bisa secepat cuaca di pegunungan. Cerah pagi hari, badai di siang bolong.
Dan di tengah ketidakpastian itu, membaca sinyal-sinyal dari data on-chain seperti ini bisa menjadi semacam barometer. Tidak menjamin arah yang pasti, tapi setidaknya memberi gambaran ke mana angin sedang bertiup. [st]