Apa Itu Spot Bitcoin ETF yang Diperjuangkan Raksasa BlackRock dan Fidelity?

Beberapa hari lalu raksasa keuangan asal AS BlackRock  mengajukan permohonan untuk penerbitan produk keuangan spot Bitcoin ETF. Langkah itu memicu sentimen positif terhadap BTC dan pasar crypto secara global.

Terbaru, Fidelity juga dikabarkan melakukan hal serupa. Harga BTC pun memuncak di level terbaru sepanjang 2023, yakni lebih dari US$31 ribu. Namun tidak banyak yang memahami hakikat dasar dari produk keuangan mirip reksadana itu.

Asal tahu saja, BlackRock adalah penerbit produk ETF terbesar di AS dan di dunia lewat iShares dan AS sendiri adalah pasar ETF terbesar di dunia, mencapai US$3,4 triliun, dan nomor dua dipegang Eropa.

Apa Itu BlackRock?

BlackRock adalah perusahaan manajemen investasi multinasional yang berbasis di New York. Didirikan pada tahun 1988, BlackRock awalnya fokus pada manajemen risiko perusahaan dan pengelolaan aset institusional dalam bentuk pendapatan tetap.

Saat ini, BlackRock adalah manajer aset terbesar di dunia, dengan total aset yang mencapai US$8,59 triliun pada per 31 Desember 2022.

Sebagai gambaran besaran aset kelolaan itu, mari kita bandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) beberapa negara.

Pada tahun 2021, PDB AS sekitar US$22,67 triliun, sehingga aset BlackRock yang dikelola sekitar setara dengan sekitar 38 persen dari PDB AS.

Sebagai perbandingan lainnya, PDB Indonesia tahun 2021 mencapai US$1,186 triliun. Jadi, kalau BlackRock adalah sebuah negara, maka nilai aset yang berputar yang dikelola perusahaan jauh lebih besar daripada Indonesia.

Jikalau ditilik dari nilai pasar, nilai aset BlackRock juga dapat dibandingkan dengan kapitalisasi pasar perusahaan yang terdaftar di bursa saham. Pada tahun 2022, kapitalisasi pasar Apple, salah satu perusahaan terbesar di dunia, sekitar US$3 triliun.

Oleh karena itu, aset BlackRock yang dikelola hampir tiga kali lipat dari kapitalisasi pasar Apple.

Nilai aset BlackRock dapat dibandingkan dengan pesaingnya di industri manajemen aset.

Sebagai contoh, Vanguard Group, perusahaan manajemen aset terkemuka lainnya, memiliki sekitar US$7,4 triliun dalam aset yang dikelola pada tahun 2022, sehingga aset BlackRock lebih tinggi sekitar US$1,19 triliun.

Relasi BlackRock dan Bitcoin 

Bitcoin lahir dari tangan Satoshi Nakamoto pada tahun 2008 di tengah kekacauan ekonomi global kala itu. Baru pada tahun 2009 blockchain Bitcoin diluncurkan kali pertama.

Setahun setelahnya sebuah crypto exchange sederhana lahir secara daring dan menarik perhatian segelintir orang kala itu.

Untuk kali pertama manusia menggunakan sistem uang elektronik sekaligus sistem pembayaran tanpa melalui bank dan tidak ada entitas sentral yang mengaturnya.

Hingga menjelang tutup tahun 2020, ketika BTC semakin popular dan akarnya menguat, Larry Fink, CEO Blackrock, mengatakan bahwa Bitcoin bisa tumbuh menjadi aset bernilai berskala global.

Sebelumnya, jelang akhir November 2020, hal senada disampaikan oleh CIO Blackrock, yakni Rick Rieder.

Sejak tahun itu pula BlackRock kerap memberikan komentar terhadap dinamika pasar crypto secara umum, khususnya terhadap BTC. Ini mudah ditafsirkan bahwa perusahaan besar itu memberikan minat khusus terhadap kelas aset baru ini.

Bahkan pada Agustus 2022 BlackRock mengumumkan bermitra dengan crypto exchange Coinbase untuk menyiapkan produk investasi Bitcoin (BTC) bagi investor institusi.

Itu adakah cikal bakal rencana BlackRock terkait permohonan menerbitkan produk spot Bitcoin ETF yang diajukannya ke SEC, di mana Coinbase ditunjuk sebagai lembaga kustodian BTC.

Bahkan pada Maret 2023, BlackRock menyampaikan pandangan positifnya terhadap blockchain, bahwa perusahaan manajemen aset terbesar di dunia itu sedang menjajaki tokenisasi saham.

Dari sejumlah catatan bulanan BlackRock, perusahaan ini kerap memberikan titik berat yang cukup banyak terkait Bitcoin.

Apa Itu ETF?

ETF (Exchange-Traded Fund) adalah jenis investasi kolektif yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham.

ETF dirancang untuk melacak atau mencerminkan kinerja indeks pasar atau kelompok aset tertentu, seperti indeks saham, obligasi, komoditas, atau sektor industri.

Di AS, Bitcoin dan ETH digolongkan sebagai komoditas sehingga bisa diperdagangkan secara derivatif di bursa berjangka Chicago Mercantile Exchange (CME).

ETF mirip dengan reksa dana, namun memiliki beberapa perbedaan utama. Misalnya dalam hal struktur, ETF sering kali terstruktur sebagai perusahaan investasi terbuka (open-end), mirip dengan reksa dana.

Namun, ada juga ETF yang berstruktur sebagai trust atau partnership. Struktur ini memungkinkan investor untuk membeli atau menjual saham ETF secara langsung di pasar sekunder.

Ditilik dari diversifikasi ETF memberikan paparan kepada investor terhadap portofolio yang terdiversifikasi dari berbagai instrumen keuangan yang membentuk indeks atau kelompok aset yang diikuti oleh ETF tersebut.

Itu membantu mengurangi risiko spesifik dari satu perusahaan atau sekuritas.

Nah, pada Oktober 2021 Bitcoin ETF Berjangka pertama di AS akhirnya diperdagangkan di Bursa Efek New York (NYSE) besutan Proshares (bersimbol BITO).

Nilainya berdasarkan indeks Bitcoin Futures di CME, bukan berdasarkan nilai BTC di pasar spot, yang beradal dari crypto exchange.

ETF ini juga diperdagangkan di bursa efek Hong Kong sejak Desember 2022, di mana per 26 Juni 2023 terkuak bahwa HSBC Sekuritas Hong Kong mengizinkan para nasabahnya untuk memperdagangkan ETF itu.

Sedangkan spot Bitcoin ETF kali pertama di dunia justru lahir di Kanada pada Februari 2021 yang nilai pasar ETF-nya jauh lebih kecil daripada di AS.

Nah, pasar dunia dan AS menyasar jenis ETF yang nilainya berdasarkan nilai BTC di pasar spot. Dan sudah banyak perusahaan manajemen aset di AS yang mengajukannya sejak tahun 2020.

Nah, langkah BlackRock pada pekan lalu itulah yang memicu semangat baru, bahwa SEC bisa saja merestui spot Bitcoin ETF pertama di AS pada tahun ini juga.

ETF Ibarat Keranjang Belanja

Untuk mempermudah pemahaman kita terhadap ETF, mari kita buat sebuah perumpamaan. Bayangkan ETF adalah keranjang atau wadah untuk menyimpan beragam aset.

Bayangkan Anda pergi berbelanja ke toko bahan makanan dan ingin membeli berbagai macam buah. Alih-alih memilih buah satu per satu, Anda memutuskan untuk membeli keranjang buah.

Keranjang buah tersebut sudah diisi sebelumnya dengan campuran berbagai jenis buah seperti apel, jeruk, pisang dan anggur. Dengan membeli keranjang buah, Anda mendapatkan berbagai pilihan buah dalam satu paket.

Dalam analogi ini, toko bahan makanan mewakili bursa efek di mana ETF itu diperdagangkan berdasarkan supply dan demand.

Keranjang buah mewakili ETF, yang memegang portofolio aset yang terdiversifikasi, seperti saham, obligasi, komoditas dan BTC. Sedangkan, berbagai jenis buah di dalam keranjang mewakili berbagai aset atau sekuritas yang dimiliki oleh ETF.

Sama seperti keranjang buah memungkinkan Anda dengan mudah mengakses dan mendiversifikasi pilihan buah Anda, ETF menyediakan cara yang nyaman dan efektif biaya untuk mengakses portofolio aset yang terdiversifikasi.

