Altcoin ENA, native crypto Ethena, tumbuh 395 persen dalam 90 hari dan masuk di 100 besar Altcoin Season Index versi Coinmarketcap. Berikut 5 fakta di balik altcoin bernarasi teknologi synthetic dollar itu, masuk ke potensi pasar stablecoin US$2,8 triliun pada tahun 2028.
1. Usung Teknologi Unik Stablecoin
Nama Ethena merujuk pada nama proyek kripto dan nama platform-nya sekaligus julukan untuk teknologi dan protokolnya. Kriptonya, dengan nama serupa dengan ticker symbol ENA.
Ethena mengusung teknologi dan protokol baru penerbitan stablecoin bernilai 1 banding terhadap dolar AS. Teknologi ini berbasis blockchain Ethereum. Stablecoin mereka, disebut USDe sebagai salah satu produk unggulannya. Dalam satu payung mereka berada di satu organisasi, yakni Ethena Labs.
Berbeda dengan stablecoin popular seperti USDT dari Tether dan USDC dari Circle, termasuk DAI, Ethena tidak menggunakan uang dolar asli, surat uang negara AS ataupun aset lain yang bernilai dolar AS sebagai underlying asset untuk stablecoin USDe mereka.
Sebagai alternatifnya, Ethena menggunakan cara baru, yakni menggunakan kripto popular seperti Bitcoin (BTC) ataupun Ethereum (ETH) sebagai underlying asset alias sebagai collateral (agunan) untuk menstabilkan nilai USDe agar tetap 1 banding 1 terhadap dolar AS. Agar nilai USDe tetap stabil terhadap dolar AS, Ethena menggunakan mekanisme rumit yang disebut dengan delta hedging.
“Delta hedging pada dasarnya adalah strategi manajemen risiko dalam perdagangan derivatif (turunan/non-spot market), di mana posisi short (bertaruh harga turun) dalam perdagangan berjangka (futures) untuk mengimbangi risiko perubahan harga agunan,” terang Redaksi TastyCrypto dalam artikelnya, 17 April 2024 lalu.
Misalnya, jika ETH digunakan sebagai collateral (agunan), maka USDe akan secara dinamis menyesuaikan posisi delta dengan mengambil posisi short terhadap derivatif Ethereum pada platform perdagangan berjangka pihak ketiga seperti Binance, BitMex, ataupun Deribit. Jika harga ETH turun, maka posisi short menjadi menguntungkan, mempertahankan cadangan yang seimbang untuk mendukung nilai USDe tetap stabil.
Bayangkan sebuah timbangan yang memiliki dua sisi, di mana satu sisi diisi dengan aset kripto seperti Ethereum sebagai agunan, sementara sisi lainnya adalah nilai USDe yang ingin dipertahankan tetap setara dengan dolar AS.
Untuk menjaga keseimbangan, Ethena menggunakan strategi delta hedging yang mirip seperti menambahkan atau mengurangi beban di sisi lain timbangan, dengan cara mengambil posisi short terhadap derivatif Ethereum.
Jika harga Ethereum turun, posisi short ini memberikan keuntungan yang seimbang dengan penurunan nilai agunan, sehingga timbangan tetap stabil tanpa terguncang.
Cara ini mereka sebut sebagai synthetic dollar, memberikan perbedaan mencolok dari segi mekanisme dibandingkan stablecoin popular lain.
“USDe dari Ethena berbeda dengan stablecoin fiat seperti USDC atau USDT. USDe adalah synthetic dollar yang didukung oleh aset kripto dan posisi short futures yang saling berhubungan,” sebut Ethena di situs resminya.
Ringkasnya, sistem Ethena hanya mengambil posisi short dalam strategi delta hedging. Tujuan utama dari posisi short ini adalah untuk mengimbangi risiko fluktuasi nilai agunan (BTC dan ETH).
Dengan hanya melakukan short, sistem dapat melindungi nilai agunan ketika harga ETH turun, sehingga nilai USDe tetap stabil terhadap dolar AS.
Ketika harga ETH naik, nilai agunan bertambah, yang secara alami sudah memberikan stabilitas tanpa perlu tambahan posisi long. Strategi ini dirancang untuk memprioritaskan kestabilan.
2. Pendapatan Pasif 27 Persen
Berdasarkan sumber dokumentasi Ethena, pengguna stablecoin USDe bisa mendapatkan pendapatan pasif melalui program staking yang mereka sebut sebagai Internet Bond. Dalam hal ini token USDe dikoversi terlebih dahulu ke token lain, yakni sUSDe (staked USDe) yang nilainya setara. Ketika artikel ini ditulis, Ethena menawarkan imbal hasil sebesar 27 persen (APY). Angka ini tentu saja bisa berubah, bergantung pada performa protokol.
Imbal hasil ini berasal dari dua sumber utama, yakni imbalan yang diperoleh dari staking Ethereum (proses di mana Ethereum digunakan untuk mendukung validasi jaringan blockchain dan memberikan imbalan kepada pengguna).
Dan sumber kedua, dari pendapatan yang dihasilkan oleh funding dan basis spread dari posisi derivatif yang diambil oleh protokol, yaitu selisih antara harga di pasar spot dan harga di pasar futures. Dengan kata lain, program ini memberikan peluang bagi pengguna untuk memperoleh imbalan pasif dari pendapatan protokol.
