Undian berhadiah yuan digital kepada masyarakat Shenzhen, Tiongkok beberapa waktu lalu, memang membuat sejumlah pengamat terkesan, tetapi yang menggunakan uang itu sebaliknya, kurang puas.
Hadiah yuan digital senilai US$1,5 juta kepada warga Shenzhen berakhir pada hari Minggu lalu dipuji oleh sejumlah pengamat.
Namun adalah sejumlah keraguan dari beberapa pengguna. Mereka mengatakan mereka lebih suka menggunakan uang elektronik seperti Alipay, karena fitur dan imbalannya dirasa lebih lengkap.
Selama sepekan Bank Sentral Tiongkok (PBOC) memberikan 200 yuan (US$29,75) kepada masing-masing 50.000 warga yang dipilih dalam undian dalam “amplop merah digital”, sebagian bagian dari uji coba yuan digital yang sebagian berteknologi blockchain.
Bank Sentral Tiongkok Klaim Yuan Digital Sudah Capai 3,13 Juta Transaksi
Yuan digital itu bisa diakses dengan aplikasi dompet khusus di ponsel pengguna, tanpa perlu rekening bank.
Untuk berbelanja, pemerintah sudah menyediakan beberapa gerai di kota itu yang menerima transaksi yuan digital, mulai dari toko barang mewah hingga toko makanan ringan.
Uji coba terbesar itu membuat sejumlah pengamat terkesan sebagai langkah maju bagi Tiongkok, mempraktikkan konsep mata uang digital bank sentral alias CBDC (Central Bank Digital Currency) pertama di dunia.
“Program bagi-bagi duit minggu lalu itu benar-benar bermakna bahwa yuan digital telah berpindah dari pengujian internal teoritis ke praktik dunia nyata,” kata Wang Shibin, salah seorang pendiri bursa aset kripto HKbitEX.
Tetapi ini telah memicu kekhawatiran dari beberapa pengamat luar negeri, bahwa jika yuan digital, yang beroperasi di luar infrastruktur keuangan yang ada seperti SWIFT, memenangkan daya tarik internasional, maka itu dapat merusak dominasi dolar AS dari sistem pembayaran global.
Awal bulan ini, tujuh bank sentral termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Jepang, menetapkan prinsip-prinsip utama untuk menerbitkan mata uang digital.
Raymond Yeung, Kepala Ekonom ANZ di Tiongkok, mengatakan yuan digital akan memiliki pengaruh yang lebih besar di dalam negeri, karena dengan memungkinkan pihak berwenang untuk memantau peredaran mata uang lebih dekat.
Itu juga akan membantu mencegah pencucian uang. Ini juga dapat memungkinkan kebijakan moneter yang lebih bertarget atau, secara ekstrim, mengenakan suku bunga negatif pada uang tunai.
Di distrik Luohu di Shenzhen, lebih dari 3.000 toko dari Dolce & Gabbana hingga supermarket menerima yuan digital sebagai metode pembayaran.
Bank Sentral Wajib Simak Prinsip Dasar Mata Uang Digital Ini
Reaksi skeptis di antara beberapa penerima di Shenzhen mengatakan, bank sentral dan pemerintah memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk meyakinkan konsumen tentang manfaat dari yuan digital yang didukung bank sentral itu.
“Alipay dan WeChat Pay sebenarnya sudah lama tidak beroperasi. Jadi, mata uang digital baru ini sebenarnya mirip dengan yang lain yang sudah ada. Menurut saya ini cukup terlambat untuk memulai uji coba,” kata Zhong pengguna yuan digital yang mengaku seorang akuntan.
Zhong mengatakan dia mungkin mempertimbangkan untuk beralih ke mata uang baru itu di masa depan, tergantung pada seberapa nyaman dan aman rasanya.
Menarik pengguna akan sangat bergantung pada insentif untuk memikat pelanggan seperti yang dilakukan oleh Alipay atau WeChat Pay.
Warga Tiongkok memang sudah terbiasa sejak lama membeli barang-barang kebutuhan pokok hingga produk keuangan menggunakan cara itu, kata seorang analis.
“Jadi, sangatlah penting untuk menawarkan kemudahan dan manfaat lain untuk mempromosikan penggunaan yuan digital,” kata G. Bin Zhao, Ekonom Senior PwC di Tiongkok.
Ia mencontohkan, Bank Sentral Tiongkok mungkin bisa mencoba sejumlah cara agar yuan digital bisa lebih diterima, misalnya untuk keperluan subsidi, rekening pensiun atau gaji PNS.
Katanya lagi, agar yuan digital lebih popular, bank dan lembaga lain perlu berinvestasi besar-besaran dalam penerapan, pemasaran dan edukasi. [Reuters/red]