Zebpay, pemroses pembayaran Bitcoin terbesar di India, mengumumkan rencana pindah ke Malta setelah bisnisnya menjadi “pincang” akibat regulasi dan hukum yang berat sebelah, seperti dilansir Bitcoinist, Kamis (18/10).
Menurut Quartz India, Zebpay yang bermarkas di Singapura sudah menyiapkan kantor di Malta. Platform tersebut adalah salah satu paling besar di India, memroses setengah dari semua transaksi perdagangan uang kripto di negara itu.
Tetapi, bulan lalu bursa kripto ini mengumumkan pemberhentian aktivitasnya di India sebagai akibat pelarangan terhadap kripto yang dimandatkan Reserve Bank of India (RBI). Keputusan yang melarang bank melakukan bisnis dengan operator bursa uang virtual mulai berlaku sejak Juli 2018.
Menurut Zebpay, pelarangan RBI tersebut mematikan aktivitas bisnisnya di India. Oleh karena itu, pihak Zebpay tidak punya pilihan lain selain menghentikan operasinya. Perusahaan akan mengembalikan dana pelanggan yang mereka depositkan di rekening Zebpay.
“Pembatasan terhadap rekening bank telah membuat kami dan pelanggan kami pincang, sehingga tidak bisa melakukan transaksi bisnis yang berarti. Pada saat ini, kami tidak bisa menemukan cara yang masuk akal untuk meneruskan bisnis bursa kripto,” tulis Zebpay pada September lalu.
Terlepas dari hubungan sebelumnya dengan India, platform tersebut tidak akan melanjutkan layanan bagi penduduk negara itu. Menurut ketentuan yang tertulis di situs Zebpay, kantornya di Malta akan menyediakan layanan bagi investor di 20 negara Eropa. Negara-negara yang didukung termasuk Italia, Perancis, Jerman, Belgia, Siprus dan Polandia, serta beberapa negara lain seperti Portugal, Slovenia, Hungaria, Latvia, dan Irlandia.
Dari website Zebpay diketahui, perusahaan itu terdaftar di Malta, tepatnya di Jalan Triq Stella Maris, Kota Sliema. Dalam penelusuran di Google Map, kota tersebut berada di sebelah Barat Pulau Malta, tak jauh dari tepi pantai. Di negara pulau itu, Zebpay terdaftar dengan nama Awlencan Innovations Malta Limited.
Zebpay adalah perusahaan teknologi blockchain atau kripto terbaru yang pindah ke negara kepulauan Malta di Mediterania. Berbeda dengan India, pemerintah Malta menunjukkan sikap menyambut bisnis-bisnis kripto.
Baru-baru ini, pemerintah Malta mengambil langkah membuat aturan yang meregulasi beberapa aspek pengembangan pasar uang virtual. Selain itu, pejabat negara, termasuk Perdana Menteri Malta Joseph Muscat, terus memuji potensi uang kripto dan teknologi blockchain.
Bursa-bursa kripto terbesar seperti Binance dan OKEx sudah pindah ke Malta. Selain memindahkan operasi bisnis mereka ke negara itu, kedua perusahaan tersebut terus berpartisipasi memajukan sektor uang digital lokal di Malta.
Dengan minggatnya Zebpay, operator bursa lain di India dikabarkan mencari cara pindah ke negara yang lebih ramah terhadap kripto. Meski demikian, warga lokal tetap dapat memakai platform peer-to-peer untuk membeli dan menjual Bitcoin. Selain Malta, bursa-bursa tersebut dapat mencoba negara seperti Swiss, Singapura dan Dubai.
Di India, beberapa laporan menyebut regulasi yang jelas masih jauh dari realita. Panitia yang didirikan pemerintah untuk menciptakan rancangan regulasi bagi uang virtual belum memenuhi tugasnya. Sementara itu, pelarangan RBI tetap berlaku meski mendapat protes yang berat. [ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.