4 Sinyal Harga Bitcoin Koreksi Setelah Naik 40 Persen

Setelah mengalami kenaikan 40 persen, harga Bitcoin (BTC) tampak memiliki beberapa sinyal untuk mengalami koreksi.

Setelah kenaikan suku bunga The Fed yang ringan, sebesar 25 bp, harga Bitcoin naik sekitar 5 persen di hari Kamis (2/2/2023). Tetapi, pada saat penulisan, harga mulai kembali lesu, tanda ada sinyal koreksi di sana.

Berikut adalah tanda akan terjadinya koreksi pada harga BTC, dilansir dari Market Watch:

4 Sinyal Harga Bitcoin Koreksi 

Sisi Teknikal Tampak Goyah

Reli Bitcoin pada bulan Januari 2023 adalah sebuah pergerakan yang luar biasa dan menyenangkan bagi para investor.

Harga BTC telah naik sekitar 40 persen hanya dalam satu bulan tersebut, membawa kepercayaan diri investor untuk melihat akhir dari crypto winter.

Tetapi, analis melihat kenaikan di bulan Januari terbentuk dalam likuiditas atau volume yang rendah, seperti dinamika  short-squeeze yang terjadi pada harga saham GameStop dan memecoin di tahun 2021.

Memang, sejak skandal FTX bergulir, likuiditas Bitcoin bergerak rendah, tanda investor sejatinya tidak begitu masuk dalam gelombang yang besar. Itu artinya, ada lebih sedikit pembeli dan penjual di pasar kripto.

Ketika harga melonjak, ada lebih sedikit penjual untuk memenuhi permintaan, sehingga menekan harga ke atas. Hal sebaliknya pun demikian, dapat menyebabkan harga turun dengan kecepatan yang sama.

“Seluruh reli telah dibangun di atas tulang punggung short pasar yang berkelanjutan… Langkah itu mungkin ditafsirkan sebagai organik, tetapi sepenuhnya direkayasa oleh beberapa pedagang,” tulis Analis di bursa kripto Bitfinex.

Demam Altcoin

Sinyal koreksi pada harga Bitcoin dan pasar kripto kian terlihat dari pergerakan altcoin yang lebih kecil, termasuk memecoin.

Harga altcoin yang bermasalah di tahun lalu, seperti Solana (SOL), mengalami kenaikan fantastis di bulan Januari, hampir mencapai 150 persen.

Memecoin seperti Dogecoin dan Shiba Inu juga bergerak pulih, meski belum hadir dalam fungsi yang nyata. Bergerak hanya karena sentimen komunitasnya sendiri.

Reli pada altcoin yang kurang diperhitungkan biasanya mengarah pada hype semata, akan berakhir dengan koreksi hebat lainnya.

Perdagangan Eksotis yang Ramai 

Salah satu perdagangan yang ramai di tahun ini adalah di produk eksotis turunan dari koin ETH yang sedang di-staking. Itu disebut dengan Staked Ether (STETH), yang nilainya sama dengan 1 Ether (ETH).

Meski terlihat biasa saja, analis menilai STETH bukanlah versi asli dari ETH dan ini memiliki masa lalu yang buruk.

“STETH memiliki peran yang sangat besar dalam runtuhnya Celsius dan krisis kredit kripto yang lebih luas,” ujar Kepala Penelitian di Kaiko, Clara Medalie.

Medalie menambahkan bahwa, kesenjangan antara harga STETH dan koin ETH dapat menimbulkan masalah, terutama ketika STETH digunakan oleh pelaku pasar seolah-olah itu adalah hal yang nyata.

Analis menilai, popularitas STETH saat ini mengingatkan pada beberapa peristiwa paling kejam dalam sejarah Bitcoin.

Sisi Makro yang Berantakan

Kenaikan harga BTC dan pasar kripto di tahun ini benar-benar berpegang erat pada sisi makro, di mana data inflasi dan suku bunga telah menjadi pijakan terbaru untuk mencoba pulih.

Tetapi, tidak ada jaminan bahwa ekonomi akan selalu bergerak ke arah yang para investor kripto inginkan.

Melihat korelasi antara pasar kripto dan saham yang masih cukup erat, itu dapat membawa sinyal koreksi pada harga Bitcoin ketika pasar saham jatuh akibat perubahan pandangan pada kebijakan moneter.

“Ada kekhawatiran yang berkembang di pasar bahwa investor mencoba untuk melawan The Fed, mendorong harga lebih tinggi meskipun ada kemungkinan bahwa bank sentral akan mempertahankan kebijakan moneter yang ketat,” ungkap beberapa analis. [st]

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait