Di tengah pasar kripto yang masih lesu, peluang menarik bisa ditemukan pada altcoin proyek-proyek blockchain yang undervalued. Beberapa blockchain dengan fundamental kuat masih terbilang murah dibandingkan potensi jangka panjangnya.
Lark Davis, seorang analis kripto, dalam video terbarunya mengungkap empat blockchain yang menurutnya masih memiliki valuasi rendah tetapi memiliki potensi besar ke depan.
4 Altcoin Blockchain yang Masih Undervalued dan Layak Diperhatikan
1. Aptos: Pertumbuhan Pesat dan Teknologi Canggih
Aptos adalah blockchain yang lahir dari pengembang yang sebelumnya bekerja di proyek Diem milik Meta. Meski awalnya terkait dengan proyek Facebook, Aptos kini berdiri sendiri dan mencatat pertumbuhan signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Salah satu metrik yang mencerminkan popularitas suatu blockchain adalah jumlah alamat aktif harian. Aptos berhasil mencapai lebih dari 1,5 juta alamat aktif harian pada Januari lalu dan telah mencatat total 58,6 juta alamat aktif sepanjang waktu.
Angka ini jauh melampaui Ethereum yang hanya memiliki sekitar 700.000 alamat aktif harian pada periode yang sama.
Selain itu, total nilai yang dikunci (TVL) di Aptos meningkat dari sekitar US$200 juta menjadi lebih dari US$1 miliar dalam setahun. Ini menunjukkan kepercayaan yang semakin besar dari komunitas dan investor.
Aptos juga unggul dalam kecepatan transaksi, mampu memproses hingga 160.000 transaksi per detik (TPS). Bahkan, dengan teknologi sharded execution engine yang baru, kapasitas ini bisa meningkat hingga 1 juta TPS.
Tak hanya itu, Aptos juga mulai menarik perhatian institusi besar. Franklin Templeton, perusahaan investasi dengan aset kelolaan lebih dari US$1,5 triliun, mengintegrasikan produk keuangan mereka ke dalam ekosistem Aptos. Ini menjadi sinyal kuat bahwa blockchain ini memiliki daya tarik di sektor keuangan tradisional.
2. IOTA: Kembali dengan Teknologi Baru
IOTA sempat popular di tahun 2017, tetapi kini kembali dengan pembaruan yang signifikan. Protokol Rebase yang baru memungkinkan IOTA mencapai desentralisasi penuh dan kompatibilitas dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), sehingga bisa berinteraksi dengan blockchain lain seperti Ethereum dan Avalanche.
Pembaruan ini juga meningkatkan kecepatan transaksi IOTA hingga 50.000 TPS dengan finalitas kurang dari satu detik. Ditambah dengan mekanisme pembakaran biaya transaksi yang adaptif, ekosistem IOTA menjadi lebih efisien.
Di sisi utilitas, IOTA menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah Kenya untuk digitalisasi perdagangan ekspor mereka seperti kopi dan bunga. Selain itu, IOTA bekerja sama dengan proyek Trade and Logistics Information Pipeline (TLIP) untuk mempercepat pertukaran data perdagangan lintas negara.
Kemampuan untuk mencetak stablecoin secara langsung di jaringan IOTA juga menjadi fitur menarik. Selain itu, staking di IOTA segera hadir, memungkinkan pengguna mendapatkan imbal hasil sambil mendukung keamanan jaringan.
3. Movement Labs: Layer-2 Ethereum dengan Bahasa Move
Movement Labs adalah proyek blockchain yang membangun layer-2 di atas Ethereum dengan menggunakan bahasa pemrograman Move. Bahasa ini awalnya dikembangkan untuk proyek Diem dan kini banyak digunakan oleh blockchain seperti Aptos dan Sui.
Move Network mampu memproses lebih dari 30.000 TPS berkat teknologi Block-STM yang memungkinkan pemrosesan transaksi paralel. Selain itu, Move memperbaiki berbagai kelemahan bahasa pemrograman Solidity, seperti masalah re-entrancy dan data races, yang sering menjadi celah keamanan di kontrak pintar Ethereum.
Movement Labs sudah mendapat dukungan dari investor besar seperti Binance Labs dan Polychain Capital. Dengan lebih dari 150 proyek yang direncanakan akan dibangun di atasnya, jaringan ini berpotensi menjadi pesaing kuat di sektor layer-2 Ethereum.
4. Sei Network: Kecepatan dan Efisiensi Maksimal
Sei Network dikenal sebagai blockchain dengan waktu finalitas yang sangat cepat, hanya sekitar 380 milidetik. Sebagai perbandingan, Ethereum membutuhkan sekitar 13 menit untuk finalitas transaksi, sementara Solana sekitar 2-3 detik.
Keunggulan lain dari Sei adalah skalabilitasnya. Dengan pembaruan Giga Upgrade, jaringan ini dapat mencapai throughput 50 kali lebih besar dibandingkan blockchain lain yang kompatibel dengan EVM.
Sei juga sudah mengintegrasikan CCIP Chainlink untuk mendukung transaksi lintas jaringan, yang semakin meningkatkan fungsionalitasnya di sektor keuangan.
Di sisi adopsi, Sei sudah menjadi salah satu blockchain utama untuk industri gaming. Dengan kecepatan tinggi dan biaya gas yang rendah, Sei menjadi pilihan menarik bagi pengembang game berbasis blockchain.
Dari keempat altcoin blockchain ini, masing-masing memiliki keunggulan tersendiri yang membuatnya menarik sebagai aset undervalued.
Aptos menawarkan pertumbuhan pesat dan daya tarik bagi institusi besar, IOTA kembali dengan peningkatan teknologi yang menjanjikan, Movement Labs membawa inovasi di sektor layer-2 Ethereum, dan Sei Network menghadirkan kecepatan serta efisiensi yang sulit ditandingi.
Menurut Lark Davis, proyek-proyek ini masih memiliki valuasi sekitar US$1 miliar dan berpotensi mengalami kenaikan 5-10 kali lipat jika pasar kembali bullish. Namun demikian, seperti dalam semua investasi kripto, penting untuk melakukan riset sendiri dan memahami risikonya sebelum mengambil keputusan.
“Pasar bisa selalu memburuk sebelum membaik. Anda masih bisa kehilangan semua uang Anda meskipun koin-koin ini berada dalam zona beli yang menarik,” ujar Lark Davis menutup videonya. [st]