Pada 7 Desember 2024, Ethena Labs mengklaim di X, protokol itu menghasilkan pendapatan teratas selama seminggu terakhir, sebesar US$19,41 juta, cukup besar dibandingkan dengan Ethereum (US$11 juta). Raihan Ethena itu jauh mengungguli Uniswap (Rp6,2 juta).
3. Investor Raksasa, Termasuk Binance Labs
Teknologi unik yang ditawarkan Ethena menarik perhatian dari investor besar. Di situsnya, tertera sejumlah pendukungnya, yakni DragonFly, Binance Labs, ByBit, OKX Ventures, Deribit, Fidelity, Franklin Templeton, dan Wintermute, termasuk mantan CEO Bitmex, Arthur Hayes.
4. Altcoin Ethena (ENA) sebagai Token Tata Kelola
Altcoin ENA sendiri disebutkan sebagai token tata kelola alias governance token yang diperkenalkan pada April 2024 lalu. Ini memungkinkan para pemegang altcoin ENA memiliki hak suara untuk keberlanjutan proyek kripto baru ini.
Selain itu pemegang altcoin ENA bisa mendapatkan imbalan dengan cara men-staking ENA, tapi dengan besaran yang lebih mini dibandingkan men-stake token USDe.
Di Coinmarketcap, per 8 Desember 2024, harga Ethena (ENA) berada di US$1,03 mengalami kenaikan 12,64 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam 30 hari terakhir, ENA mencatat kenaikan harga sebesar 95,13 persen. Rekor tertinggi dicapai pada 2024 lalu di kisaran US$1,13 per ENA pada 11 April 2024 lalu.
Dalam 90 hari terakhir, harganya sempat mencapai 400 persen dan masuk dalam daftar Altcoin Season Index versi Coinmarketcap di posisi ke-5.
5. Masuk ke Nilai Pasar Stablecoin US$2,8 Triliun di Masa Depan
Dukungan besar dari sejumlah investor ternama dan dengan teknologi yang ditawarkannya, Ethena dapat ditafsirkan masuk ke pangsa stablecoin yang semakin kompetitif.
Pada April 2024, perusahan Bernstein dari AS meramalkan nilai pasar stablecoin berbasis mata uang, seperti dolar dan euro, dapat mencapai US$2,8 triliun pada tahun 2028. Gurihnya pasar stablecoin membuat Ripple masuk ke sektor ini juga dengan RLUSD-nya.
Per 8 Desember 2024, kapitalisasi pasar total stablecoin mencapai sekitar US$203,45 miliar dengan volume perdagangan harian sebesar US$329,98 miliar, di mana stablecoin utama seperti Tether (USDT) memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$135,07 miliar, USD Coin (USDC) sebesar US$40,18 miliar, dan Dai (DAI) sebesar US$$5,39 miliar. Di bawah DAI adalah USDe dengan nilai pasar mencapai US$5,2 miliar.
Stablecoin lain seperti Binance USD (BUSD) dan TrueUSD (TUSD) juga memainkan peran penting, meskipun USDT dan USDC tetap mendominasi pasar, menguasai lebih dari 90 persen dari total kapitalisasi pasar stablecoin.
Per 4 Desember 2024, kapitalisasi pasar USDe mencapai US$4,77 miliar, sempat menyalip DAI dengan US$4,7 miliar.
Peluang altcoin Ethena (ENA) sebagai investasi mungkin terlihat menarik, terutama dengan pertumbuhan harga sebesar 400 persen dalam waktu 90 hari yang menempatkannya di 100 besar Altcoin Season Index.
Ethena, sebagai proyek induk dari ENA, menawarkan teknologi inovatif melalui stablecoin synthetic dollar USDe yang menggunakan strategi delta hedging untuk mempertahankan kestabilan nilai terhadap dolar AS tanpa bergantung pada cadangan fiat.
Imbal hasil tahunan 27 persen dari program Internet Bond, dukungan dari investor besar seperti Binance Labs dan Fidelity, serta prospek pasar stablecoin yang diproyeksikan mencapai US$2,8 triliun pada tahun 2028 menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Namun, investor perlu mempertimbangkan risiko volatilitas pasar dan persaingan ketat di sektor stablecoin, meskipun teknologi unik Ethena dapat memberikan keunggulan kompetitif dalam ekosistem kripto, termasuk untuk mendongkrak harga altcoin Ethena (ENA) di masa depan.
Pendirian Ethena
Ethena Protocol didirikan oleh Guy Young, yang sebelumnya memiliki pengalaman hampir satu dekade di bidang keuangan tradisional, termasuk di perbankan investasi, hedge fund, dan ekuitas swasta. Ethena Labs, perusahaan yang mengembangkan protocol ini, berfokus pada penciptaan stablecoin terdesentralisasi, USDe, yang didukung oleh hasil staking ETH dan perpetual swaps.
Pada Juli 2023, Ethena berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar US$6 juta untuk mempersiapkan peluncuran stablecoin dan aset obligasinya. Hanya dalam dua bulan setelah peluncurannya pada April 2024, total value locked (TVL) dari USDe telah mencapai US$1,5 miliar, mencerminkan minat yang besar terhadap solusi keuangan terdesentralisasi.[ps]