Dengan membeli saham ETF, investor secara tidak langsung memiliki sebagian dari aset yang mendasari yang dimiliki oleh ETF, mendapatkan keuntungan dari kinerja seluruh keranjang buah daripada mengandalkan investasi individu.

Seperti halnya Anda bisa menukar keranjang buah di toko bahan makanan, ETF dapat dibeli dan dijual di bursa efek, memberikan likuiditas dan fleksibilitas kepada investor.

Selain itu, mirip dengan cara Anda dapat memilih berbagai jenis keranjang buah berdasarkan preferensi Anda.

Misalnya, keranjang buah dengan buah-buahan tropis atau keranjang buah dengan buah-buahan organik, ada berbagai jenis ETF yang tersedia yang sesuai dengan berbagai strategi investasi, sektor atau kelas aset.

Apa Itu Spot Bitcoin ETF?

Spot Bitcoin ETF (Exchange-Traded Fund) adalah instrumen investasi yang memberikan paparan terhadap Bitcoin dan pasar spot Bitcoin yang mendasarinya.

Berbeda dengan Bitcoin ETF berbasis kontrak berjangka atau derivatif, spot Bitcoin ETF bertujuan untuk langsung memiliki dan melacak harga Bitcoin.

Konsep dari spot Bitcoin ETF melibatkan pembelian dan penyimpanan yang aman atas Bitcoin yang sebenarnya di perusahaan kustodian.

Penerbit ETF atau pengelola dana memperoleh Bitcoin dan menerbitkan saham kepada investor, yang kemudian dapat memperdagangkan saham tersebut di bursa efek. Harga saham ETF umumnya dirancang untuk mencerminkan pergerakan harga Bitcoin itu sendiri.

Jadi, para trader Bitcoin ETF tidak secara langsung memiliki dan memegang BTC asli, melainkan hanya berupa saham yang mewakili kepemilikan atas aset kripto itu.

Spot Bitcoin ETF menawarkan beberapa keuntungan potensial bagi investor. Pertama, mereka menyediakan cara untuk berinvestasi dalam Bitcoin tanpa perlu secara pribadi mengelola atau menyimpan aset crypto tersebut.

Kedua, ETF menawarkan keuntungan likuiditas, perdagangan dan akses yang mudah, serupa dengan ETF lain yang terdaftar di bursa efek.

Selain itu, ETF adalah produk investasi yang relatif diatur (teregulasi), yang mungkin menarik bagi investor yang mencari instrumen investasi yang lebih mapan dan diawasi untuk paparan Bitcoin.

Jadi, dalam perdagangan spot Bitcoin ETF, trader tidak secara langsung memperdagangkan aset BTC yang asli, melainkan dalam bentuk saham di bursa efek, di mana nilainya berdasarkan dinamika perdagangan BTC di pasar spot dan bukan dari pasar BTC derivatif di CME.

Dapat disimpulkan, spot Bitcoin ETF adalah instrumen investasi yang memberikan paparan terhadap Bitcoin dan pasar spot Bitcoin.

Dalam spot Bitcoin ETF, Bitcoin yang sebenarnya dibeli dan disimpan oleh perusahaan kustodian (dalam konteks BlackRock kelak, kustodian adalah Coinbase), sementara investor memperoleh saham ETF yang mencerminkan harga Bitcoin.

Spot Bitcoin ETF menawarkan cara yang nyaman dan teregulasi untuk berinvestasi di Bitcoin tanpa perlu mengelola atau menyimpan aset secara langsung, baik di crypto exchange atau private wallet.

ETF ini juga menyediakan likuiditas, perdagangan, dan akses yang mudah, mirip dengan ETF lainnya yang diperdagangkan di bursa efek.

Meskipun belum ada spot Bitcoin ETF yang disetujui di AS, upaya untuk memperoleh persetujuan terus dilakukan oleh berbagai perusahaan, termasuk BlackRock.

Sektor ETF secara keseluruhan terus berkembang dan menjadi pilihan popular bagi investor yang ingin mendapatkan paparan terhadap aset-aset yang terdiversifikasi dalam satu investasi. [st]

 

 

 

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait