Apa Itu Cryptojacking yang Melonjak 269 Persen Tahun Ini?

Peretasan serta penipuan bukan hal baru di sektor kripto dan terus berlanjut kendati pasar kripto mengalami koreksi mendalam. Telah muncul metode baru dan inovatif untuk meraup untung secara ilegal, yaitu dengan cryptojacking.

Meski tidak seterkenal metode lain, ini merupakan metode peretasan yang popular di tahun 2022 dan menembus rekor baru tahun ini.

Apa Itu Cryptojacking?

Dikenal sebagai penambangan jahat, cryptojacking merupakan proses menggunakan gawai individu yang menjadi korban seperti komputer atau smartphone untuk menambang kripto secara ilegal.

Para kriminal berusaha mencuri daya komputasi dari korban untuk membantu proses penambangan. Melalui metode ini, para pelaku mengeliminasi biaya terkait proses penambangan kripto secara legal.

Aksi penambangan jahat ini umumnya dijalankan setelah korban mengklik tautan tercemar. Metode lain adalah penyematan kode JavaScript pada halaman web, dikenal dengan drive-by crypto mining.

Tergolong sebagai kejahatan siber, aksi ini dikenal tersembunyi dari korban. Tindak kriminal tersebut seringkali tidak terlihat dan tidak disadari oleh korban. Pasalnya, peranti lunak yang menjalankan cryptojacking dirancang agar kriminal tetap tersembunyi dari pantauan.

Penambangan kripto membawa manfaat sehingga imbalan yang didapat oleh penambang setelah menciptakan blok telah menarik minat banyak pihak terhadap industri kripto.

Kendati demikian, memasang peralatan penambangan membutuhkan energi dengan biaya yang tidak sedikit. Sebab itu, kriminal di balik cryptojacking berusaha menyedot energi dari gawai korban.

Laporan SonicWall mengungkap volume global cryptojacking meningkat US$66,7 juta di enam bulan pertama tahun 2022, atau bertambah 30 persen dari tahun lalu. Berdasarkan rekor bulanan, pada bulan Januari tercapai volume US$18,4 juta.

Watcher Guru melaporkan, volume cryptojacking mulai menurun. Selama tren melesu tersebut, volume pada bulan Mei terbilang sangat rendah. Hal itu disebabkan pasar kripto yang mengalami koreksi mendalam secara global.

Selain itu, para kriminal menargetkan industri ritel dan keuangan. Persentase serangan tersebut yang menargetkan industri ritel telah mencapai 63 persen. Sementara serangan terhadap industri keuangan mencapai 29 persen.

Menanggapi pertumbuhan tersebut, SonicWall menjelaskan, “Tidak seperti ransomware yang terlihat jelas dan membutuhkan komunikasi dengan korban, cryptojacking dapat berhasil tanpa korban menyadari sama sekali.”

Bagi kriminal siber yang ingin bersembunyi, cryptojacking yang memiliki resiko rendah merupakan opsi kendati dengan potensi imbalan yang lebih kecil. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait